Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Tumbler Starbucks Sering Diburu dan Dijadikan Koleksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Selain kopi, Starbucks juga terkenal akan tumblernya yang memiliki berbagai macam desain dan edisi.

Hal tersebut membuat beberapa orang tertarik untuk membelinya, bahkan mengoleksinya. Terlebih jika desain yang ditawarkan menarik dan memiliki kualitas yang bagus.

Kiee Pratiwi, misalnya, menuturkan kepada Kompas.com, dirinya senang mengoleksi tumbler Starbucks edisi Designer Series.

“Sengaja dibeli dan emang diincar. Sampai nitip orang karena di sini kadang-kadang tidak ada,” kata Kiee, Jumat (3/7/2020).

Beberapa tumbler yang sudah dimiliki antara lain adalah edisi Kate Spade, Anna Sui, Paul and Joe, Alice Olivia, dan Diane von Furstenberg.

Untuk edisi Paul and Joe, dirinya mendapatkannya dari seseorang saat mereka berada di negara lain. Sebab, desain edisi tersebut yang masuk ke Indonesia bukanlah yang diinginkan.

Meski lebih menyukai Designer Series, namun tumbler Starbucks pertama yang Kiee miliki adalah Seasonal Series.

“Waktu zaman kuliah, pertama kali (beli) yang Seasonal Series, salah satunya. Sisanya dibeliin karena mereka tahu saya suka. Kalau yang niat beli sendiri (saat ini) Designer Series,” ungkap Kiee.

Sejauh ini, Kiee sudah memiliki lebih kurang di atas 20 tumbler. Dari semua koleksi tersebut, Kiee selalu menggunakannya, kecuali yang dirasa ringkih.

“Ada yang dipajang, biasanya yang keramik. Tapi saya jarang banget beli yang keramik kecuali yang benar-benar bagus desainnya,” kata Kiee.

Desain yang unik dan kualitas yang bagus

Kiee menuturkan, alasannya pertama kali membeli tumbler adalah ingin mengurangi penggunaan plastik ketika berkunjung ke Starbucks.

Namun, lambat laun, dia justru tertarik mengoleksi tumbler Starbucks karena beberapa memiliki desain yang unik seperti Designer Series.

Meski begitu, satu hal utama yang sangat dilirik sebelum membeli tumbler adalah kualitas yang ditawarkan.

“Kalau bukan Designer Series biasanya lebih tipis. Kalau bawa air dingin atau panas, paling ketahanannya 3 – 4 jam,” ungkap Kiee.

“Terakhir saya beli yang Reserve, itu bisa tahan 12 jam. Bahkan 24 jam, es batunya masih bisa utuh di dalam. Sama tahan lama,” imbuhnya.

Sebagai souvenir

Berbeda dengan Kiee, Nanda Anisa Lubis mengatakan kepada Kompas.com, dirinya lebih senang mengoleksi edisi kota dan negara.

Hal ini dikarenakan berhubungan dengan hobinya yaitu melakukan perjalanan keliling Indonesia, serta ke beberapa negara di dunia. Menurutnya, membeli tumbler sama dengan membeli souvenir.

“Pertama kali beli kalau tidak salah yang Singapura. Kemudian saya traveling makin jauh, banyak tumbler yang kemudian dari negara-negara. Terutama Eropa karena kebanyakan ke sana,” ujar Nanda kepada Kompas.com.

Dia menuturkan, tumbler Starbucks terbilang unik. Terlebih yang memiliki nama negara dan kota. Setiap melakukan perjalanan, dia selalu membeli dua. Satu yang memiliki nama negara, satu yang memiliki nama kota.

Selain sebagai souvenir, Nanda juga menuturkan, sekitar 30 tumbler yang dimiliki juga dapat dijadikan sebagai pengingat dirinya pernah berkunjung ke mana saja.

“Malah mungkin jarang beli souvenir seperti magnet kulkas atau yang lain, tapi justru tumbler Starbucks walaupun enggak semua negara bisa beli karena enggak setiap negara ada Starbucks,” tutur Nanda.

Sempat diketawai barista

Dalam perjalanannya mengoleksi tumbler, Nanda mengatakan, dirinya pernah memiliki pengalaman menarik saat berada di Stockholm.

“Saya pernah diketawain sama barista di Stockholm karena borong empat tumbler sekaligus,” kata Nanda.

Saat memborong tumbler, dia memeluk semuanya sambil mengantre karena keadaan gerai sedang ramai.

“Barista langsung ngakak pas saya sampai di depan kasir untuk membayar. Ngakak dulu lalu bilang “Wow!” Kalau yang antre hanya ngeliatin dengan muka bertanya-tanya,” ungkap Nanda.

Selain Stockholm, Nanda juga punya pengalaman tersendiri saat berkunjung ke Norwegia. Saat itu, dirinya sedang berjalan dengan ibunya.

Namun di tengah perjalanan untuk kembali ke penginapan, dia melihat gerai Starbucks dan langsung mampir ke sana.

“Ibu saya manyun karena saya sempat-sempatnya masuk ke kedai Starbucks untuk beli tumbler padahal ibu saya sudah lelah berjalan seharian,” tutur Nanda.

Dari seluruh tumbler yang dimiliki, Nanda mengatakan, yang paling unik dari segi bentuk adalah tumbler yang didapatkannya di Jepang.

Menurutnya, bentuknya kokoh karena terbuat dari stainless dan bukan dari plastik. Sementara tumbler yang unik dari sisi kreatifnya adalah yang berasal dari Selandia Baru.

“Tumblernya tidak ditulis nama negaranya “New Zealand” tapi justri ditonjolkan nickname-nya yang ditulis besar-besar yaitu Kiwiana,” kata Nanda.

Sebagai tanda peduli lingkungan

Seorang kolektor tumbler lain bernama Hindra menuturkan, awal mula dirinya memiliki tumbler karena diberikan oleh temannya yang kebetulan bekerja sebagai seorang barista di salah satu gerai.

Tumbler yang diberikan merupakan tumbler Starbucks edisi Natal. Awalnya, Hindra mengatakan, dirinya tidak terpikir untuk memiliki tumbler.

Meski begitu, dia cukup senang ketika menerimanya karena menurutnya pada tahun 2006 belum banyak yang memiliki tumbler.

“Ada pride ketika bawa tumbler pas hangout di Starbucks. Terlebih, ada pesan lingkungannya,” kata Hindra kepada Kompas.com.

“Seolah-olah, ini semacam fashion statement bahwa aku juga ikut bertanggungjawab mengurangi limbah paper cup sekali pakai,” lanjutnya.

Alhasil, hingga saat ini dirinya selalu membawa tumbler setiap kali berkunjung ke Starbucks. Selain itu, dengan membawa tumbler dia juga bisa menikmati promo yang ditawarkan.

Saat ini, Hindra hanya memiliki 15 tumbler Starbucks yang terdiri dari edisi luar negeri seperti Berlin, Edinburgh, London, dan Singapore.

Ada juga beberapa edisi Indonesia seperti Jakarta, Makassar, dan Surabaya. Sebelumnya, Hindra memiliki lebih dari jumlah tersebut.

“Banyak yang hilang atau tertinggal akibat pindah-pindah kos, atau rusak karena terjatuh dan retak,” tutur Hindra.

Tumbler pertama yang memiliki kesan tersendiri

Dalam mengoleksi tumbler, dia sesekali membeli jika memang ada yang bagus. Baik itu membelinya saat di Indonesia, maupun saat liburan ke luar negeri.

Selain itu, dia juga masih kerap menerima kado ulang tahun berupa tumbler.

“(Dalam mengoleksi) enggak pernah benar-benar sengaja beli supaya terkesan banyak. Beli kalau memang ada yang bagus dan promo,” ungkap Hindra.

Hindra menuturkan, tumbler pertama yang didapat memiliki kesan tersendiri. Dia selalu membawanya setiap kali liputan, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta.

“Beberapa kali sempat tertinggal, tapi untungnya diamankan. Tumbler pertama punya nilai historis tersendiri,” pungkas Hindra.

https://travel.kompas.com/read/2020/07/05/141500527/alasan-tumbler-starbucks-sering-diburu-dan-dijadikan-koleksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke