Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sulitnya Kumpulkan Data untuk Atasi Krisis Pariwisata karena Corona

Tim tersebut bertugas menanggulangi dampak wabah virus corona di sektor pariwisata. 

"Tim Krisis atau satgas ini memang kita inisiasi kan salah satunya untuk mengumpulkan data dari yang terdampak," kata Wishnutama dalam diskusi online bersama PHRI, ASITA, dan sejumlah media, Selasa (7/4/2020).

Lantas, sudah sejauh mana tim tersebut bekerja menanggulangi sektor pariwisata?

Wishnutama mengakui, saat ini ada kesulitan pengumpulan data terdampak. Ia sepakat dan mengacu pada Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Hariyadi Sukamdani.

"Betul kata Mas Hariyadi, kita agak kesulitan dalam meng-collect data data," kata Wishnutama.

Oleh karena itu, ia meminta agar tim dapat mengumpulkan data secara keseluruhan dan mengkroscek kembali, sehingga tidak ada tumpang tindih data.

"Tentunya, dengan adanya data ini, kami bisa kasih info ke lembaga atau kementerian terkait penanggulangan dampak," kata Wishnutama.

Kendala di lapangan

Saat ini, data dari PHRI menunjukkan, sebanyak 1.266 hotel di 31 provinsi tutup. Namun, diakui dalam laporan PHRI, pihaknya masih alami kendala dalam pengumpulannya.

Beberapa kendala tersebut, seperti hotel memodifikasi format standar, sehingga mempersulit penggabungan data. Selain itu, banyak kolom tidak diisi lengkap. 

Adapun akibat dari data tidak sesuai format standard, dalam laporan PHRI disebutkan, sebanyak 24 hotel tidak bisa diproses dalam survei 25-29 Maret 2020 tersebut.

Saat ini, Wishnutama mengaku, berkoordinasi secara rutin dengan Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).

Koordinasi ini dalam rangka membantu dukungan terhadap tim krisis center pariwisata.

"Saya bersama ASITA dan PHRI, hadir bersama dengan menteri atau lembaga yang terkait, menyampaikan kondisi saat ini," kata Wishnutama.

"Memang pendataan inilah yang sangat penting. Terlebih kita juga bisa dapat situasi terkini dari pelaku parekraf seperti apa. Kita dapat feedback dari mereka," lanjutnya.

Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf juga berupaya merealisasikan usulan hasil diskusi dengan PHRI dan ASITA serta para pelaku parekraf lainnya untuk menanggulangi dampak ini.

Menurutnya, terkait usulan dari PHRI dan ASITA seperti pajak, ketenagakerjaan, utilitas, dan perbankan dalam tahap on-progress, dan didiskusikan dengan menteri atau lembaga terkait.

Optimis

Sementara itu, Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fajar Utomo yang juga hadir dalam diskusi menambahkan, ada pembaruan data dari Kartu Pra Kerja yang masuk ke Kemenparekraf.

Ia mengatakan, data dikumpulkan dari dinas, asosiasi baik asosiasi industri maupun profesinya.

Selain dari Kemenparekraf, para pekerja pariwisata juga ter-cover dari data yang diunggah oleh Kementerian Tenaga Kerja dan BPJS.

"Adapun data yang masuk dalam Tim Kartu Pra Kerja Kemenparekraf posisinya kemarin ada 55.000 orang," kata Fajar.

"Hari ini ada tambahan data cukup besar hampir 80.000, dan masih kita perbarui terus datanya," lanjutnya.

Fajar melanjutkan, data tersebut sudah termasuk dengan ekonomi kreatif yaitu seni, film dan lainnya.

"Data Ini berbicara campur juga artinya ada yang berasal dari pekerja informal, PHK, dan para pekerja yang dirumahkan. Data ini akan terus bertambah, mungkin nanti malam bisa sampai 120.000," tambahnya.

https://travel.kompas.com/read/2020/04/08/073000227/sulitnya-kumpulkan-data-untuk-atasi-krisis-pariwisata-karena-corona

Terkini Lainnya

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

5 Air Terjun di Probolinggo, Ada Air Terjun Tertinggi di Jawa

Jalan Jalan
4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

4 Festival di Hong Kong untuk Dikunjungi pada Mei 2024

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke