Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Asal Usul Cenil dan Tiwul, Jajan Pasar khas Jawa

KOMPAS.com - Lee Seung Gi, aktor Korea Selatan baru-baru ini bertandang ke Yogyakarta. Salah satu hal yang menarik dari kunjungannya adalah Lee Seung Gi mampir ke lokasi berjualan Mbah Satinem.

Mbah Satinem merupakan pedagang legendaris yang menyajikan aneka jajanan tradisional, seperti lupis, gatot, tiwul, hingga cenil. Kunjungan Lee Seung Gi ke tepi jalan sekitar Tugu Yogyakarta, tempat biasanya Mbah Satinem berjualan, sempat viral di media sosial.

Jajanan pasar sendiri dalam istilah Bahasa Jawa disebut "nyamikan". Menurut Heri Priyatmoko, sejarahwan sekaligus pengajar progam studi sejarah Universitas Sanata Dharma, jajanan pasar masuk kategori makanan ringan.

"Jajan pasar tersebut telah ada lama di Jawa,” kata Heri saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (4/9/2019).

Ia menjelaskan bahwa asal muasal tiwul atau thiwul adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atau singkong. Menurutnya, penduduk Wonosobo, Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan, dan Blitar, dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari.

“Tiwul yang berbahan baku singkong dijadikan pengganti nasi ketika harga beras tidak terbeli oleh masyarakat pada era penjajahan Jepang tahun 1960-an. Tiwul dibuat dari singkong yang dijemur hingga kering, atau biasa disebut gaplek. Gaplek ditumbuk hingga halus, kemudian dikukus hingga matang,” jelas Heri.

Pada masa lalu, lanjut Heri, tiwul dimakan layaknya nasi, dengan tambahan lauk pauk serta sayuran. Hal ini amat berbeda dengan yang ada saat ini.

"Tiwul (saat ini) umumnya disandingkan dengan parutan kelapa dan siraman gula merah,” jelasnya.

Selain itu, ada banyak variasi penyajian dan bahan pelengkap yang bisa ditambahkan. Di antara bahan pelengkap tersebut antara lain ketan hitam, jagung rebus pipilan, dan singkong rebus yang diserut.

Apa itu cenil?

Menurut Heri, cenil adalah produk lokal yang sederhana tetapi cukup digemari. Cenil sendiri sudah ada sejak masa lampu jika merujuk pada Serat Centini (1814).

"Artinya (sudah) dua abad silam, panganan ini sudah akrab dengan lidah masyarakat Jawa. Tapi bisa diyakini pula pada era Mataram Kuno abad VIII makanan tersebut sudah muncul,” ujar Heri.

Cenil terbuat dari campuran tepung sagu dan air yang dimasak di atas api sambil terus diaduk hingga kental. Setelah jadi, adonan ini akan dilapisi dengan kelapa parut, garam, daun pandan.

Selain sebagai makanan tradisional, ternyata kedua makanan ini memiliki andil sejarah makanan Nusantara.

“Kedua makanan ini sering dikaitkan dengan makanan orang miskin. Justru kedua makanan ini adalah bentuk ketahanan pangan yang menyumbang kekayaan bahan makanan di Nusantara,” jelasnya.

https://travel.kompas.com/read/2019/09/07/111408327/asal-usul-cenil-dan-tiwul-jajan-pasar-khas-jawa

Terkini Lainnya

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

5 Hotel Dekat Yogyakarta International Airport, 5 Menit dari Bandara

Hotel Story
Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara pada Maret 2024 Capai 1,04 Juta

Travel Update
4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

4 Tips Solo Traveling dengan Motor, Pastikan Kendaraan Siap

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke