KOMPAS.com - Memotret suatu obyek, terutama makhluk hidup, merupakan hal yang tidak mudah.
Apalagi, jika obyek tersebut berupa satwa yang pergerakannya tidak dapat diatur.
Saat berkunjung ke kebun binatang atau lembaga konservasi, seperti salah satunya Taman Safari Indonesia, kamu mungkin saja ingin mengabadikan potret para satwa yang menarik.
Baik itu untuk dokumentasi pribadi maupun untuk diikutsertakan dalam lomba foto.
Untuk bisa mengambil momen-momen tertentu seperti harimau tidur, orangutan yang sedang makan, atau beruang sedang bermain, tentu membutuhkan beberapa kiat.
Fotografer yang telah lama eksis di jagat fotografi Arbain Rambey dan fotografer di bidang satwa Adhitiya Wibhawa serta Aprison, membagikan beberapa tips bagi pemula yang ingin memotret satwa.
Berikut Kompas.com rangkum beberapa tips dalam memotret satwa, seperti disampaikan oleh fotografer profesional.
Hal pertama yang harus diingat, kata Arbain, adalah untuk tetap sabar dalam mengamati gerakan atau ekspresi hewan.
"Sabar, amati, cari angle yang bagus, sampai dapat. Jadi artinya foto itu sudah jadi sebelum dibuat. Jadi bayangan dia akan seperti apa, ya tunggu sampai dapat," kata Arbain.
Bahkan, tak jarang seorang fotografer menghabiskan waktu lebih dari satu atau dua hari untuk berkeliling kebun binatang, demi memperoleh momen yang pas.
Oleh karena itu, jangan pernah lengah dan usahakan tetap sabar saat memotret satwa.
Selanjutnya, Adhitiya Wibhawa dan Aprison memberikan tips agar pemotret bisa mengenali dan memahami satwa.
Beberapa momen unik memang berhasil didapat karena keberuntungan, tapi bisa juga karena pengetahuan fotografer. Misalnya, dengan mengenali kapan saja waktu satwa tidur, makan, atau aktif bergerak.
"Kenali perilaku sama reaksi mereka, jadi bisa tanya ke pawangnya atau penjaga di situ. Bisa baca juga di tulisannya, jadi tahu waktu mereka lagi tidur atau berkegiatan," ujar Adhitiya.
Saat berada di lapangan, kata Aprison, berusaha mengenali karakter satwa dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya dapat membantu dalam pengambilan gambar.
"Amati, karena setiap hewan punya keistimewaannya sendiri. Bisa juga ambil momen yang jarang terjadi, misalnya kita tahu interaksi dia yang seperti ini jarang, bisa langsung jepret," tutur Aprison.
Menurut Arbain, latar belakang (background) obyek foto juga bisa sangat memengaruhi hasil pengambilan gambar.
Misalnya, macan kumbang hitam yang sedang berada di tengah pepohonan tentu menjadikan warnanya kontras dan indah.
"Perhatikan background, itu mempengaruhi foto secara keseluruhan," tuturnya.
Dalam mengambil gambar, kamu juga bisa memanfaatkan fitur auto focus tracking. Sebab, gerakan satwa yang cepat harus diabadikan dengan cepat tanpa lengah.
Aturlah mode auto fokus tracking sejak awal. Mode banyak jepretan (continuous shooting mode atau burst mode) juga bisa memudahkan fotografer untuk memotret gerakan cepat dalam waktu singkat.
Terakhir, Arbain berpesan untuk membawa peralatan memotret yang memadai dan sekiranya tepat untuk digunakan.
"Dulu pernah ada pengguna ponsel yang menang dalam lomba, motret di akuarium bisa. Tapi kalau jaraknya jauh, pakai ponsel agak sulit. Jadi, sebaiknya bawa peralatan yang memadai," ujar Arbain.
Kamu bisa membawa lensa sesuai dengan medannya. Jika memotret satwa di alam bebas seperti hutan atau padang sabana, sebaiknya bawa lensa tele 200-400 mm.
Untuk memotret hewan di kebun binatang, lensanya lebih pendek seperti 200mm, atau bisa lensa fix jika jarak ke satwa cukup dekat.
https://travel.kompas.com/read/2022/11/14/120400627/4-tips-memotret-satwa-dari-fotografer-profesional-kenali-karakter