Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melukat, Tradisi Umat Hindu di Bali dan Wisata Spiritual

KOMPAS.com - Melukat merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali. Makna melukat adalah pembersihan jiwa dari hal negatif.

Melukat sendiri berasal dari kata sulukat. "Su" artinya baik dan “lukat” yang berarti “penyucian”.

“Upacara ini merupakan ritual menyucikan atau membersihkan diri dengan air suci untuk memperoleh kebaikan, dan menjauhkan dari unsur-unsur negatif. Seperti mimpi buruk, penyakit, rasa resah, macam-macam,” papar Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Profesor I Gde Pitana, melalui Kompas.com, Rabu (15/12/2021).

Menurut Pitana, air suci ini bisa ditemukan di berbagai tempat baik alam maupun buatan. Mulai dari pura, sungai, laut, mata air, pancuran, hingga air yang dibuat oleh pendeta Hindu di rumahnya.

Melukat sebagai wisata spiritual

Pitana menjelaskan, Melukat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama adalah kegiatan religi bagi umat Hindu, dan kedua merupakan wisata spiritual yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

Khusus untuk sisi kedua, lanjutnya, ritual Melukat semakin dikenal belakangan ini salah satunya karena tren wisata spiritual di kalangan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Pendeta bergelar Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda ini juga menyampaikan, ada suatu tren bernama Off the Beaten Track. 

“Off the Beaten Track Tourism ini artinya keluar dari jalur utama atau kebanyakan. Jadi tidak lagi ramai-ramai ke Pantai Kuta atau nonton (tari) Kecak, tapi mencari alternatif wisata yang berbeda. Misalnya mendaki, ke air terjun, dan sebagainya, termasuk melukat,” jelas dia.

Dengan kreativitas warga Bali, tren baru pariwisata ini digabungkan dengan tradisi asli Bali sehingga wisata ritual Melukat terbentuk.

Menurutnya, sebenarnya tidak hanya melukat, namun lebih kepada wisata spiritual yang ditawarkan oleh pariwisata di Pulau Dewata.

Tak hanya membersihkan diri dengan air suci, tetapi juga bagian dari perjalanan ke beberapa tempat keramat atau unik.

Ia menambahkan, tren wisata ritual melukat ini sendiri telah populer di kalangan wisatawan sejak lima tahun terakhir.

Selain beberapa mata air di alam yang dijadikan tempat melukat bagi wisatawan, ada juga sebagian wisatawan yang langsung mendatangi beberapa pendeta di rumah mereka.

Alasannya untuk minta dilukat dengan air suci dan mantra khusus.

Arti dan makna Melukat

Bagi pemeluk agama Hindu di Bali, Melukat merupakan bagian dari tradisi keagamaan. Kegiatan ini telah lama dan rutin dilakukan sebagai bentuk penyucian diri. 

Pitana menerangkan, ada arti dan makna lain yang juga dirasakan wisatawan saat menjalani penyucian ini.

Dalam buku karangannya Pariwisata Spiritual: Dalam Teori dan Aplikasi, ia pernah melakukan wawancara mendalam kepada sejumlah wisatawan.

Hampir seluruh wisatawan menyetujui bahwa mereka merasakan kesegaran atau ketenangan setelah melakukan ritual Melukat. Apalagi, menurut Pitana, Melukat dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan spiritual lainnya.

Di antaranya adalah sembahyang, duduk merenung sambil mendengarkan kisah-kisah alam, dan sejenisnya. Sehingga, wisatawan dapat terhanyut dalam suasana yang syahdu.

Hubungan antara pariwisata dengan kebudayaan di Bali, menurut Pitana, adalah suatu hal yang saling berdampak baik atau mutual.

“Artinya, dengan Melukat, wisatawan bisa merasakan pengalaman baru yang menyenangkan, unique experience. Di sisi lain, pengelola juga bisa mendapatkan pemasukan sehingga bisa mengurus lokasi sekaligus untuk penghidupan,” papar Pitana.

https://travel.kompas.com/read/2021/12/15/180500527/melukat-tradisi-umat-hindu-di-bali-dan-wisata-spiritual-

Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke