Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Tabur Garam Bisa Cegah Ular Datang Saat Berkemah?

JAKARTA, KOMPAS.com - Menabur garam untuk mencegah ular atua hewan melata lainnya mungkin sudah jadi kebiasaan yang dilakukan awam sejak lama.

Hal ini bahkan juga dilakukan oleh Paspampres (Pasukan Pengamanan Presiden) saat Presiden Joko Widodo berkemah di kawasan Ibu Kota Nusantara, Senin (14/03/2022).

Lalu, benarkah menabur garam efektif sebagai cara mengusir ular atau mencegahnya datang?

Ternyata, penaburan garam di sekitar area tenda sama sekali tidak berpengaruh untuk mengusir ular.

Pakar gigitan ular dan toksikologi, Dr dr Tri Maharani MSi SpEM mengatakan, garam tidak berdampak sama sekali terhadap hewan melata ini karena komponen sisik ular yang keras.

"Sisik ular sangat kuat berupa kitin seperti kuku kita, jadi tidak bisa mengabsorbsi bahan seperti garam, belerang, bahan kimia pengepel lantai, kapur barus ataupun ijuk," jelas Tri kepada Kompas.com, Rabu (16/03/2022).

Ia menambahkan, ular biasanya akan mendatangi suatu tempat apabila mengendus bau mangsa di sekitar wilayah tersebut. Adapun beberapa hewan yang kerap menjadi mangsa ular, seperti tikus, katak, unggas, dan ular-ular berukuran kecil.

  • Jangan Panik, Lakukan 5 Hal Ini Jika Bertemu Ular Saat Naik Gunung
  • Pertolongan Pertama Saat Digigit Ular Kobra

Hewan-hewan tersebut sering ditemui pada area lembab yang dikelilingi oleh sampah.

Untuk mengusir ular, maka penting untuk memastikan kawasan sekitar kemah tetap bersih dan bebas dari mangsa-mangsa ular tersebut.

"Jadi untuk mengusir ular, membuat ular tidak masuk ke tempat kita, maka yang dilakukan membersihkan tempat itu dari makanan ular, yaitu tikus, katak, unggas atau pun ular kecil yang lain," ujar Tri.

Ia menekankan pentingnya manajemen sampah yang baik agar tikus dan hewan lainnya tidak berada di sekitar area kemah karena tidak ada sumber makanan.

Beberapa hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah ular ketika berkemah adalah selalu sedia Alat Pelindung Diri (APD) sederhana, seperti sepatu bot, senter di malam hari, topi, dan tongkat kayu guna mengantisipasi kemunculan ular.

"Topi itu untuk jaga-jaga kalau ular dari pohon jatuh, tidak langsung kena kepala. Senter penting sekali saat malam hari, dan tongkat bisa pakai kayu, untuk menyingkirkan ular," ujarnya.

Meski demikian, Tri mengapresiasi secara khusus permintaan paspampres untuk mempelajari cara penanganan gigitan ular yang tepat.

Hal ini menjadi penting mengingat masih banyak pihak yang salah dalam menangani kasus gigitan ular.

"Meski apa yang dilakukan paspamres untuk mencegah masuknya ular pada awalnya salah, namun mereka sudah berniat update ilmu dengan meminta saya training (penanganan gigitan ular secara) luring dan daring," tutur Tri.

  • 6 Tips Liburan di Musim Hujan agar Tetap Nyaman
  • 7 Tips Aman Wisata Air Terjun Saat Musim Hujan, Perhatikan Hal Ini

Beberapa waktu lalu, ia juga sudah memberikan sejumlah bahan, termasuk video tentang imobilisasi dalam cara penanganan gigitan ular, serta buku dan bahan presentasi tentang ular dan cara mengusirnya dengan membersihkan lingkungan dari makanan ular.

Tak hanya paspampres, para dokter dan nakes di IKN juga telah dibekali pelatihan cara penanganan gigitan ular yang tepat.

"Dokter paspamres dan para tenaga kesehatan di IKN juga sudah meminta training dan juga mendapat donasi dari saya berupa snakebite kit dan antivenom King Cobra dan Trimeresurus sp," pungkasnya.

https://travel.kompas.com/read/2022/03/17/094710627/benarkah-tabur-garam-bisa-cegah-ular-datang-saat-berkemah

Terkini Lainnya

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE Meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke