Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menyaksikan Kemunculan Hiu Paus di Perairan Gorontalo

Jangan berspekulasi datang ke Gorontalo setelah membaca pemberitaan melalui media bahwa ada hiu paus di Botubarani, dengan harapan bisa menyaksikan hewan besar tersebut.

Melihat hiu paus di Botubarani tidak seperti pergi ke Seaworld, kebun binatang, atau taman safari. Ikan terbesar ini tidak berada dalam kurungan jala atau ada dalam beton di pinggir pantai.

Hiu paus ini bebas di laut, ke mana saja yang disukai. Satwa liar ini tidak setiap hari atau bulan ada di Botubarani.

Memang, sejak 2016, hiu paus dapat disaksikan di perairan Botubarani. Lokasinya cukup ditempuh dengan kendaraan bermotor selama setengah jam dari pusat kota Gorontalo. Atau, satu setengah jam dari Bandara Jalaluddin Gorontalo.

Tiba di pantai Botubarani, hanya dengan puluhan kayuhan dayung, hiu paus sudah bisa dilihat. Untuk melihat hiu paus ini, cukup gunakan perahu bercadik dengan kapasitas dua sampai tiga orang.

Tiga hingga enam ekor hiu paus bisa dilihat. Ada kalanya, hanya dua ekor.

Faktor lain, seperti kondisi bulan di langit. Bila menjelang bulan mati, hiu paus sulit untuk disaksikan. Ini karena saat-saat seperti itu, musim ikan nike. Ikan-ikan kecil ini menjadi mangsa hiu paus. Hiu paus bergeser ke tempat munculnya ikan nike.

Seperti pada Sabtu (6/7/2018) ketika saya berada di Botubarani. Hanya satu ekor hiu paus berukuran kecil yang terlihat. Saat itu, adalah bulan 21 di langit, sebagai awal musim nike.

Faktor oseanografi, seperti arus juga mempengaruhi pergerakan hiu paus. Apalagi bila ditambah dengan air yang keruh. Bila Gorontalo dilanda hujan lebat seharian, air yang mengalir di sungai-sungai keruh.

Air yang keruh ini, bermuara di Pelabuhan Gorontalo, ada kalanya terbawa arus sampai ke Botubarani yang menyebabkan kecerahan air berkurang, apalagi bila menyelam. Tanpa diketahui, tiba-tiba hiu paus sudah berada di dekat kita.

Ada baiknya, bila ingin menyaksikan hiu paus dari perahu atau menyelam, lakukan pada pagi hari.

Hiu paus di perairan Botubarani bisa disaksikan tiga sampai empat bulan. Tahun 2018, hiu paus muncul sejak awal Mei.

Tahun ini, wisatawan dari berbagai negara datang untuk menyaksikan hiu paus ini. Mereka  berasal dari negara Perancis, Jerman, Kanada, Selandia Baru, dan Austria. Selain itu, Spanyol, Swiss, Denmark, dan Belanda.

Wisatawan dalam negeri kebanyakan dari Jakarta, Bandung, Bogor dan Makassar, serta wisatawan lokal di Gorontalo.

Keberadaan hiu paus (Rhincodon typus) di perairan Gorontalo bukan baru terlihat tiga tahun terakhir. Dari zaman purbakala ikan raksasa ini melintasi Gorontalo.

Di Gorontalo, hiu paus ini disebut dengan nama lokal munggiyango hulalo. Dan sudah 10 tahun hiu paus terekam di perairan Gorontalo, Teluk Tomini.

Miguel's Diving Gorontalo telah mencatat kemunculan Whale Shark pada 16 September 2008. Arsip Miguel's Diving menyebutkan hiu paus ini memiliki panjang empat meter.

Pada 2010, wisatawan yang melakukan penyelaman melalui jasa wisata Miguel's Diving merekam melalui video hiu paus di Gorontalo. Terdapat dua rekaman video hiu paus ini.

Pertama, dipublikasikan 7 Maret 2010 oleh Dave Ehrmann. Durasi video ini 48 detik. Video kedua, dipublikasi 21 Maret 2010 oleh John Kingdom, dengan durasi 32 detik.

April 2013, Rantje Allen dari Miguel's Diving memotret hiu paus dengan panjang berkisar enam sampai tujuh meter di perairan Gorontalo.

Selanjutnya, Agustus 2014 Yunis Amu juga dari Miguel's Diving, memotret hiu paus ini.

Tahun 2015, nelayan melaporkan kemunculan hiu paus di perairan Botubarani, Kabupaten Bone Bolango.

Setahun kemudian, pada April 2016, lokasi di perairan Botubarani menjadi destinasi wisata hiu paus di Gorontalo.

Bila menyaksikan hiu paus yang muncul didekat perahu, tidak perlu menyentuhnya. Cukup mengambil gambar saja.

https://travel.kompas.com/read/2018/07/12/092400127/menyaksikan-kemunculan-hiu-paus-di-perairan-gorontalo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke