3 Tempat Wisata di Sharjah yang Wajib Dikunjungi Wisatawan Muslim

KOMPAS.com - Sharjah menjadi salah satu destinasi wisata halal yang wajib dikunjungi. Keamiran (provinsi) di Uni Emirat Arab (UEA) ini tidak hanya memiliki masjid, tapi juga aneka museum guna memperdalam pengetahuan tentang agama Islam.

Pada tahun 1998, Sharjah dinobatkan sebagai Cultural Capital of the Arab World (Ibu Kota Budaya Arab) dari UNESCO.

Selanjutnya pada tahun 2014, Sharjah juga memperoleh gelar Islamic Culture Capital (Ibu Kota Budaya Islam) oleh Islamic World Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO).

Simak beberapa tempat wisata yang wajib dikunjungi, sekaligus direkomendasikan oleh Direktur Sharjah Commerce and Tourism Development Authority (SCTDA), His Highness Shaikh Salem Al Qasimi:

"Saya ingin menggarisbawahi Sharjah Museum of Islamic Civilization, yang saya pikir akan sangat menarik bagi wisatawan muslim dari Indonesia dan Malaysia," ujar His Highness Shaikh Salem Al Qasimi kepada Kompas.com saat SCTDA’s Far East Asia Roadshow di Jakarta Pusat, Senin (24/10/2022).

Dilansir dari laman resminya, museum ini awalnya bernama The Islamic Museum, kemudian dibuka kembali pada tahun 2008 dengan nama Sharjah Museum of Islamic Civilization (Museum Peradaban Islam Sharjah). 

Di tempat ini, wisatawan bisa melihat ribuan artefak seputar peradaban Islam dari abad ke-7 hingga ke-20 Masehi. 

Terdapat tujuh galeri dan area pameran, antara lain The Abu Bakr Gallery of Islamic Faith, The Ibn Al-Haytham Gallery of Science and Technology, dan Islamic Art Gallery.

The Abu Bakr Gallery of Islamic Faith, misalnya, didekasikan untuk memperkenalkan prinsip-prinsip Islam dan Al Quran. Pengunjung bisa menjumpai manuskrip bersejarah Al Quran yang langka dan gambar masjid dari berbagai negara. 

Harga tiket masuk museum ini mulai 10 dirham UEA atau sekitar Rp 42.712 untuk pengunjung berusia 13 tahun ke atas.

Tempat lainnya yang direkomendasikan adalah Sharjah Calligraphy Museum atau Museum Kaligrafi Sharjah. 

"(Tempat wisata) favorit saya secara pribadi adalah Sharjah Calligraphy Museum, tempat Anda melihat karya seni dari wilayah Arab, dan Anda juga bisa mengikuti lokakarya menulis kaligrafi," ujarnya. 

His Highness Shaikh Salem Al Qasimi berpendapat, aktivitas mempelajari kaligrafi akan membuka mata wisatawan, sekaligus menghargai betapa detail dan matematisnya seni tersebut.

• Riset: 27 Persen Populasi Muslim Dunia adalah Gen Z, Ini Gaya Wisata Mereka
• Pengalaman Puasa dan Lebaran di Paris, Dirangkul Komunitas Muslim

Dibuka sejak tahun 2002, Sharjah Calligraphy Museum mengoleksi karya seni dari seniman dan ahli kaligrafi, baik lokal maupun mancanegara. Museum ini bertujuan menghargai sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan daya tarik kaligrafi Arab.

Dikutip dari laman resminya, tiket masuk museum ini seharga mulai 10 dirham UEA (sekitar Rp 42.712) untuk pengunjung berusia 13 tahun ke atas. Sayangnya, museum ini tengah tutup sementara hingga 4 Desember 2022.

Terakhir, ada tempat wisata yang baru dibuka, yaitu Sharjah Safari. 

"Saya pernah mengikuti safari di Afrika, jadi saya bisa membuktikan bahwa pengalaman (safari) autentik ada di sana (Sharjah Safari)," tuturnya. 

Sharjah Safari, lanjutnya, merupakan safari terbesar di luar Afrika.

Pengunjung bisa melihat lebih dari 120 spesies satwa, mulai dari burung, mamalia, hingga satwa yang terancam punah lainnya. Dikutip dari laman resminya, harga tiket masuknya mulai dari 40 dirham UEA (sekitar Rp 170.988), tergantung tipe tiket yang dipilih.

"Di dekatnya ada Sharjah Conservation Center, yang konsisten menyelamatkan spesies yang terancam punah. Hal ini penting, tidak hanya terkait pengalaman bagi wisatawan, tapi juga tujuan kami untuk pariwisata berkelanjutan," terangnya.

Ia menambahkan, umumnya orang-orang mengaitkan keberlanjutan dengan bahan bakar fosil dan jejak karbon, namun baginya menjaga lingkungan dan satwa merupakan hal yang sama pentingnya guna mewujudkan pariwisata berkelanjutan.