Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Karnaval Budaya Ramaikan HUT Ke-96 Kota Kefamenanu

Mereka larut dengan karnaval budaya, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-96 Kota Kefamenanu.

Sebelum turun ke jalan, para peserta karnaval tersebut dilepas oleh Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez di depan rumah jabatan Bupati TTU.

Dikawal mobil Patwal Polres TTU, para peserta karnaval mulai berjalan beriringan melewati Jalan RA Kartini, simpang Pasar Lama, Jalan Ahmad Yani, Simpang Tugu HKSN, Jalan El Tari, Jalan Sonbay, Jalan L Lake, Perempatan Tulip, Jalan Soedirman dan berakhir di lapangan depan Kantor Bupati TTU.

Para peserta yang berpartisipasi dalam karnaval itu yakni TNI, Polri, Brimob, drumband SD hingga SMA, Pramuka, Perguruan Silat, Karate, Taekwondo, Kempo, etnis Batak, Bugis, Lombok, Bima, Bali, Jawa, Timor Leste, Tarian Reok Ponorogo dan perwakilan 22 kabupaten dan kota di NTT, serta perwakilan dari 24 kecamatan di Kabupaten TTU.

Ribuan Warga Kota Kefamenanu yang berjejal di sepanjang jalan yang dilewati peserta karnaval, terhibur dengan aksi-aksi para peserta. Misalnya tarian Reok Ponorogo, Tarian Suku Sasak dan ragam tarian lainnya.

Tepuk tangan dan teriakan warga pun riuh, sehingga membuat para peserta karnaval bersemangat itu terus menampilkan kebolehan mereka.

Bupati TTU Raymundus Sau Fernandez mengatakan, karnaval dengan menggunakan busana adat ini sebagai bentuk penghormatan kepada budaya daerah yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia.

"Kita memiliki adat dan tradisi budaya yang begitu kaya di Indonesia dan setiap kabupaten dan kota tidak hanya didiami oleh penduduk asli di Kabupaten TTU, tapi dari berbagai etnis dan untuk mendukung itu dan kami mau menunjukan ke Indonesia bahwa Pancasila itu harga mati bagi kami di TTU," kata Raymundus bangga.

Para peserta karnaval sebut Raymundus, diwajibkan mengenakan atribut adatnya masing-masing, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan semua suku yang ada di NTT harus wajib menggunakan busana daerah dengan lengkap.

"Ini kita mau menunjukkan bahwa kita menghormati budaya kita karena merupakan kekayaan kita yang harus kita jaga dan lestarikan," kata Raymundus yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPW Partai Nasdem NTT.

Menurut Raymundus, terdapat beberapa peserta yang tidak menggunakan atribut busana adat secara lengkap. Ada pula yang menganggap kegiatan ini hanya hura-hura saja.

"Pada tahun 2019 karena ini agenda tetap, kita akan meminta para peserta untuk menggunakan busana adat yang asli dari masing-masing peserta. Contohnya tata busana adat Suku Timor, dia harus menggunakan kain sarung tanpa baju dengan hiasan berupa perak dan emas," ucap Bupati TTU dua periode itu.

Kekurangan lainnya, tambah Raymundus, yakni promosi yang belum berjalan maksimal. Ia berharap pada tahun mendatang promosi akan dilakukan secara baik dan gencar.

https://travel.kompas.com/read/2018/09/24/141100027/karnaval-budaya-ramaikan-hut-ke-96-kota-kefamenanu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke