Wakatobi Wave 2019 yang masuk dalam agenda Calender of Event (CoE) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
Acara ini berlangsung pada Senin (11/11/2019) di Marina Togo Mowondu, Wangi Wangi, Kabupaten Wakatobi.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenparekraf, Rizki Handayani, menyebut Wakatobi merupakan salah satu daerah yang luar biasa.
"Namanya sudah mendunia dan saya baru sekali ini memberikan sambutan dengan pemandangan sunset yang begitu indah," kata Rizki dalam keterangan tertulis.
Khusus Tari Kolosal, tarian ini dibawakan masyarakat dari sejumlah pulau di wilayah Kabupaten Wakatobi.
Masing-masing daerah menampilkan tarian khas, seperti masyarakat Pulau Wangi-Wangi yang membawakan Tari Lengko, masyarakat Pulau Kaledupa membawakan Tari Lariangi.
Lalu masyarakat Pulau Tomia yang menampilan Tari Eja-eja dan masyarakat Pulau Binongko yang menampilkan Tari Balumpa.
Kegiatan menarik lainya adalah karnaval yang diikuti dari berbagai kalangan, seperti organisasi perangkat daerah Pemda Wakatobi, BUMN, BUMD hingga sekolah dan universitas.
Peserta karnaval mengenakan ragam kostum, seperti biota laut, kapal, dan pakaian adat Buton.
Tradisi daerah
Kansoda’a merupakan prosesi penting dalam hidup para perempuan Wakatobi yang menandakan mereka beranjak dewasa.
Mereka diarak beramai ramai memakai tandu. Menariknya, tandu berkali-kali dilempar ke atas. Suasana itulah yang membuat kemeriahan.
Ditambah lagi Prosesi Kabuenga yang dilaksanakan pada Selasa (12/11) di Lapangan Merdeka, yaitu tradisi mencari jodoh yang biasa dilakukan masyarakat Wakatobi sejak lama.
Suasana semakin seru saat prosesi dimulai. Dipimpin para tetua adat, seluruh peserta mengitari lapangan.
Salah satu yang ditunggu dari kegiatan ini adalah saat Posombui. Para peserta wanita yang sejak awal membawa air minum, memberikan minuman tersebut kepada pria yang mereka pilih.
Sementara pria yang dipilih harus memberi uang sebagai ucapan terima kasih.
Daya tarik
Tidak hanya mengedepankan creative value dan economic value agar dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Namun ia menekankan pentingnya untuk menjadikan Wakatobi ramah wisatawan, termasuk di dalamnya menjaga kebersihan dan ketertiban.
"Indonesia dikenal sebagai negara penghasil sampah plastik yang sangat besar," katanya.
"Oleh sebab itu, saya mengajak seluruh warga Wakatobi untuk sama-sama menjaga kebersihan alam Wakatobi yang indah ini," lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Wakatobi Arhawi berterima kasih kepada Kemenparekraf.
"Wakatobi Wave Festival pertama kali diselenggarakan lima tahun lalu dan kini telah menjadi event nasional," kata Arhawi.
Targetkan milenial
Mulai dari suguhan budaya, expo, serta berbagai lomba.
"Semua sangat menarik. Dan mendapat sambutan luar biasa. Termasuk meriahnya acara pembukaan," kata dia.
Namun, Ricky mengingatkan agar Wakatobi juga membuat sebuah event yang ramah terhadap milenial. Sebab, milenial merupakan pasar potensial yang diperebutkan oleh banyak negara.
Pada 2019 ini, potensi pasar milenial mancanegara diproyeksikan mencapai 6 hingga 7 Juta orang. Jumlah ini sepertiga dari target wisman 2019.
"Wakatobi harus membuat Millennials Events. Kenapa harus? Karena tren traveler milenial terus meningkat," katanya.
https://travel.kompas.com/read/2019/11/13/094500227/saat-ribuan-orang-ikut-tari-kolosal-di-wakatobi-wave-2019