Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kopi Yellow Caturra dan Juria La Bajo Cafe Tampil di Festival Kopi NTT

Festival itu diikuti oleh sejumlah pengusaha dan pegiat kopi dari Flores, Sumba, Lembata hingga Timor.

Satu diantaranya yakni La Bajo Flores Coffee dari Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Acara itu pun dihadiri langsung oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan sejumlah pejabat provinsi dan BUMN.

La Bajo Flores Coffee membawa empat varian kopi andalan dan unik yakni Robusta, Arabika, Arabika Yellow Caturra dan Arabica Juria.

CEO Founder La Bajo Flores Coffee, Werry Sutanto mengatakan Kopi Yellow Caturra dan Juria punya cita rasa yang unik dan berbeda dari arabika biasa lainnya.

"Yellow Caturra ini adalah satu varian yang unik. Kalau kopi arabika biasa kalau matang warnanya merah. Tapi ini kalau matang berwarna kuning. Orang Manggarai menyebutnya kopi kolombia," ucap Werry.

Untuk kopi jenis Juria, hampir sama dengan Yellow Caturra, tetapi ada aroma floralnya. "Itu yang membuat kedua jenis kopi ini menjadi unik," imbuhnya.

Werry memaparkan kedua kopi ini unik dan langka, karena para petani hanya bisa panen setiap dua tahun sekali. Saat menuju matang, daun kopi gugur total, hanya terlihat buah kopinya.

Perkebunan Kopi Juria hanya ditemukan di Desa Colol, Kabupaten Manggarai Timur. Tanaman kopinya berusia lebih dari 50 tahun dengan ketinggian 4 hingga 5 meter.

"Jadi kalau mau petik kopinya, maka para petani harus memanjat pohonnya. Kita tidak bilang kopi flores ini rasanya paling enak. Tapi justru rasanya unik," katanya.

Menurut Werry, beberapa varian kopi unik milik La Bajo Flores Coffee ini juga pernah disajikan di sejumlah acara di Florida, Amerika Serikat dan Budapest, Hungaria.

Termasuk juga sejumlah festival di beberapa kota besar di Indonesia sudah kopi unik miliknya ikut berpartisipasi.

Werry menyebut, hingga saat ini pihaknya terus meningkatkan kualitas dan konsistensi, serta pemasaran.

"Kemarin kita bermain di pasar Labuan Bajo dan awal tahun ini, kita masuk pasar ke Kupang dan Surabaya. Kalau untuk ritelnya sudah dijual di Transmart, Kupang, Bali dan Bali," kata Werry.

Sementara itu Gubernur NTT mengaku bangga kopi asal NTT terkenal hingga ke luar negeri. "Saya bangga karena kopi kita sangat terkenal. Oleh karena itu saya mendorong agar kopi-kopi asli NTT ini, kopi apa saja, yang penting dari NTT harus disiapkan di seluruh hotel di NTT," tegas Viktor.

Viktor mengatakan, beberapa waktu lalu, ketika dia berada di Paris, Perancis, diumumkan kalau kopi manggarai mendapatkan predikat kopi terbaik dengan peringkat pertama di dunia.

Hal itu lanjut Viktor, justru berbanding terbalik dengan warga NTT. "Kita di sini, ketika orang bertamu malah disuguhi kopi kapal api, kopi tugu buaya dan lainnya yang bukan kopi asli NTT. Menurut saya ini hal yang aneh," ucap Viktor.

Kebijakan itu, menurut Viktor, bukan hanya di hotel saja, tapi juga di kafe dan restoran yang ada di NTT. Bahkan di sejumlah instansi pemerintah, BUMN hingga maskapai penerbangan, wajib menyajikan kopi khas NTT.

"Tentu saya juga mendorong seluruh instansi pemerintah. Intinya tidak boleh menyiapkan kopi yang bukan asli NTT saat rapat," tambah mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu.

https://travel.kompas.com/read/2019/04/01/091700727/kopi-yellow-caturra-dan-juria-la-bajo-cafe-tampil-di-festival-kopi-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke