Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menelusuri Jejak-jejak Komodo Flores (1)

Penetapan itu pada zaman Orde Baru yang diperuntukkan di Taman Nasional Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Selama ini para peneliti asing dan Indonesia selalu melakukan kajian ilmiah tentang keberadaan binatang purba yang masih hidup hingga saat ini.

Bahkan, Taman Nasional Komodo menjadi destinasi utama kunjungan wisatawan asing dan Nusantara untuk melihat langsung binatang langka yang masih hidup hingga saat ini.

Ribuan wisatawan asing dan Nusantara terus membeli paket perjalanan wisata ke Loh Liang, Pulau Komodo dan Loh Buaya, di Pulau Rinca. Dua pulau kecil ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Balai Taman Nasional Komodo.

Semakin gencarnya promosi komodo oleh berbagai pihak, baik Kementerian Pariwisata maupun agen-agen perjalanan wisata di seluruh dunia memberikan dampak positif bagi peningkatan pendapatan ekonomi bagi sebagian masyarakat dan pelaku-pelaku pariwisata di Indonesia, baik di Bali maupun di Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

Agen-agen perjalanan wisata dunia selalu menjual paket perjalanan wisatanya menuju ke Taman Nasional Komodo untuk melihat langsung binatang langka yang masih hidup di bumi Indonesia, khususnya di Manggarai Barat.

Bahkan, kapal-kapal pesiar dari seluruh dunia dengan membawa wisatawan asing dan Nusantara selalu berwisata ke Taman Nasional Komodo.

Bahkan, Labuan Bajo sudah ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata RI sebagai satu dari 10 destinasi utama di Indonesia. Selain itu media-media asing dan Asia sudah menetapkan kawasan Taman Nasional Komodo sebagai destinasi unggulan di Indonesia.

Upaya-upaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan asing dan Nusantara ke kawasan Taman Nasional Komodo di promosikan saat era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelenggarakan Sail Komodo 2013.

Promosi semakin gencar dilakukan saat Presiden Joko Widodo dengan menetapkan Labuan Bajo sebagai Badan Otoritas Pariwisata (BOP).

Pameran-pameran internasional yang dilaksakan di Berlin, Jerman terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata.

Selain itu, lembaga-lembaga swasta di Indonesia terus mempromosikan keunikan komodo bersama dengan alamnya.

Semua mata dunia tertuju ke kawasan Taman Nasional Komodo untuk menyaksikan dan melihat langsung binatang langka yang masih hidup hingga saat ini dan seterusnya.

Pasca Sail Komodo 2013

Penyelenggaraan Sail Komodo 2013 memberikan dampak yang positif dengan terus meningkatnya kunjungan wisatawan asing dan Nusantara.

Bahkan, bertumbuh subur agen-agen perjalanan wisata di Kota Labuan Bajo maupun di seluruh Pulau Flores.

Selain itu pemandu-pemandu wisata di Kota Labuan Bajo, baik perseorangan maupun melalui biro perjalanan terus meningkat untuk melayani wisatawan asing dan Nusantara yang berkunjung ke kawasan Taman Nasional Komodo.

Pada tahun 2017, dalam rentang waktu Januari hingga April, jumlah wisatawan yang berkunjung mencapai 38.147 orang.

Sedangkan tahun 2018 dari Januari sampai April terdapat 45.630 orang wisatawan yang berkunjung ke kawasan Taman Nasional Komodo, khususnya maupun di seluruh Manggarai Barat pada umumnya.

Dari ribuan wisatawan yang berkunjung ke Manggarai Barat, uang miliaran rupiah berputar pada perekonomian di kabupaten paling barat Pulau Flores ini.

Selama ini semua pihak gencar mempublikasikan keunikan-keunikan binatang komodo yang hidup dan tinggal di kawasan Taman Nasional Komodo.

Namun, fakta berbicara lain, binatang komodo bukan hanya hidup di kawasan Taman Nasional Komodo melainkan binatang ini hidup dan tinggal di habitat pulau-pulau kecil di daratan Pulau Flores.

Fakta ini berdasarkan penelitian dari Yayasan Komodo Survival Program (KSP) bekerja sama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur dan Taman Nasional Komodo.

Binatang komodo hidup dan tinggal di kawasan Selatan dan Utara dari Pulau Flores.

Bahkan Balai Besar Konservasi Sumber Alam NTT sudah menempatkan petugas dan staf di Cagar Alam Wae Wul serta di kawasan 17 Pulau Riung, Kabupaten Ngada, selain itu binatang Komodo juga hidup dan tinggal di Pulau Longos.

Pada Sabtu (21/7/2018), warga menangkap komodo di sekitar perkampungan Watu Bari, Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat.

Penangkapan komodo di sekitar perkampungan Watu Bari merupakan temuan baru bahwa sesungguhnya Pulau Flores tempat hidup dan tinggal binatang raksasa langka di dunia ini.

Komodo Flores Minim Publikasi dan Promosi

Hasil penelitian dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT bersama dengan peneliti dari Yayasan Komodo Survival Program (KSP) sudah memastikan bahwa komodo hidup dan tinggal di kawasan pulau-pulau kecil di Flores yang minim publikasi dan promosi.

Selama ini fokus perhatian selalu diarahkan kepada konservasi di kawasan Taman Nasional Komodo karena ada pengelolanya yakni Balai Taman Nasional Komodo.

Beberapa tahun lalu, Kompas.com bersama dengan pegawai dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam NTT bersama peneliti dari Yayasan KSP meliput komodo yang menetas di kawasan Pulau Ontoloe, di dalam kawasan 17 Pulau Riung.

Saat itu ada belasan telur komodo menetas, bahkan peneliti bersama dengan staf BBKSDA mengambil sample darah serta memasang chip di tubuh anak komodo yang sudah menetas.

Belum lama ini Direktur Yayasan Komodo Survival Program sekaligus peneliti khusus Komodo, Achmad Ariefiandy kepada Kompas.com, Minggu (22/7/2018) menjelaskan, sebaran binatang komodo terdapat di dalam kawasan Taman Nasional Komodo, Tanjung Karita Mese, Cagar Alam Wae Wuul, Flores Utara.

Berikutnya Cagar alam Riung, Cagar Alam Wolo Tadho, Taman Wisata Alam Laut 17 Pulau Riung, Tanjung Torong Padang, di Kabupaten Ngada, Pulau Longos, Kawasan di sekitar perkampung Watu Bari, Kecamatan Macang Pacar, di Kabupaten Manggarai Barat, di kawasan hutan Pota, Kecamatan Sambirampas, Kabupaten Manggarai Timur.

Komodo merupakan hewan yang memiliki sebaran terbatas (endemik) di Pulau Komodo, Rinca, Nusa Kode, dan Gili Motang. Keempat pulau termasuk  ke dalam wilayah Taman Nasional Komodo.

Selain di wilayah Taman Nasional Komodo, binatang ini juga bisa ditemukan di beberapa wilayah di pesisir barat dan utara dari Pulau Flores.

“Kami bersama dengan BBKSDA NTT sudah membuat peta penyebaran binatang Komodo di Pulau Flores, baik di dalam kawasan Taman Nasional Komodo maupun di daratan Pulau Flores. Terkait jumlah populasi binatang Komodo di pulau-pulau kecil di Pulau Flores belum rampung karena masih ada beberapa kawasan yang akan dilakukan penelitian dengan menggunakan kamera pengintai," katanya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Taman Nasional Komodo, Margaretha Priska kepada Kompas.com, Minggu (22/7/2018) menjelaskan, informasi dari masyarakat terkait penangkapan komodo di kawasan perkampungan Watu Bari, Kecamatan Macang Pacar direspons secara cepat oleh petugas BBKSDA NTT dan Taman Nasional Komodo bersama dengan unsur-unsur pimpinan terkait di Kecamatan Macang Pacar, Camat dan Kepala desa setempat.

"Tantangan selama ini warga di Pulau Flores beranggapan komodo hanya hidup dan tinggal di kawasan Taman Nasional Komodo. Namun, fakta dan data menunjukkan bahwa komodo hidup dan tinggal di sejumlah pulau-pulau kecil di kawasan daratan Pulau Flores. Kami berharap warga masyarakat di Pulau Flores sama-sama melindungi dan menjaga binatang langka ini. Apabila menemukan komodo sebaiknya secepatnya menginformasikan kepada BBKSDA dan Taman Nasional Komodo," kata Margaretha Priska. (Bersambung...)

https://travel.kompas.com/read/2018/07/30/192100427/menelusuri-jejak-jejak-komodo-flores-1-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke