Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meriahnya Parade 1.001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat di Sumba Barat

Kegiatan yang berpusat di lapangan Manda Elu, depan rumah jabatan Bupati Sumba Barat, Sabtu (7/7/2018), dipadati oleh ribuan warga dan wisatawan domestik dan mancanegara.

Dua acara yang telah menjadi event tetap nasional itu dibuka oleh Gubernur NTT yang diwakili Asisten II setda Provinsi NTT, Alexander Sena.

Hadir juga dalam acara itu, Konsul Timor Leste di Kupang, Fransisco M.C.P. Jeronimo, Perwakilan dari Kementerian, Anggota DPRD NTT Noviyanto Umbu Pati Lende, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu, Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole dan sejumlah pejabat forum komunikasi pimpinan daerah Sumba Barat.

Acara itu dimulai dengan Festival Tenun Ikat yang diikuti oleh 150 perempuan dengan mengenakan baju kaos oranye yang dipadu dengan kain adat dari berbagai kecamatan di Sumba Barat.

Ratusan perempuan tersebut kemudian duduk di tempat yang disediakan oleh panitia kemudian mereka masing-masing mulai menenun dengan motif kain tenunan yang berbeda.

Saat sedang menenun, para lelaki yang mengenakan pakaian adat, kemudian menunggangi sebanyak 1.001 kuda dan melakukan parade dengan titik start di depan kantor Camat Waikabubak, kemudian menyusuri jalan protokol di wilayah itu dan finish di depan rumah jabatan Bupati Sumba Barat.

Kepala Dinas Pariwisata Marius Ardu Jelamu mengatakan dua kegiatan ini sudah menjadi event tetap nasional yang digelar setiap tahunnya.

"Ini sudah kali yang kedua, kita gelar Parade 1.001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat. Kegiatan perdananya, digelar pada Tahun 2017 lalu,"ucap Marius kepada Kompas.com.

Dua kegiatan ini, lanjutnya, bertujuan untuk memperkenalkan ke pentas nasional dan dunia tentang budaya asli Sumba.

Marius pun berharap, branding Sumba akan semakin hidup. Sumba Barat, sebut dia, memiliki branding internasional yakni Nihiwatu sebagai hotel terbaik di dunia.

"Oleh majalah Focus asal Jerman, menulis bahwa Pulau Sumba sebagai salah satu pulau terindah di dunia. Ini branding yang kuat bagi NTT dan ini branding Indonesia," sebutnya.

Menurut Marius, animo masyarakat dan wisatawan domestik serta mancanegara dalam mengikuti kegiatan ini sangat tinggi. Itu terbukti dengan tumpah ruahnya ribuan orang di pinggir jalan tempat parade kuda berlangsung.

Dampak positif dari kegiatan ini, lanjutnya, masyarakat mulai terdorong untuk memelihara kuda Sandalwood karena mereka diberi apresiasi dan diberi tempat dalam pembangunan dengan cara ini.

Tentunya kegiatan ini meningkatkan martabat, budaya dan kuda itu bagian dari kebudayaan bagi masyarakat Sumba. Mereka merasa pemerintah sangat menghargai usaha mereka.

Marius mengatakan pihaknya ingin menunjukkan kepada publik bahwa selain kuda, festival ini juga melengkapinya dengan tenun ikat.

"Bagaimana proses pembuatan tenun ikat yang sangat menarik dan kita ingin memberikan pembelajaran bagi generasi muda bahwa seni budaya itu identitas martabat yang keaslian harus dipertahankan, karena itu daya tarik, sangat unik dan tidak berada di tempat lain," tuturnya.

Bupati Sumba Barat Agustinus Niga Dapawole mengaku bangga karena Sumba Barat menjadi tempat berlangsungnya kegiatan berskala nasional itu.

Agustinus pun merasa senang, karena banyak sekali warga, tamu undangan dan wisatawan yang hadir dalam kegiatan itu

"Ini jelas berdampak terhadap pendapatan asli kabupaten. Tentunya kita tetap akan terus menjaga pelestarian kuda sandel di Sumba. Termasuk juga dengan tenun ikat Sumba," tutupnya.

Parade 1.001 Kuda Sandalwood dan Festival Tenun Ikat, akan digelar di dua kabupaten di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), tanggal 7-12 Juli 2018 mendatang.

Dua kabupaten yang siap menggelar event yang sudah menjadi branding internasional itu yakni Sumba Barat dan Sumba Timur.

Rencana semula digelar di empat kabupaten dan mulai berlangsung pada tanggal 5 Juli 2028. Namun akhirnya hanya dua kabupaten yang siap. Dua kabupaten yang menunda yakni Sumba Tengah dan Sumba Barat Daya.

Alasan dua kabupaten tersebut menunda kegiatan akbar itu, karena berkaitan dengan pemilihan bupati dan wakil bupati. Di dua kabupaten itu, masih fokus untuk melakukan penghitungan suara.

Parade kuda sandalwood yang dipadu dengan tenun ikat, berlangsung pada Sabtu (7/7/2018) mendatang di Lapangan Manda Elu, Waikabubak, Sumba Barat.

Selanjutnya, pembukaan Festival Tenun Ikat akan digelar pada Kamis (12/7/2018) pukul 9.00 Wita di lapangan Pahlawan, Waingapu, Kabupaten Sumba Timur.

https://travel.kompas.com/read/2018/07/08/142000527/meriahnya-parade-1.001-kuda-sandalwood-dan-festival-tenun-ikat-di-sumba-barat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke