Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Konsep Wisata Berbasis Komunitas dan Wisata Tematik Budaya, Apa Itu?

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) akan mengembangkan konsep wisata berbasis komunitas dan wisata tematik berbasis budaya Indonesia.

Hal itu disampaikan Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Events) Kemenparekraf Rizki Handayani dalam konferensi pers virtual bertemakan "Virtual Heritage" yang diselenggarakan Traval.co, Jumat (9/10/2020).

Konsep itu rencananya dilangsungkan secara offline tahun depan ketika pandemi sudah berakhir.

Namun, selama masih pandemi, konsep wisata tematik budaya dan berbasis komunitas ini baru dapat digelar secara virtual.

Lalu, seperti apa konsep berwisatanya?

Rizki menerangkan, rencananya konsep ini digelar tahun depan secara offline dengan model famtrip bersama komunitas pencinta tema-tema wisata tertentu.

"Misalnya komunitas batik, budaya, komunitas kain, komunitas segala macam, heritage juga. Akan kita fasilitasi untuk melakukan perjalanan dan benar-benar menikmati experience di tempat wisata tersebut," kata dia. 

Rizki melanjutkan, konsep wisata seperti itu digagas karena tren pariwisata ke depan tidak hanya melakukan perjalanan, tetapi juga merupakan satu bagian pengalaman.

Tujuannya adalah wisatawan tidak hanya sekadar melakukan perjalanan, tetapi juga mendapatkan pengalaman, bahkan pengetahuan dari ragam komunitas yang didatangi.

Acara virtual tour heritage

Sementara ini, konsep berwisata tersebut baru bisa dilakukan di Bali. Namun sebaliknya, jika dilakukan secara virtual, dapat mengakomodasi semua daerah.

Wisata virtual memang menjadi harapan satu-satunya untuk tetap dapat menggerakkan sektor pariwisata di tengah pandemi.

"Jadi seperti kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Saat ini, digital itu menjadi satu niscaya yang harus dilakukan di masa depan. Kami dari Kemenparekraf akan terus mendukung kegiatan virtual," ujar Rizki.

Saat ini untuk konsep wisata berbasis komunitas dan wisata tematik budaya, Kemenparekraf bekerja sama dengan Traval.co mengadakan wisata virtual bertajuk "Virtual Heritage".

Program tersebut mengangkat wisata tematik berbasis budaya dan wisata berbasis komunitas di delapan titik, mulai dari wilayah barat hingga timur.

Selain itu, program Virtual Heritage akan mengangkat para komunitas tersebut sebagai local heroes dalam pelestarian dan pengembangan budaya di daerahnya masing-masing.

Adapun beberapa komunitas yang terlibat dalam Virtual Heritage di antaranya Lakoat Kujawas di Timor Tengah Selatan, Kayaka Humba di Sumba Timur, dan Hetika di Bangka Barat.

Ada pula Jabu Sihol di Pematang Siantar, Rumah Cinta Wayang di Depok, Kesengsem Lasem di Rembang, Lepo Lorun di Maumere, dan Pulau Penyengat Kite di Tanjung Pinang.

Virtual Heritage ini terlaksana mulai 26 September-25 Oktober 2020 secara online setiap pukul 10.00. Masyarakat atau wisatawan dapat mendaftar secara gratis di link bit.ly/VirtualHeritage.

https://travel.kompas.com/read/2020/10/13/081800227/konsep-wisata-berbasis-komunitas-dan-wisata-tematik-budaya-apa-itu

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke