KOMPAS.com - Mungkin belum banyak yang tahu adanya sebuah museum di dalam salah satu daerah perumahan di Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sebab, museum ini punya bentuk bangunan yang memang menyerupai bangunan rumah biasa.
Museum Basoeki Abdullah, sesuai namanya, merupakan bangunan yang awalnya memang tempat tinggal sang maestro lukis Indonesia.
Lokasinya ada di Jalan Keuangan Raya Nomor 19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
"Museum Basoeki Abdullah awalnya kan rumah beliau. Jadi ada wasiat dari Pak Basoeki, salah satu isinya sepertiga dari karya lukisnya (beserta rumah) diserahkan ke negara," kata Pamong Budaya Ahli Pertama Museum Basoeki Abdullah, Luthfia Rahmah, saat ditemui Kompas.com, Rabu (29/3/2023).
Ia menjelaskan, Museum Basoeki Abdullah berdiri dari keinginan beliau mewariskan karya lukis maupun koleksi pribadinya kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Tidak hanya karya lukis, koleksi-koleksi pribadi Basoeki dan kediamannya juga diberikan kepada negara untuk dijadikan museum.
Adapun lokasi museum ini tidak jauh dari MRT Fatmawati atau hanya 4,5 kilometer jika ditempuh menggunakan kendaraan.
Jika berjalan kaki, jaraknya hanya sekitar 1,1 kilometer karena kita tidak perlu memutar jalan.
Jam operasionalnya adalah setiap Selasa-Minggu, pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Adapun setiap Senin dan hari libur nasional, museum ini tidak beroperasi.
Oleh karena itu, dari depan, pengunjung yang datang juga dapat melihat museum dengan bentuk bangunan rumah pada umumnya.
Namun, di sebelah rumah asli ada tambahan bangunan yang tampak lebih modern. Pembangunan area ini dilakukan menyusul.
"Ada dua gedung, satu adalah rumah Pak Basoeki, yang gedungnya emang asli rumah beliau. Tidak ada perubahan signifikan, tetap dipertahankan sesuai aslinya," kata Luthfia.
Tetapi, yang tadinya ruangan seperti kamar tidur anak, sudah direnovasi menjadi ruang-ruang koleksi.
Luthfia menuturkan, saat itu, awalnya Basoeki menulis surat wasiat.
Tak lama, terdapat kejadian perampokan di rumah beliau dan secara tidak sengaja, Basoeki Abdullah tewas pada 5 November 1993.
Kemudian, perwujudan surat wasiat Basoeki Abdullah sejak wafat hingga berdiri museum juga melalui proses yang tidak sebentar.
"Ada surat wasiatnya itu proses lumayan panjang, dari beliau wafat sampai berdirinya museum di 25 September 2001," ujarnya.
Museum Basoeki Abdullah yang saat itu hanya terdiri dari bangunan rumah asli dua tingkat seluas sekitar 600 meter persegi, kemudian direnovasi sedemikian rupa agar dapat difungsikan sebagai museum.
Usai proses renovasi selesai pada 25 September 2001, rumah tersebut secara resmi beralih fungsi menjadi Museum Basoeki Abdullah dan diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata saat itu, Drs. I Gede Ardika.
"Lalu 2010 pembelian lahan di samping rumah, baru digarap pembangunannya 2014. Sampai gedung kedua diresmikan pada 2016. Jadi gedung yang (baru) ini usianya baru 6-7 tahun," jelas Luthfia.
Kedua bangunan disambungkan dengan lorong, sehingga pengunjung tidak perlu keluar untuk memasuki keduanya.
Sejak 2016 hingga saat ini, kata Luthfia, struktur bangunan serta ruangan-ruangan yang ada tidak banyak mengalami perubahan.
"Semuanya relatif tetap, yang berubah hanya rotasi koleksinya," ujarnya.
Ia menjelaskan, salah satu perubahan yang mencolok adalah adanya ruang publik, yang disebut dengan ruang kreasi di lantai satu.
Ruangan ini berisi lukisan komunitas, lukisan anak-anak, dan ruangan berisi meja serta peralatan untuk pengunjung yang ingin berkreasi melukis.
Selain itu, di dalamnya ada lukisan repro Basoeki sebagai media ajar.
Adapun rumah dua lantai Basoeki dan gedung empat lantai ini memiliki kurang lebih 10 ruangan.
Di antaranya ada Ruang Publik, Ruang Pameran Temporer, Ruang Lukisan Wanita, Ruang Lukisan Abstrak dan Ekspresionis, Ruang Keluarga Abdullah, Ruang Memorial, Replika Ruang Tamu, hingga Ruang Perpustakaan.
Tidak hanya karya lukis, Basoeki juga memang memberikan sebagian koleksi pribadinya seperti topeng, patung, wayang, senjata, buku-buku, hingga pakaian yang dikenakan sehari-hari untuk disimpan dalam museum.
"Kami mengklasifikasikan koleksi di Museum Basoeki Abdullah ini ada dua. Karyanya Pak Basoeki dan ketokohan atau pribadinya beliau. Kebetulan dia orang yang senang budaya juga," pungkas Luthfia.
Jumlah koleksi lukisan museum yang dihibahkan sebanyak 123 buah, koleksi pribadi (barang dan benda seni) milik Basoeki Abdullah 720 buah, dan buku-buku/majalah sekitar 3000 buah, seperti dikutip dari Kebudayaan Kemdikbud.
https://travel.kompas.com/read/2023/03/29/114637327/sejarah-museum-basoeki-abdullah-berawal-dari-rumah-sang-maestro-lukis
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan