Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jangan Lakukan Ini Saat Berkunjung ke TN Matalawa di Pulau Sumba

WAIBAKUL, KOMPAS.com — Wisatawan minat khusus untuk mengamati burung endemik Sumba di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur harus mengetahui dan memahami hal-hal yang dipatuhi di dalam kawasan konservasi Taman Nasional Matalawa Sumba.

Selain itu wisatawan asing dan nusantara yang mengunjungi obyek-obyek wisata di Pulau Sumba sebaiknya memahami dan mematuhi rambu-rambu di perkampungan tradisional, kawasan wisata alam, padang savana Sumba.

Selain itu pemandu wisata lokal, nasional dan internasional juga harus mengetahui larangan-larangan yang tertera dalam peraturan kawasan konservasi.

Kawasan TN Matalawa Sumba merupakan salah satu spot terbaik untuk mengamati burung endemik Sumba, merekam keunikan suara burung yang sangat bervariasi, memotret burung endemik Sumba.

Kepala TN Matalawa Sumba, Maman Surahman kepada KompasTravel di Penginapan Puspas Keuskupan Sumba, Rabu (8/8/2018) malam menjelaskan beberapa larangan memasuki TN Mataawa Sumba.

1. Wisatawan serta orang lokal dan staf TN Matalawa Sumba dilarang membuang puntung rokok di dalam kawasan selama menjelajahi obyek wisata dan mengamati burung di tengah hutan karena berisiko terjadi kebakaran hutan.

2. Bagi warga lokal dan wisatawan dilarang berburu binatang dan burung-burung di kawasan rimba TN Matalawa Sumba.

3. Warga lokal serta siapa saja yang mengunjungi kawasan rimba TN Matalawa dilarang keras mengambil kayu mati yang terdapat di dalam kawasan rimba itu. Biarkanlah kayu-kayu mati itu lapuk.

5. Wisatawan serta warga lokal dilarang membuang sampah plastik dan sampah lainnya di dalam kawasan konservasi TN Matalawa Sumba.

6. Wisatawan, pengamat burung yang bermalam di sekitar kawasan rimba konservasi Matalawa Sumba dilarang membuat api di dalam kawasan serta di padang savana karena akan mengganggu habitat burung dan binatang yang hanya di dalam kawasan tersebut.

7. Bagi pengamat burung, mahasiswa yang belajar tentang burung endemik Pulau Sumba saat menjelajahi rimba di kawasan TN Matalawa Sumba harus didampingi staf TN serta warga lokal untuk memandu supaya tidak tersesat di dalam kawasan rimba.

8. Bagi para petualang pasti sudah mengetahui saat menjelajahi gunung dan hutan belantara disarankan memakai sepatu khusus yang cocok ke kawasan hutan dan mendaki gunung karena ada banyak lintah di kawasan itu.

Pertama, pengunjung dipandu oleh warga kampung setempat selain pemandu dari agen perjalanan di Pulau Sumba maupun dari luar.

Ini bagian dari melibatkan warga setempat untuk memandu selama berada di kawasan perkampungan tradisional karena ada hal-hal yang tidak boleh disentuh. Pasalnya, ada tempat-tempat keramat di dalam rumah adat di Pulau Sumba.

Kedua, pengunjung yang mengunjungi obyek wisata, baik di lokasi air terjun, serta padang savana dan mendaki puncak Wanggameti harus selalu dipandu warga setempat.

Hal itu karena ada tempat keramat di hutan Pulau Sumba sesuai kepercayaan Marapu yang tidak bisa disentuh oleh pengunjung. 

https://travel.kompas.com/read/2018/09/03/221100827/jangan-lakukan-ini-saat-berkunjung-ke-tn-matalawa-di-pulau-sumba

Terkini Lainnya

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Larangan Study Tour ke Luar Provinsi Disesalkan Pelaku Wisata di Bantul

Travel Update
5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

5 Wisata Alam di Purwokerto, Terdapat Kolam Alami di Tengah Hutan

Jalan Jalan
5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

5 Hotel Sekitar Dago Bakery Punclut Bandung, mulai Rp 190.000

Hotel Story
Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Makoya Pandaan: Daya Tarik, Tiket Masuk, dan Jam Buka

Jalan Jalan
5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

5 Peralatan yang Harus Dibawa Saat Camping di Pantai

Travel Tips
Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Kemendikbudristek Luncurkan Indonesian Heritage Agency, Kelola Museum dan Cagar Budaya

Travel Update
6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

6 Tips Aman untuk Anak Saat Bermain di Pantai

Travel Tips
Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Ketentuan Bhikku Saat Thudong, Boleh Makan Sebelum Pukul 12 Siang

Hotel Story
Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Memaknai Tradisi Thudong, Lebih dari Sekadar Jalan Kaki

Hotel Story
Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke