Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Kisaran Tarif Porter di Stasiun Kereta Api

Biasanya, mereka menawarkan jasa membawa barang-barang berlebih penumpang saat akan berangkat dan turun kereta api.

Salah satu yang kerap kali jadi pertanyaan adalah, berapa tarif porter stasiun kereta api?

Menurut, Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa, tak ada patokan harga untuk jasa porter.

"Biasanya penumpang memberi uang dengan sukarela, ada yang Rp 20.000 hingga Rp 30.000," kata Eva ketika ditemui Kompas.com di kantornya, Jakarta, Rabu (20/11/2019).

Menurut Eva, jasa porter tidak dikelola langsung oleh PT KAI, melainkan sebatas pembinaan. Porter disebut memiliki koordinasi kerja sendiri di bawah seorang ketua.

Kendati demikian, diakui Eva, bagi siapa saja yang ingin bekerja sebagai porter harus mendaftar ke PT KAI.

"Porter itu semua ada seragamnya, jadi pastikan itu dibawa oleh petugas. Meski bukan dari kami, tapi tetap ada koordinator-nya, dan tetap harus terdaftar oleh kami," kata Eva.

"Jadi ada pembinaan dari kami juga. Cuma mereka mengelola sendiri, sehingga tidak ada penarifan di sana," lanjutnya.

Di Stasiun Senen, para porter tampak berseragam, lengkap dengan tulisan porter di bagian belakang, serta namanya di bagian saku depan.

Salah satu porter Stasiun Pasar Senen, Mamat (55), mengaku telah menggelutif profesi ini selama tiga dekade.

Ia merasa sampai saat ini hidupnya tercukupi meski tidak memiliki gaji dan tak ada tarif tetap ketika bekerja sebagai porter.

"Biasa ngasih sih penumpang ada yang Rp 20.000, kadang ada juga yang Rp 35.000, paling mentok itu Rp 35.000, cukup lah segitu," kata Mamat yang tinggal di Tinggi, Jakarta Pusat.

Mamat mengatakan, karena sudah mulai lanjut usia, dirinya tidak bisa mengangkat terlalu banyak barang. Ia mengaku hanya bisa mengangkat dua barang bawaan penumpang.

Sementara itu, porter lain, Hadi Sucipto (70), mengakui jika tidak ada tarif yang dipatok untuk jasanya. Penumpang biasa membayar jasanya di angka Rp 20.000 - Rp 30.000.

"Saya pakai porter ini karena lihat aja mas, barang bawaan saya sama bapak itu banyak banget, berat," kata Dewi (57).

"(Apalagi) kami sudah tua, susah bawa banyak begini, kemarin diantar anak. Mereka gak ikut, ya saya sampai stasiun pasti pakai porter," lanjutnya.

Dewi mengaku memilih porter yang masih muda. Hal ini dikarenakan dirinya merasa iba dengan porter yang sudah terlihat tua akan kesulitan membawa barang berat.

Ia biasa memberi jasa porter dengan harga Rp 20.000 hingga Rp 30.000.

"Saya pilih biasanya yang muda mas, karena saya keinget bapak saya, saya gak tega lihat bapak-bapak itu bawa barang berat," ujarnya.

Ketika turun, ia langsung mencari porter untuk membawa barang bawaannya.

"Saya bawa barang ini susah, kakinya sakit. Pokoknya saya teriak porter, dan mereka langsung maju menemui saya. Bayaran porter kan sukarela, tapi saya biasa kasih Rp 20.000," katanya.

Nah, jika tertarik menggunakan jas porter, Eva tetap mengingatkan untuk tetap waspada dengan barang bawaan.

Eva menyarankan agar penumpang tetap berjalan beriringan dengan porter agar barang-barang tetap terjaga dengan baik.

https://travel.kompas.com/read/2019/11/22/170000727/ini-kisaran-tarif-porter-di-stasiun-kereta-api-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke