JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak daya tarik wisata yang ada di Thailand, seperti keindahan kuil dan tempat suci, pantai dan pusat perbelanjaan.
Banyak kuil di Thailand terkenal, seperti Wat Phra Kaew atau Kuil Budha Zamrud, Wat Ban Rai, Wat Rong Seur Ten, Wat Arun.
Sementara itu, pusat perbelanjaan yang sohor yakni Pratunam Market, Chatuchak Weekend Market dan lainnya.
Namun, perlu diingat, seperti banyak negara lainnya, Negeri Gajah Putih itu juga memiliki banyak aturan yang harus dipatuhi warga dan wisatawan yang berkunjung.
Melansir Responsible Thailand, berikut etika berkunjung ke Thailand.
Menghormati keluarga Thailand ini adalah salah satu bagian etiket budaya yang paling penting di Thailand.
Thailand memiliki undang-undang lese majeste, di mana menghina keluarga kerajaan adalah tindakan ilegal dan dapat dikenai sanksi.
Undang-undang ini ditanggapi dengan sangat serius dan pelanggarannya diketahui mengakibatkan waktu penjara yang panjang, bahkan bagi orang asing.
Jangan pernah mengatakan apa pun, baik secara langsung, pesan pribadi, atau di media sosial, untuk menghina keluarga kerajaan Thailand bahkan Raja Thailand.
Penduduk Thailand yang mayoritas beragama Buddha sangat menjaga etika saat beribadah di kuil dan temat-tempat suci ini.
Oleh karena itu, sebagai wisatawan yang hanya sekedar datang untuk berlibur diharapkan melakukan hal yang sama.
Pertama, saat masuk ke dalam kuil, lepaskan alas kakimu. Pengunjung diharapkan bertelanjang kaki selama di dalam kuil. Tata sepatumu di dalam rak yang sudah disediakan.
Selanjutnya jika kamu menemukan ambang pintu yang tinggi, kamu harus melewati ambang pintu ini, bukan menginjaknya.
Kamu juga harus menggunakan baju tertutup. Rencanakan jauh-jauh hari untuk membawa celana panjang atau baju yang menutupi bahu dan baju di atas dada saat berkunjung ke kuil.
Kamu juga bisa membawa syal atau selendang, lalu mengenakannya selama berada di kuil.
Selain itu, jika kamu sedang duduk di depan patung Buddha, pastikan kakimu tidak mengarah ke patung Buddha. Bagi para perempuan tidak diperkenankan menyentuh seorang biksu maupun jubahnya.
Lalu yang perlu diingat adalah hormati benda-benda suci yang menggambarkan Buddha seperti patung Buddha maupun gambar Buddha. Jangan menyentuh dan menunjuk benda-benda ini.
Kamu juga harus mematikan telepon genggam atau rubah ke mode "silent", tidak diperbolehkan berbicara dengan suara keras atau bahkan berteriak dan jangan merokok atau makan saat berjalan-jalan di dalam kuil.
Kamu juga harus melepas alas kaki saat masuk rumah pribadi, atau bahkan beberapa toko dan kantor.
Terdapat garis dan tumpukan sepatu di luar pintu masauk, di sana kamu bisa melepaskan alas kakimu.
Kaki dianggap bagian paling kotor dari tubuh di Thailand, apalagi sepatu.
Oleh karena itu, kamu juga tidak boleh untuk menunjuk barang atau apa pun dengan kakimu, letakkan kaki di atas meja, atau sentuh siapa pun menggunakan kaki.
Wisatawan dilarang keras memanjat Buddha di kuil karena dianggap ofensif dan dalam beberapa kasus bahkan masuk dalam pelanggaran hukum.
Secara teknis juga ilegal untuk mengambil gambar Buddha untuk dibawa ke luar negeri tanpa izin khusus.
Kamu akan melihat foto Buddha dijual di toko-toko dan kamu mungkin bisa membelinya, tetapi tetap berhati-hati dalam penyimpanan.
Sebab gambar Buddha itu tidak layak untuk ditangkap dan disita, maka harus dibawa dengan hati-hati.
Di Thailand, kepala dianggap suci dan bagian tubuh yang paling bersih, sehingga dianggap kurang ajar jika menyentuh kepala atau rambut orang.
Namun kalau kamu tergelincir dan melakukan hal ini secara tidak sengaja, minta maaf sesegera mungkin.
Kebanyakan orang Thailand akan cepat memaafkan jika kamu terlebih dahulu meminta maaf. Perhatikan kebiasaan ini jika kamu menjadi sukarelawan atau mengajar anak-anak di Thailand.
Jangan latah dan mudah untuk melupakan aturan itu lalu mengacak-acak rambut anak. Aturan ini juga berlaku bagi anak-anak.
6. Hormatilah biksu
Para biksu yang akan kamu temui di seluruh Thailand adalah orang-orang yang sangat religius, dan harus dihormati.
Tunduk ketika kamu bertemu biksu, jangan bertanya terlalu pribadi tentang mereka. Jika kamu seorang wanita, lebih berhati-hati dengan para biksu.
Seperti yang sudah dijelaskan di poin ke dua, sangat dilarang bagi para biksu untuk melakukan kontak fisik dengan seorang wanita, jadi jangan menyentuh mereka bahkan hanya sekedar bersalaman.
7. Balas salam ‘wai’
Salam 'wai' Thailand adalah cara orang Thailand menyapamu atau seperti melontarkan kata halo. Mereka akan menundukkan kepala dan meletakkan tangan bersama dalam posisi doa.
Untuk menyesuaikan diri dengan cara hidup orang lokal, kembalikan gerakan ini ketika diarahkan padamu. Kamu bisa tersenyum saat melakukannya.
Orang Thailand memiliki karakter yang hangat dan ramah. Mereka akan sangat menghargai kamu, saat membalas salam ini.
https://travel.kompas.com/read/2020/04/01/113100727/7-etika-saat-berkunjung-ke-thailand-jangan-hina-keluarga-kerajaan