Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak Perubahan Iklim, Suhu di Jepang Capai 38 Derajat Celsius

KOMPAS.com - Suhu di Jepang mengalami kenaikan sejak beberapa waktu belakangan, bahkan di beberapa daerah suhunya bisa mencapai lebih dari 38 derajat Celsius. 

Menurut Kementerian Lingkungan Hidup di Jepang, sebagaimana dikutip dari Japan Times, Selasa (18/7/2023), suhu tinggi tersebut disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia. 

  • Pilar Kuil Warisan Dunia UNESCO di Nara Jepang Dirusak Turis
  • 4 Hotel Bertema Hello Kitty di Jepang

Adapun hari-hari dengan suhu tinggi yang ekstrem diprediksi akan terus berlanjut seiring dengan menghangatnya bumi. 

Menurut Badan Meteorologi Jepang, suhu tertinggi tercatat pada Selasa (11/7/2023) di Prefektur Yamanashi pukul 16.00 waktu setempat, dengan temperatur 38 derajat Celcius.

Di wilayah lain, suhu tertinggi di Tokyo dirasakan di Kota Ome yang mencapai 35,8 derajat Celcius, sedangkan suhu di pusat Kota Tokyo mencapai suhu 34,3 derajat Celcius.

Di Hotayama, Prefektur Saitama, tercatat mengalami suhu 37 derajat Celsius, sedangkan di Ushiku, Prefektur Chiba ,mengalami suhu tertinggi 36,4 derajat Celcius.

Akibat suhu panas yang melanda Jepang, ada sekitar 167 orang di Tokyo yang dilarikan ke rumah sakit pada Senin (10/7/2023). Jumlah tersebut tercatat sebagai jumlah terbanyak sepanjang tahun 2023.

Sejak Senin (3/7/2023) sudah ada sekitar 3.964 pasien yang dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans karena penyebab yang sama.

Per Selasa siang (11/7/2023), sebayak 20 prefektur di Jepang berada dalam kondisi "Peringatan Serangan Panas" (Heatstroke Warning Alert).

  • 6 Tempat Bertema Hello Kitty di Jepang, Ada Kereta Serba Pink
  • Jepang Sumbang Turis Terbanyak ke Korea Selatan per Mei 2023

Dampak perubahan iklim nyatanya tidak hanya terjadi di Jepang, tetapi juga di Italia.

Dikutip dari laman ABC News, Minggu (16/7/2023), Kementerian Kesehatan Italia mengeluarkan peringatan untuk 16 kota, termasuk Roma, Bologna, dan Firenze.

Warga Italia diimbau untuk bersiap menghadapi gelombang panas paling intens pada musim panas dan juga salah satu yang paling intens sepanjang masa.

Sehubungan dengan panas yang ekstrem, Departemen Pemadam Kebakaran Tokyo tengah bersiap untuk meningkatnya panggilan darurat akibat suhu yang terus meningkat.

Pihak pemadam kebakaran pun telah menyiapkan sistem "Peringatan Kekurangan Ambulans" (Ambulance Shortage Alert) pada awal Juli.

Hal ini dilakukan setelah lebih dari 80 persen ambulans dikirim untuk menjemput pasien, dan kondisi ini diperkirakan akan berlanjut.

Pada Senin (10/7/2023) Ambulans Shortage Alert dikeluarkan untuk pertama kalinya, dengan sebesar 90 persen ambulans di Tokyo sudah beroperasi sejak pukul 08.30 pagi waktu setempat.

  • Itinerary ala Kaisar Jepang di Jakarta-Bogor, Kunjungi Kebun Raya dan Monas
  • Itinerary ala Kaisar Jepang Naruhito di Yogyakarta

Imbauan untuk masyarakat

Menghadapi kondisi tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup Jepang mengimbau masyarakat untuk sering minum air putih, berteduh, memakai topi dan payung, serta mengenakan pakaian berbahan adem.

Menurut para ahli, suhu panas ini diproyeksikan akan terus meningkat, dan kemungkinan akan terasa lebih panas akibat El Nino. Dilaporkan oleh Kompas.com, Kamis (8/6/2023), El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut di atas kondisi normal di bagian tengah dan timur Samudera Pasifik.

Organisasi Meteorologi Dunia mengumumkan, Senin (10/7/2023), dunia baru saja mengalami pekan terpanas dalam sejarah, kondisi ini menyusul rekor terpanas yang terjadi pada bulan Juni 2023.

Adapun rata-rata suhu global pada 7 Juli 2023 yakni 17,24 derajat Celcius. Suhu ini melampaui rekor suhu pada 2016 sebesar 0,3 derajat.

https://travel.kompas.com/read/2023/07/18/151200127/dampak-perubahan-iklim-suhu-di-jepang-capai-38-derajat-celsius

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke