Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Noken Papua, Warisan Budaya Takbenda UNESCO yang Jadi Merchandise PON XX Papua 2021

KOMPAS.com – Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021 akan digelar di empat daerah di Papua pada 2-15 Oktober 2021.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan, sebanyak 25.000 noken akan dijadikan sebagai merchandise resmi bagi atlet dan ofisial ajang olahraga tersebut.

“Merchandise ini terwujud dengan kolaborasi penyelenggara PON dengan mama-mama Papua yang juga diberikan lokasi untuk menjual noken Papua ini,” ujarnya dalam Weekly Press Briefing virtual, Senin (30/8/2021).

Sandiaga melanjutkan, merchandise tersebut merupakan ikon kearifan lokal Papua dan telah diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda.

Kendati demikian, apa itu noken Papua yang menjadi merchandise resmi PON XX Papua 2021?

Noken Papua, kearifan lokal khas Papua

Noken Papua adalah tas tradisional asal Papua yang kerap digunakan untuk membawa hasil pertanian dan barang dagangan ke pasar.

Melansir Kompas.com, Sabtu (25/4/2020), noken dibuat para wanita Papua menggunakan bahan-bahan alam.

Selain material pembuatnya, penggunaan noken pun tidak kalah unik karena masyarakat tidak membawanya pakai tangan, melainkan pakai kepala.

Noken yang ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada 4 Desember 2012 ternyata sudah ada sejak lama.

Menurut situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), noken dikenal dan digunakan oleh sekitar 250 suku di Papua dan merupakan kebudayaan yang dikerjakan secara turun temurun hingga sekarang.

Dalam penggunaannya, noken Papua tidak hanya untuk membawa hasil pertanian dan barang dagangan ke pasar.

Namun, noken juga digunakan untuk membawa hasil laut, kayu, bayi, hewan kecil, belanjaan, uang, serta makanan.

Mama-mama Papua dan kerajinan noken

Mengutip Kompas.com, Sabtu (22/5/2021), noken Papua dibuat menggunakan serat kayu, daun, atau batang anggrek yang dianyam atau dirajut.

Arkeolog Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, tas tradisional tersebut dibuat oleh mama-mama Papua dan memiliki simbol tersendiri.

“Noken yang merupakan tas tradisional asli buatan mama-mama (ibu-ibu) Papua ini merupakan simbol dari kesuburan dan perdamaian bagi masyarakat Papua,” ujar Hari yang sekaligus menjabat sebagai Dosen Arkeologi Universitas Cenderawasih.

  • Asyiknya Membuat Noken di Pulau Sauwandarek Raja Ampat
  • Tak Sekadar untuk Bawa Barang, Ini Fungsi Noken di Papua
  • Istimewanya Noken, Tas Asal Papua yang Terbuat dari Serat Kayu

Sebelumnya, dikatakan bahwa pembuatan kerajinan noken Papua telah dilakukan secara turun temurun. Adapun, hal ini lantaran para mama di Papua mengajarkannya kepada anak-anak perempuan agar mereka bisa membuat noken sendiri.

Sebab, keahlian dalam membuat noken merupakan lambang dari kedewasaan seorang wanita. Bahkan, disebutkan bahwa wanita yang tidak bisa membuat noken tidak boleh menikah sebelum bisa melakukannya.

Filosofi noken Papua, seperti rahim seorang ibu

Menurut laman Itjen Kemendikbud yang dikutip Kompas.com, Jumat (4/12/2020), noken Papua memiliki filosofi yang membuatnya memiliki daya tarik tersendiri.

Sebab, tidak hanya cara membuat noken saja yang diturunkan, tetapi juga banyak nilai yang diajarkan dari generasi ke generasi.

Ketua Yayasan Noken Indonesia pada saat itu Titus Christoforus Pekei mengatakan, noken mengajarkan masyarakat Papua tentang berbagi, demokrasi, dan kebenaran.

Dia juga mengibaratkan noken seperti rahim seorang ibu. Dalam laman Pusaka, Titus mengatakan bahwa ada kehidupan dan eksistensi untuk terus hidup dan lestari dalam noken.

Tas tradisional khas Papua ini juga menyimpan makna menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini terlihat dari bahan dan proses pembuatannya yang ramah lingkungan.

Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO pada 2012

UNESCO resmi menetapkan noken Papua sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 4 Desember 2012 dan memasukkannya dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding.

Adapun, noken masuk dalam kategori itu lantaran dianggap sebagai warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak.

Selain masuk dalam ranah tradisi dan ekspresi lisan, noken juga masuk dalam ranah pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta, serta kemahiran kerajinan tradisional.

Dalam situs UNESCO, dikatakan bahwa jumlah orang yang membuat dan menggunakan noken berkurang karena menghadapi persaingan dari tas buatan pabrik, juga masalah dalam memperoleh bahan baku.

https://travel.kompas.com/read/2021/08/31/130100627/noken-papua-warisan-budaya-takbenda-unesco-yang-jadi-merchandise-pon-xx-papua

Terkini Lainnya

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke