Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mampir ke Mushala Babah Alun di Kolong Tol, Kental Nuansa Tionghoa

KOMPAS.com - Masjid atau tempat ibadah di bawah kolong jalan tol mungkin belum banyak ditemukan di Jakarta.

Salah satu yang bisa dikunjungi adalah Mushala Babah Alun. Lokasinya berada di bawah kolong tol Ir Wiyoto, Jalan Pasir Putih, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. 

Mushala dengan desain unik ini didirikan oleh seorang pria keturunan Tionghoa yang masuk Islam beberapa puluh tahun silam, Jusuf Hamka, sekaligus pengusaha yang dikenal akan aksi demawannya. 

  • Seharian Berkunjung ke 4 Masjid Tionghoa di Jakarta Barat dan Utara
  • Pesona Masjid Ramlie Musofa di Jakarta Utara, Megah Bagai Taj Mahal

Mempunyai panggilan akrab Babah Alun, ia memiliki cita-cita mulia mendirikan 1.000 masjid, yang beberapa di antaranya sudah tersebar di Jakarta.

"Mushala Babah Alun ini bukan yang pertama, tapi yang kedua. Pertama ada yang di Warakas. Dia memang berniat mau bangun 1.000 masjid," ujar pemandu wisata bernama Ira Lathief saat agenda Jelajah Masjid Tionghoa di Jakarta, Minggu (26/2/2023). 

Nuansa perpaduan Tionghoa

Kendati sudah menjadi Muslim, ciri khas yang nampak jelas pada masjid-masjid Babah Alun adalah nuansa Tionghoa yang kental.

Seperti pada mushala di bawah kolong tol Ir Wiyoto, nuansa Tionghoa terasa dari tulisan-tulisan Mandarin yang menghiasi bagian dalam bangunan, berada di bawah tulisan Asmaul Husna dalam bahasa Arab. 

Selain itu, dari segi pintu lengkung menyerupai gerbang di kuil Shaolin (Kong Liong), serta ornamen-ornamen berwarna kuning emas di setiap jendela.

Sentuhan budaya Islam ada pada atap yang berwarna hijau serta tulisan Asmaul Husna, sedangkan budaya Betawi ada pada pagar yang mengitari bangunan mushala.

Hal ini jugalah yang menjadi perhatian masyarakat dan mwnciptakan ketertarikan orang untuk mendatangi masjid-masjid miliknya. 

"Walaupun muslim, dia masih mempertahankan identitasnya dengan memberi nuansa Tionghoa, dan ternyata menarik orang. Kan jadi kinclong kalau beda sendiri, akhirnya banyak orang yang datang," tutur Ira.

Saat Kompas.com berkunjung ke Mushala Babah Alun Minggu (26/2/2023) sore, bangunannya memang tampak menarik mata, meski ukurannya cukup kecil dan terpojok. 

Bangunan itu juga bersih serta memiliki suasana yang adem, nyaman sebagai tempat singgah sejenak untuk beribadah dan beristirahat di tengah perjalanan. 

Adapun masjid pertama seluas 300 meter persegi dibangun di kolong Tol Layang Tanjung Priok, Jalan Warakas, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Setahun kemudian, tepatnya 5 Februari 2019, berdiri Mushola Babah Alun di kolong tol Ir Wiyoto, Jalan Pasir Putih, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara. 

  • Asal Usul Nama Masjid Istiqlal, Ternyata Nazar dari Bung Karno
  • 4 Fakta Menarik Masjid Istiqlal, Lokasinya Bekas Benteng Belanda

Masjid Babah Alun ketiga berdiri di pinggiran Tol Depok-Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan, di atas tanah seluas 450 meter persegi.

Masjid ini diresmikan pada 2020 oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Marullah Matali.

Kemudian, ada juga masjid di Tol Sentul Selatan dan proyek pembangunan masjid lainnya di Soreang Pasir Koja dan Sumedang, Jawa Barat, seperti dikutip Kompas.com (28/7/2021). 

Tidak hanya mushala ini, Masjid Babah Alun lainnya rata-rata bernuansa Tionghoa dengan campuran ornamen berwarna merah menyala dan kuning emas.

Masjid-masjid tersebut memang merupakan akulturasi dari budaya China, Islam, dan Betawi. 

Ira menyampaikan, tak hanya membangun masjid, sosok Babah Alun cukup dikenal karena berbagai aksi kemanusiaannya. 

"Jusuf Hamka juga ada tradisi membagikan makanan buka puasa sampai ribuan porsi di sekitar kelenteng," tutur Ira. 

Selain itu, wujud kedermawanan beliau adalah menyediakan nasi kuning murah, yakni seharga Rp 3.000 bagi kamu duafa.

Nasi kuning beserta lauk pauknya itu dijual di Warung Nasi Kuning Podjok Halal yang berlokasi di Jalan Yos Sudarso, Jakarta Utara, sejak 2018, dilansir dari Kompas.com. 

Adapun karena ia sadar bahwa tidak akan mampu memenuhi targetnya dengan sisa usia yang ada, pria 65 tahun ini memberikan wasiat kepada anak-anak dan cucu-cucunya untuk meneruskan janjinya membangun 1.000 masjid dari Sabang sampai Merauke.

Bagi Jusuf Hamka, Masjid Babah Alun berperan sebagai sarana syiar Islam dan juga destinasi wisata religi yang bebas didatangi siapapun juga, termasuk wisatawan mancanegara. 

https://travel.kompas.com/read/2023/03/07/143400027/mampir-ke-mushala-babah-alun-di-kolong-tol-kental-nuansa-tionghoa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke