Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Destinasi Wisata Disebut Jangan Hanya "Booming" di Awal

MALANG, KOMPAS.com - Bukan jadi hal baru jika sejumlah destinasi wisata muncul dan masyarakat berbondong-bondong datang, namun situasi tersebut tak berlangsung lama. 

Pada akhirnya, kunjungan pun sepi dan tak sedikit destinasi yang pada akhirnya tutup.

  • Menengok Keindahan Piaynemo Raja Ampat yang Kini Sepi Turis
  • Kampoeng Heritage Kajoetangan di Kota Malang Kini Sepi, Wisatawan Ramai di Pedestrian Kayutangan

Situasi itu menjadi perhatian akademisi Universitas Brawijaya dari Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Prof Ananda Sabil Hussein.

Lewat penelitian berjudul "Experiential Relationship Quality Plus (ExRQ+) Model sebagai Strategi Peningkatan Loyalitas Wisatawan menuju Tujuan Wisata Berkelanjutan", ia melihat pentingnya hubungan jangka panjang diterapkan antara destinasi dan wisatawan. 

Sabil memandang, kepercayaan dan kepuasan menjadi komponen penting dari kualitas hubungan dengaj wisatawan.

"Kebanyakan yang tidak dipahami, " yang penting saya sudah menyiapkan (tempat wisatanya)" tanpa menjaga bagaimana experience (pengalaman) dari wisatawannya."

"Seperti soal kebersihan, harga dan lainnya mempengaruhi," kata Sabil di Universitaa Brawijaya, Malang, Minggu (18/6/2023).

Dari hasil penelitiannya, Sabil merumuskan sebuah konsep tentang proses terbentuknya loyalitas wisatawan terhadap sebuah destinasi wisata. Konsep tersebut diberinya nama Experiential Relationship Quality Plus (ExRQ+) Model.

Konsep ini menjelaskan bagaimana interaksi antara konsumen atau wisatawan dapat menghasilkan evaluasi dalam bentuk kepercayaan dan kepuasan setelah mengunjungi suatu destinasi wisata.

  • 10 Wisata Edukasi di Puncak yang Wajib Dikunjungi Saat Libur Sekolah 
  • 7 Wisata Baru Puncak, Ada Tempat Hits yang Cocok buat Libur Sekolah 

Pada akhirnya, menurut dia, kondisi tersebut akan membangun keterlibatan emosional dan hubungan jangka panjang antara wisatawan dan destinasi.

Dia mencontohkan, ketika seorang wisatawan berwisata ke Gunung Bromo dan menikmati keindahan alam yang ada sembari menyewa kuda untuk ditunggangi di sekitar lokasi.

Bila tidak ada kendala, maka pengalaman yang diterima akan mengesankan bagi wisatawan tersebut dan membuatnya kembali lagi di waktu lainnya karena merasa punya ikatan emosional.

"Misal ber-experience di Bromo, berjalan di Bukit Teletubbies, naik kuda, merasa asyik, itu pengalaman baik. Maka akan ada ikatan emosional, pengalaman ini juga berpeluang diceritakan ke orang lain. Dan, mengakibatkan perilaku kunjungan ulang, bisa bersama keluarga atau koleganya," katanya.

Sabil mengatakan, untuk menjaga pengalaman berkesan tersebut, wisata buatan perlu terus memperbarui fasilitas-fasilitas yang ditawarkan untuk menarik pengunjung.

"Karena orang tidak bisa mempertahankan kondisinya, orang datang kesana pengalamannya tidak semenarik ketika hype di awal."

"Itu contoh kecil bila tidak ada sesuatu yang baru dan menarik, maka orang tidak kesana lagi. Hal baru itu yang bisa menciptakan pengalaman," paparnya.

  • 13 Wisata Bogor untuk Anak dan Keluarga, Pas buat Libur Sekolah
  • 34 Wisata Bogor yang Asri dan Instagramable, Pas buat Libur Panjang

Dia mencontohkan, kondisi Kajoetangan Heritage di Malang yang saat ini bisa ramai wisatawan karena adanya beragam event dan pertunjukan musik di pedestrian.

Keramaian itu perlu dirawat agar pengunjung terus berdatangan. 

Sementara untuk wisata alam, wisatawan relatif akan terus datang karena pengalaman itu terbentuk secara alami. 

"Kalau hanya bangku-bangku saja tanpa ada event, atau festival, ya orang tidak akan datang lagi. Karena hal-hal itu akan membuat pengalaman baru maka orang akan datang lagi," ucap Sabil.

https://travel.kompas.com/read/2023/06/18/194739327/destinasi-wisata-disebut-jangan-hanya-booming-di-awal

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke