Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Legenda Asal-usul Rawa Pening Semarang

Memiliki luas sekitar 2.670 hektar, Danau Rawa Pening berada di empat kecamatan Kabupaten Semarang, yakni Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru.

Rawa Pening biasanya dijumpai oleh mereka yang mengadakan perjalanan Solo-Semarang atau sebaliknya melalui jalan utama non-tol ketika sampai Kecamatan Tuntang.

Jika ingin menikmati keindahan Rawa Pening, biasanya pengunjung datang ke beberapa obyek wisata sekitar danau tersebut, salah satunya adalah Bukit Cinta. Obyek wisata ini berada di Kecamatan Banyubiru atau sebelah selatan Rawa Pening.

Selain Bukit Cinta, lokasi untuk melihat keindangan Rawa Pening bisa di Museum Kereta Api Ambarawa. Jika naik kereta wisata menuju Stasiun Tuntang, maka wisatawan bisa melihat keindagan danau ini. Kereta wisata akan melewati jalur yang berada di samping Rawa Pening.

Lokasi lainnya adalah Eling Bening di Kecamatan Bawen. Pengunjung bisa menikmati wahana outbound dengan latar belakang Rawa Pening.

Pilihan lokasi lainnya adalah Sumurup Rawapening dengan naik kereta wisata. Bisa juga di Saloka Theme Park dengan naik bianglala.

Salah satu yang terbaru adalah Radesa Wisata. Salah satu keunikan obyek wisata yang baru buka pada Juli 2020 tersebut adalah replika Menara Eiffel yang menjulang setinggi 38 meter di atas Rawa Pening.

Radesa Wisata berada di Dusun Klurahan, Desa Tuntang, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Dalam masa pandemi covid-19, jangan lupa untuk mentaati aturan berkunjung, yaitu mengurangi mobilitas serta tidak berwisata saat PPKM masih berlaku. Selain itu jalankan protokol kesehatan yaitu menghindari kerumunan, memakasi masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Pastikan pula suhu badan tidak di atas 37,4 derajat celcius.

Keindahan Rawa Pening dan Gembok Cinta

Destinasi Bukit Cinta dirancang sebagai taman yang berada di samping Rawa Pening. Dari Bukit Cinta, pengunjung bisa berjalan sampai tepi Rawa Pening untuk menikmati keindahannya.

Tersedia jasa keliling Rawa Pening dengan menggunakan perahu motor. Biaya keliling danau dengan perahu motor ini adalah Rp 80.000 untuk maksimal enam orang.

Selain itu, ada pula spot gembok cinta dengan latar belakang hamparan Rawa Pening. Mereka yang berkomitmen untuk menjalin hubungan serius dengan pasangannya bisa memasangkan gembok di spot ini.

Namun, Rawa Pening bukan sekadar obyek wisata semata. Danau ini memiliki kisah legenda yang menarik. Kisah legenda asal-usul Rawa Pening pun kerap muncul dalam buku kumpulan dongeng nusantara.

Legenda Asal-usul Rawa Pening

Kisah legenda asal-usul Rawa Pening juga tersedia di destinasi wisata Bukit Cinta. Salah satunya dilambangkan dengan ornamen ular naga, gunungan wayang, dan seorang anak yang mencabut sebatang lidi.

Selain itu, ada pula tulisan mengenai legenda asal-usul Rawa Pening. Berdasarkan tulisan yang dibaca oleh Kompas.com di Bukit Cinta (1/09/2018), inilah legenda Rawa Pening:

Legenda bermula di sebuah desa bernama Ngasem. Dikisahkan ada seorang perempuan bernama Endang Sawitri yang melahirkan seorang anak berwujud naga. Naga yang bisa berbicara layaknya manusia itu dinamai Baru Klinting.

Ketika remaja, Baru Klinting bertanya tentang ayahnya. Ibunya berkata jika ayah Baru Klinting yang bernama Ki Hajar Salokantara sedang bertapa di Gunung Telomoyo.

Ia pun diizinkan berkunjung ke pertapaan ayahnya dengan membawa klintingan yang merupakan barang peninggalan ayahnya. Akhinya baru klinting bertemu Ki Hajar salokantara dan menyerahkan klintingan untuk meyakinkan bahwa ia memang anaknya.

Namun, Ki Hajar perlu bukti satu lagi. Ia kemudian meminta Baru Klinting untuk melingkari Gunung Telomoyo. Ternyata Baru Klinting bisa melakukannya. Ki Hajar akhirnya mengakui Baru Klinting sebagai anaknya.

Ki Hajar selanjutnya memerintahkan Baru Klinting untuk bertapa di dalam hutan lereng gunung. Baru Klinting pun menyanggupi perintah ayahnya dan segera bertapa di dalam hutan lereng gunung.

Janda Tua yang Baik Hati

Suatu hari, penduduk Desa Pathok akan mengadakan pesta sedekah bumi usai panen. Untuk memeriahkan pesta itu, warga desa beramai-ramai berburu hewan. Namun anehnya, mereka tidak menemukan seekor hewan pun.

Akhirnya mereka menemukan seekor naga besar dan langsung memotong-motong dagingnya dan dibawa pulang untuk pesta. Ketika pesata berlangsung, datanglah seorang anak yang merupakan Jelmaan Baru Klinting.

Anak itu ingin juga menikmati hidangan. Akan tetapi warga desa yang sombong merasa jijik kepada anak itu dan mengusirnya. Dengan sakit hati, si anak lalu meninggalkan pesta. Namun di tengah jalan, ia bertemu janda tua yang baik hati.

“Nek, kalau terdengan suara gemuruh, nenek harus siapkan lesung agar selamat,” ujar Baru Klinting. Janda tua itu pun menuruti pesan tersebut.

Banjir Besar

Baru Klinting lalu kembali ke pesta dan mencoba meminta makanan sekali lagi. Namun, warga desa tetap tidak mau menerimanya. Ia bahkan ditendang agar segera pergi. Kemudian, ia menancapkan lidi ke tanah dan menantang warga desa untuk mencabutnya.

Ternyata tidak ada seorang pun warga desa yang berhasil mencabut lidi. Akhirnya Baru Klinting-lah yang mencabutnya. Lubang bekas lidi ditancapkan kemudian memancarkan air yang deras dan menggenangi desa. Semua penduduk tewas tenggelam.

Hanya ada satu orang yang selamat dari banjir, yakni janda tua yang menyelamatkan diri dengan naik lesung. Desa pun berubah menjadi rawa. Karena airnya yang bening, maka rawa itu disebut sebagai Rawa Pening.

https://travel.kompas.com/read/2019/03/01/080700127/legenda-asal-usul-rawa-pening-semarang

Terkini Lainnya

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Area Baduy Dalam Buka Lagi untuk Wisatawan Setalah Perayaan Kawalu 

Travel Update
5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

5 Wisata di Bandung Barat, Ada Danau hingga Bukit

Jalan Jalan
Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Aktivitas Bandara Sam Ratulangi Kembali Normal Usai Erupsi Gunung Ruang 

Travel Update
5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

5 Cara Motret Sunset dengan Menggunakan HP

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke