Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengalaman WNI saat Gerakan Bagi-bagi Masker Kain Gratis di Ceko

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi global virus corona ( Covid-19 ) membuat sebagian warga Ceko menjahit dan membagikan masker katun ke golongan yang rentan terinfeksi virus tersebut.

Hal ini dilakukan untuk menanggulangi tidak tersedianya masker bedah di apotek dan memberikan stok yang ada kepada tenaga medis.

Imy Ferica, warga negara Indonesia yang menetap di Ceko, berbagi pengalamannya di tengah gerakan masker kain di Ceko.

Ibu mertuanya yang merupakan warga negara Ceko, menjahit masker kain sendiri dan membagikannya ke panti jompo.

“Mulai banyak masyarakat yang menjahit sendiri maskernya dari katun. Jadi mereka punya berbagai pola standard yang menyebar secara online,” kata seorang warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Praha, Ceko, bernama Imy Ferica saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/4/2020).

Sebelumnya, Imy menceritakan bahwa masyarakat mulai sadar untuk mengenakan masker saat virus corona mulai menyebar.

Melihat hal tersebut, lama-kelamaan stok masker bedah di toko mulai habis karena permintaan masker yang melonjak.

Imy menuturkan bahwa atas kesadaran sendiri, dirinya dan sebagian warga Ceko lain mulai menjahit masker untuk keamanan pribadi dan sesama.

Terkait gerakan pemberian masker katun, Imy mengatakan bahwa gerakan tersebut murni dilakukan oleh masyarakat.

“(Pembuatan dan pembagian masker katun ke masyarakat yang membutuhkan) karena kita berusaha untuk memastikan agar surgical mask dan masker n95 diserahkan ke tenaga medis dan ahli yang membutuhkan,” kata Imy.

Beri masker katun gratis ke panti jompo

Imy mengatakan bahwa awalnya dia dan ibu mertuanya, Iveta Nevludova, hanya membuat sekitar 40 – 50 masker katun untuk keluarganya.

Masing-masing anggota keluarganya diberikan sebanyak 1 – 3 masker katun yang bisa dicuci ulang. Namun dari jumlah total produksi tersebut tersisa 20 masker katun.

“Ibu mertuaku membutuhkan waktu satu jam untuk menjahit satu masker. 20 masker sudah disumbangkan ke panti jompo,” kata Imy.

Selain Imy dan Nevludova, dia menuturkan bahwa di tempatnya terdapat sebuah komunitas Asia yang berasal dari Vietnam.

Komunitas tersebut juga turut membantu dalam menyumbangkan masker katun yang sudah diproduksi cukup banyak kepada pihak yang membutuhkan. Di antaranya polisi dan rumah sakit.

Bahkan, tetangga Imy juga turut membantu dalam membagikan masker katun yang telah dibuat.

“Dia punya banyak (masker katun). Kemudian ditaruh di pohon depan rumahnya di dalam satu kantung. Jadi siapa saja yang kebetulan sedang lewat, mereka boleh mengambilnya,” tutur Imy.

Terkait pemberian masker katun, Imy mengatakan bahwa sebagian masyarakat menggunakan berbagai cara.

Ada yang mengirim masker katun dalam bentuk paket, ada juga yang langsung pergi menuju institusi yang dituju dan bertemu dengan perwakilan institusi tersebut.

“Ada juga yang cuma taruh di depan gedung agar tidak bersentuhan dan menjaga social distancing,” tuturnya.

Selain masyarakat, Imy mengatakan bahwa di Praha juga terdapat beberapa restoran dan kafe yang memberikan promo. Setiap kali kamu belanja makanan atau minuman take away, kamu akan diberikan masker gratis.

“Dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) juga membagikan masker gratis,” kata Imy.

Toko kain ramai diserbu warga

Imy menuturkan bahwa inisiatif sebagian warga Ceko membuat ibu mertuanya harus melalui antrean yang panjang sebelum mendapatkan kain katun.

Hal ini disebabkan karena setiap orang yang ke toko tersebut tidak boleh saling berdekatan. Selain itu, toko juga tidak memperkenankan mereka masuk ke dalam.

“(Waktu) ibu mertua saya belanja ke toko kain, sempat ramai orang belanja. Ada antrean cukup panjang untuk beli kain. Saling berjauhan karena kita tidak boleh masuk,” kata Imy.

Kendati Nevludova mengantre untuk beli kain katun, Imy mengatakan bahwa kamu tidak perlu membeli kain katun yang baru jika sudah memilikinya di rumah.

Baik itu kain katun lama yang sudah tidak terpakai, jika kondisinya masih bagus, kamu tetap bisa menggunakannya sebagai bahan membuat masker katun.

Bagi-bagi masker oleh warga Ceko

Sebelumnya, sejumlah warga Ceko secara swadaya menjahit dan membagikan masker katun ke rumah sakit dan golongan rentan.

Hal ini dilakukan setelah pemerintah mewajibkan pemakaian masker untuk semua orang sebagai langkah menghadapi wabah virus corona.

Perdana Menteri Ceko, Andrej Babis, juga telah menyerukan pentingnya masker untuk mengendalikan penyebaran virus tersebut.

Kendati terdapat beberapa pihak yang memperdebatkan kebijakan tersebut, tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendukungnya.

Meski begitu, pemerintah tidak menyediakan masker dan mengandalkan inisiatif warganya untuk mematuhi kebijakan tersebut.

Apotek juga memasang tanda yang menyatakan mereka tidak menyediakan masker bedah dan sudah kekurangan stok untuk tenaga medis.

Seorang mahasiswi fesyen di Akademi Seni, Arsitektur, dan Desain Umprum di Praha membuat masker katun yang dibagikan ke salah satu rumah sakit bersalin terbesar di Kota Podoli.

"Para mahasiswa membuat ratusan masker," tutur Alice Klouzkova selaku asisten dan guru di akademi desain fesyen studio.

"Sebagian besar dari mereka memiliki mesin jahit di rumah dan suka menjahit. Bahan harus 100 persen terbuat dari katun sehinga bisa disterilkan," lanjutnya, mengutip Kompas.com, Selasa (31/3/2020).

Tidak hanya itu, sebuah situs bernama damerousky.cz juga menyediakan peta interaktif untuk mempermudah warga Ceko yang menawarkan atau mencari masker.

Sementara itu, titik pengumpulan juga telah didirikan di Balai Kota Praha dan beberapa kota lain untuk mendistribusikan masker ke golongan rentan.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/04/180300027/pengalaman-wni-saat-gerakan-bagi-bagi-masker-kain-gratis-di-ceko

Terkini Lainnya

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Harga Tiket Masuk Balong Geulis Cibugel Sumedang

Jalan Jalan
Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Tips Menuju ke Balong Geulis, Disuguhi Pemandangan Indah

Travel Update
Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke