Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Aktivitas di Desa Liya Togo Wakatobi, Berfoto dengan Latar Benteng

KOMPAS.com - Desa Liya Togo menjadi salah satu destinasi yang dapat dikunjungi jika sedang berada di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara.

Untuk diketahui, seperti dikutip dari situs Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wakatobi memiliki 43 pulau, dengan empat pulau besar berpenghuni, yakni Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. 

Desa Liya Togo berada di Pulau Wangi-wangi. Jaraknya lebih-kurang 8 kilometer dari Bandara Matahora.

Dikutip dari Kompas.com, (29/6/2023), desa ini pernah meraih juara 2 umum kategori Toilet Terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), dan saat itu menjadi satu-satunya wakil Sulawesi Tenggara di 50 besar.

Jika ingin berkunjung, ketahui sejumlah aktivitas di Desa Liya Togo yang dapat kamu jajal. 

Desa ini dikelilingi oleh bangunan Benteng Liya atau yang juga dikenal sebagai Benteng Keraton. 

Dikutip dari situs Indonesia Travel, benteng ini terbentang seluas 52 hektar dan terdiri dari batu-batu gunung tinggi yang terdiri dari tiga lapisan.

Di lapisan inti benteng, berdiri Masjid Mubarok yang sudah dibangun sejak 1546.

Tak jauh dari benteng juga terdapat pemakaman warga setempat, lapangan yang kerap dijadikan lokasi atraksi posepaa, serta baruga atau bale yang kerap dijadikan tempat berlangsungnya musyawarah adat.

Sudut-sudut di area ini begitu menarik untuk dijadikan spot berfoto dan tampak serasi ketika dipadukan dengan kain sarung yang diberikan pada setiap wisatawan. 

Di dalam dinding benteng, kita bisa menemukan Masjid Mubarok yang merupakan masjid tertua di Kabupaten Wakatobi.

Masjid ini dibangun sejak 1546.

Jika sedang berada di Liya Togo, jangan lupa untuk menyempatkan diri mampir ke masjid ini.

Meski sudah berdiri selama lebih dari 470 tahun, namun beberapa kali perbaikan sudah dilakukan terhadap masjid tersebut hingga kini menjadi lebih baik.

Dulunya, masjid tersebut bahkan masih beratapkan rumbia dan papan.

"Sekarang sudah bagus," kata Kordinator Tim Kelompok Pengelola Pariwisata Desa Liya Togo, Mursida kepada Kompas.com, Minggu (18/6/2023).

Ketika mampir ke Liya Togo, masyrakat juga bisa berkeliling melihat rumah-rumah warga sekaligus melihat aktivitas yang tengah mereka lakukan.

Kompas.com saat mampir ke Liya Togo sempat melihat seorang warga tengah menenun kain.

Sejumlah suvenir khas Liya Togo, seperti tas tenun atau kain, juga bisa dibeli oleh wisatawan. 

Di sudut lainnya, kami juga sempat membeli soami atau kasoami -salah satu pangan khas setempat.

Kasoami sendiri adalah olahan ubi kayu yang dibentuk kerucut dan biasa disantap bersama hasil laut, seperti ikan atau abon. 

Belum sah rasanya jika datang ke Wakatobi tanpa menikmati pesona bawah lautnya. 

Salah satu aktivitas di Liya Togo yang juga layak dicoba adalah snorkeling melihat terumbu karang, ikan hias, dan rumput laut yang dibudidayakan, seperti dikutip dari Indonesia Travel. 

Spot wisata air lainnya yang sayang untuk dilewatkan saat mengunjungi Liya Togo adalah mengunjungi salah satu mata air di sana, yakni Uwe Kohondao. 

Sebelum ada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), masyarakat sekitar memanfaatkan mata air. Sementara saat ini, mata air menjadi sumber air cadangan.

Adapun Liya Togo memiliki lebih dari 10 mata air di sekeliling desa. Meskipun jarak-jaraknya cukup jauh, namun hal itu membuat masyarakat Liya Togo tak pernah kekurangan air. 

"Jadi walaupun musim kemarau seperti gimana pun, alhamdulillah selalu ada air. Tidak kekurangan, meskipun jauhnya (jarak) lumayan," kata Mursida. 

Selain melihat mata air yang dapat diminum, wisatawan juga bisa merasakan sensasi terapi ikan di tengah alam yang rindang dan menenangkan.

https://travel.kompas.com/read/2023/07/03/061613327/5-aktivitas-di-desa-liya-togo-wakatobi-berfoto-dengan-latar-benteng

Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke