Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapal Viking Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

KOMPAS.com - Pada Desember 2021, UNESCO menobatkan kapal bangsa Nordik dari era Viking sebagai warisan budaya tak benda.

Selama ribuan tahun, kapal yang terbuat dari kayu ini telah membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat Eropa Utara, mulai dari berdagang, berperang, hingga melintasi lautan dan benua.

Kapal tersebut juga disebut clinker yang dianggap mengacu pada cara mengikat papan kayu perahu menjadi satu.

Ditetapkannya perahu Viking sebagai warisan budaya tak benda lantas menuai banyak dukungan, dan diharapkan dapat menjaga sekaligus melestarikan teknik pembuatan kapal dari era Viking ini, terutama untuk generasi mendatang.

  • Foteviken, Kembali ke Masa Viking
  • UNESCO Tetapkan Songket Malaysia sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Sayangnya, jumlah perajin kapal clinker kian merosot, lantaran saat ini nelayan lebih memilh untuk membuat kapal dengan lambung serat kaca, sehingga harga produksinya pun lebih murah.

“Kita dapat melihat bahwa keterampilan membangun (kapal), keterampilan mengarungi perahu, hingga pengetahuan orang-orang untuk berlayar, semakin turun dan menghilang,” kata Kepala Galangan Kapal di Museum Kapal Viking di Roskilde, Denmark, Søren Nielsen, mengutip AP, Minggu (23/1/2022).

Museum ini tidak hanya memamerkan sisa-sisa kapal kayu yang dibangun pada 1.000 tahun silam, namun juga membangun kembali dan merekonstruksi kapal Viking lainnya.

Proses rekonstruksi melibatkan penggunaan metode arkeologi eksperimental untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam dan lebih praktis seputar zaman Viking, termasuk seberapa cepat kapal berlayar dan berapa banyak orang yang bisa diangkutnya.

Pengawas Pembuatan sekaligus Perbaikan kapal clinker, Nielsen, mengungkapkan bahwa kini hanya ada sekitar 20 perajin kapal clinker terlatih di Denmark, dan mungkin hanya terdapat sekitar 200 perajin di seluruh Eropa Utara.

Kapal clinker punya ciri penggunaan papan lambung kayu memanjang yang tumpang tindih, serta dijahit atau dipaku menjadi satu.

Teknik pembuatan kapal ini memperkuatnya secara internal dengan komponen kayu tambahan.

Menariknya, mereka bahkan mengisi celah di antara penyusun kapal dengan tar atau lemak, yang sebelumnya dicampur dengan bulu hewan, wol, dan lumut.

“Ketika Anda membangunnya dengan tumpang tindih di dalamnya, Anda akan mendapatkan lambung perahu yang cukup fleksibel, tetapi pada saat yang sama, juga sangat kuat,” jelas Kurator di Museum Kapal Viking Roskilde, Triona.

Untuk diketahui, museum tersebut merupakan rumah bagi lima kapal Viking abad ke-11.

Nielsen menambahkan, ada bukti bahwa teknik clinker pertama kali muncul ribuan tahun lalu, selama Zaman Perunggu.

  • Tak Hanya Gamelan, Ini 11 Warisan Budaya Tak Benda UNESCO dari Indonesia
  • UNESCO Tetapkan Gamelan Indonesia Jadi Warisan Budaya Tak Benda

Kapal-kapal Viking yang ringan, kuat, dan cepat ini tidak tertandingi pada masanya, bahkan menjadi fondasi bagi kerajaan-kerajaan di Denmark, Norwegia, dan Swedia.

Sementara itu, tradisi kapal clinker di Eropa Utara masih bertahan hingga hari ini.

Kapal-kapal tersebut cenderung digunakan oleh penggemarnya untuk perayaan, perlombaan, dan acara olahraga.

Hal tersebut tentu saja berbanding terbalik dari 1000 tahun lalu ketika kapal Viking justru digunakan untuk menaklukkan dunia, serta melakukan pelayaran untuk perdagangan. 

Penobatan kapal Viking oleh UNESCO tersebut ditandatangani sekitar 200 komunitas, serta para tokoh budaya di bidang konstruksi dan kerajinan perahu clinker tradisional, termasuk komunitas Sami.

Prasasti di daftar warisan budaya tak benda mewajibkan negara-negara Nordik untuk melestarikan apa yang tersisa dari tradisi mereka yang hampir memudar.

Sebagai penutup, Nielsen menyampaikan bahwa untuk membuat kapal yang baik, butuh pengalaman dan proses panjang yang mungkin membuat orang tersebut harus menghasilkan banyak kapal terlebih dulu.

Maka dari itu, tradisi ini harus dipertahankan agar tetap hidup. 

https://travel.kompas.com/read/2022/01/27/150700127/kapal-viking-jadi-warisan-budaya-tak-benda-unesco

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke