Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

13 Hal yang Perlu Diketahui Soal Turbulensi Pesawat

KOMPAS.com – Turbulensi merupakan momen yang kemungkinan akan dihadapi pesawat dalam suatu penerbangan.

Turbulensi adalah perubahan kecepatan aliran udara yang menyebabkan guncangan pada tubuh pesawat, baik kecil maupun besar.

Seperti dilansir dari CN Traveler, hal tersebut memang menakutkan dan tidak bisa diprediksi. Namun karena begitu sering dan umum terjadi, bukan berarti kamu harus membatalkan penerbanganmu begitu saja.

Ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan jika mengalami turbulensi saat berada di pesawat. Hal pertama, tentu saja jangan panik.

Berikut ini 13 hal yang perlu kamu ketahui seputar turbulensi pada pesawat seperti dirangkum Kompas.com:

1. Biasanya, turbulensi tidak berbahaya

Turbulensi sangat umum terjadi dan biasanya tidak membahayakan. Namun, tetap saja akan membuat kamu tidak nyaman.

Ada beberapa jenis turbulensi yang disebabkan beberapa faktor berbeda, yakni arus dari awan badai yang bergerak ke atas dan ke bawah, arus termal, atau turbulensi udara bersih yang diakibatkan perubahan arah atau kecepatan angin secara mendadak.

2. Kecelakaan akibat turbulensi jarang terjadi

Federal Aviation Administration mengatakan, kira-kira ada 58 penumpang pesawat yang terluka akibat turbulensi setiap tahunnya. Biasanya kejadian tersebut hanya terjadi saat berada di atas ketinggian 30.000 kaki.

Dua per tiga jumlah tersebut adalah kru kabin atau penumpang yang tidak menggunakan sabuk pengaman saat turbulensi terjadi.

Artinya, hanya sekitar 20 penumpang dari lebih dari 800 juta orang yang terbang setiap tahunnya di Amerika Serikat yang terluka akibat turbulensi.

3. Pilot tahu apa yang akan terjadi

Di banyak kasus, para pilot mengetahui kondisi turbulensi yang akan datang dan bisa menyalakan peringatan memakai sabuk pengaman sebelum pesawat mengalami turbulensi.

Pilot juga dibekali laporan cuaca sebelum penerbangan, radar kokpit, dan laporan dari pesawat lain di area tersebut.

4. Awan penyebab turbulensi

Awan adalah salah satu penyebab terjadinya turbulensi. Selain CAT (Clear Air Turbulence) atau turbulensi udara cerah, awan adalah gambaran dari keadaan udara yang tidak stabil. Salah satu jenis awan yang paling berbahaya adalah cumulonimbus.

Menurut pilot WNI yang pernah menjadi Captain Pilot pesawat B-777 Qatar Airways Assiva Husman lewat emailnya kepada Kompas.com, turbulensi bisa dikategorikan menjadi dua, yaitu turbulensi seputar awan dan turbulensi udara cerah.

5. Turbulensi di udara cerah lain ceritanya

Turbulensi di udara yang cerah adalah jenis yang paling berbahaya. Pasalnya, itu terjadi di langit tanpa awan dengan jarak pandang yang baik. Turbulensi yang akan datang tidak bisa terdeteksi oleh radar udara.

Ini membuat kru pesawat hampir tidak punya waktu untuk memperingatkan penumpang untuk kembali ke tempat duduk mereka dan memasang sabuk pengaman.

Itu juga yang membuat sebagian besar luka yang berhubungan dengan turbulensi terjadi saat turbulensi di udara cerah.

6. Turbulensi saat udara cerah makin meningkat

Menurut para ilmuwan, jumlah turbulensi ekstrem yang terjadi di udara cerah dan memengaruhi penerbangan bisa meningkat hingga dua kali lipat pada pertengahan abad ini akibat pemanasan global.

7. Turbulensi tidak akan menyebabkan pesawat kecelakaan

Walaupun akan terasa cukup menyeramkan saat mengalaminya, keamanan pesawat hampir tidak akan terpengaruh oleh betapa parahnya turbulensi.

“Pesawat didesain untuk menerima banyak tekanan,” kata penulis Ask the Pilot dan buku Cockpit Confidential, Patrick Smith.

8. Pilot dilatih untuk menangani hal itu

Untuk mencegah turbulensi, pilot benar-benar mempelajari pola cuaca dan merencanakan jauh ke depan.

Mereka juga memilih rute terbaik sebelum setiap penerbangan. Ketika turbulensi tidak bisa dihindari, pilot yang baik akan tahu cara menenangkan penumpangnya.

9. Ikuti tanda memakai sabun pengaman

Akibat adanya peningkatan turbulensi di udara cerah, salah satu hal yang bisa kamu lakukan untuk mencegah luka akibat turbulensi adalah dengan selalu mengenakan sabuk pengamanmu.

Hal itu harus dilakukan, terutama setiap kali tanda untuk mengenakan sabuk pengaman dinyalakan.

10. Kursi mobil untuk anak-anak juga bisa digunakan

Anak-anak yang duduk di pangkuan sangat rentan mengalami luka akibat turbulensi di pesawat. Pergerakan pesawat yang ekstrem bisa membuat anak-anak “terbang” dari pangkuan.

National Transportation Safety Board telah lama meminta aturan terkait bayi atau anak kecil untuk bisa duduk di kursi mobil yang telah disetujui untuk digunakan di pesawat.

11. Akan ada teknologi untuk turbulensi

Para insinyur sedang mengembangkan alat yang bisa membantu pesawat menghindari turbulensi.

Maskapai penerbangan nantinya bisa menggunakan laser ultraviolet untuk mengirim gelombang ke udara di depan guna mendeteksi turbulensi.

12. Mengikuti gerakan pesawat yang naik turun

Seperti yang dilaporkan Cynthia Drescher untuk Traveler, cara terbaik mengatasi turbulensi adalah mungkin dengan ikut memantul seiring pergerakan pesawat yang naik turun.

Menurutnya, ia terpental di kursinya tanpa berpegangan pada struktur pesawat. Semakin parah guncangan turbulensi, guncangan yang ia alami malah terasa tidak terlalu parah.

13. Alihkan pikiran saat turbulensi

Kapten Ron Nielsen, seorang pilot dan veterang industri maskapai penerbangan selama 40 tahun yang mengajar kelas takut terbang menyarankan untuk mengalihkan pikiran selama turbulensi.

Ia menyarankan untuk meletakkan pulpen di tangan yang tidak biasanya kamu gunakan untuk menulis. Lalu tulis namamu.

“Ini membuat penumpang lebih fokus pada apa yang dia lakukan, karena biasanya dia tidak menulis dengan tangan tersebut. Kedua, itu juga memindahkan fungsi motorik di otaknya, dengan menggunakan sisi otak yang lain dari yang biasanya ia gunakan,” kata Nielsen.

https://travel.kompas.com/read/2021/01/16/150300527/13-hal-yang-perlu-diketahui-soal-turbulensi-pesawat

Terkini Lainnya

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Kemenuh Butterfly Park Bali Punya Wahana Seru

Jalan Jalan
Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kemenuh Butterfly Park Bali: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Kapal Wisata Terbakar di Labuan Bajo, Wisatawan Diimbau Hati-hati Pilih Kapal

Travel Update
5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

5 Tips Traveling Saat Heatwave, Apa Saja yang Harus Disiapkan

Travel Tips
Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke