Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Desa Adat di Bali yang Wajib Dikunjungi Wisatawan

KOMPAS.com - Tak hanya memiliki panorama alam yang indah, Bali juga terkenal dengan adat istiadat dan budaya yang masih kental. Wisatawan bisa mengunjungi desa adat Bali untuk mengenal lebih dekat ada istiadat dan budaya masyarakat Pulau Dewata.

Setiap desa adat di Bali tersebut juga memiliki tradisi unik yang menarik untuk diketahui. 

  • 6 Tradisi Hari Raya Galungan di Bali, Ada Mengarak Barong
  • 7 Tempat Melihat Perayaan Galungan di Bali 

Kompas.com merangkum desa adat Bali yang wajib dikunjungi saat berlibur ke Pulau Dewata, berdasarkan informasi dari website Sensus Desa Adat Bali, sebagai berikut:

Desa Penglipuran terkenal di kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara. Desa Penglipuran pernah menyandang gelar desa terbersih ketiga di dunia menurut Green Destinations Foundation pada 2016, setelah Desa Mawlynnong di India dan Giethoorn di Belanda.

Masyarakat yang menghuni desa adat ini adalah Bali Mula. Mereka masih menjungjung tinggi adat serta filosofi Tri Hita Karana yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam, sekaligus menjaga keseimbangnnya.

Ketika menginjakkan kaki ke sana, wisatawan akan merasakan suasana tenang dan asri khas pedesaan. Lokasi Desa Penglipuran berada di kaki Gunung Batur, tepatnya di Kelurahan Kubu, Kabupaten Bangli. Tepatnya di dataran tinggi sekitar kaki Gunung Batur.

Nama Desa Penglipuran berasal dari kata pengeling pura, yang maknanya adalah tempat suci untuk mengenang para leluhur. Wisatawan bisa mempelajari adat Desa Penglipuran dengan menginap di sejumlah homestay yang telah disediakan. 

2. Desa Tigawasa

Desa Tigawasa berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa adat yang dihuni masyarakat Bali Mula ini berada di ketinggian sekitar 500-700 mdpl, sehingga suansananya sejuk dan asri.

Wisatawan yang berkunjung dapat melihat hamparan perkebunan dan sawah. Pengunjung juga bisa menikmati kopi robusta yang dipetik langsung dari kebun petani setempat.

Salah satu desa tertua di Buleleng ini, memiliki tradisi unik yakni mengubur jenazah menggunakan kain batik. Tradisi ini berbeda dengan adat warga Bali yang menggelar ngaben atau membakar jenazah.

  • Menikmati Keindahan Bali dari Atas Udara dengan Paragliding
  • Lift Kaca di Pantai Kelingking Dianggap Rusak Lingkungan, ini Kata Kadispar Bali

3. Desa Sidatapa 

Desa Sidatapa juga merupakan salah satu desa tua di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Daya tarik Desa Sidapatap adalah rumah adat bernama Bale Gajah Tumpang Salu yang sudah ada sejak sekitar 785 masehi.

Rumah kuno itu terdiri dari beberapa bagian, salah satunya disebut  Tri Mandala yang berfungsi untuk bersembahyang. Bangunan rumah kuno itu terbuat dari tanah, memiliki 12 tiang kayu penyangga, serta membelakangi jalan.

Jika berkunjung ke Desa Sidatapa, wisatawan bisa membeli kerajinan anyaman bambu dan melihat tarian serta ritual khas Desa Sidatapa.

Saat berkunjung ke Desa Tenganan, wisatawan bisa mengunjungi rumah adat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Masyarakat di Desa Tenganan masih menjunjung tinggi aturan adat setempat, yang dikenal sebagai awig-awig.

Aturan adat tersebut sudah ada sejak abad ke-11 dan diperbarui pada 1842. Lingkungan Desa Tenganan masih asri dipenuhi dengan sawah dan pepohonan.

Desa Tenganan terkenal dengan produksi kain tenun gringsing. Lokasi Desa Tenganan berada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem.

5. Desa Cempaga

Desa adat di Bali yang wajib dikunjungi selanjutnya adalah Desa Cempaga. Lokasinya berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Salah satu desa tertua di Kabupaten Buleleng ini memiliki sejumlah tarian sakral yang masih dilestarikan hingga saat ini. Beberapa tarian sakral itu antara lain,  tari jangkang, tari baris, tari pendet, dan tari rejang.

Para wisatawan bisa menyaksikan tarian tersebut di Pura Desa Cempaga. Pengunjung juga bisa menyaksikan Upacara Mecacar yang dilakukan di pura sekitar pukul 01.00 WITA saat Hari Raya Galungan, Kuningan, dan Karya Agung Muayon.

Desa Trunyan adalah desa adat di Bali yang sudah tersohor hingga mancanegara. Mengutip Kompas.com (15/1/2018), keunikan Desa Trunyan adalah tradisi masyarakat tidak mengubur atau membakar jenazah, melainkan  membaringkannya di atas tanah.

Lokasi jenazah tersebut dibaringkan disebut sebagai Sema Wayah, yakni di bawah pohon kemenyan atau dikenal sebagai taru menyan.

Meski tulang belulang berserakan di sana, tetapi tidak tercium aroma atau bau busuk. Kepercayaan masyarakat setempat, pohon kemenyan tersebut memiliki aroma yang mampu menetralisir bau busuk di sekitar makam. 

Desa ini terletak di pinggir Danau Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Untuk bisa sampai di desa ini, pengunjung haru naik perahu menyebrangi Danau Batur.

Desa adat di Bali ini berlokasi di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang terkenal dengan nuansa pedesaan dan budaya yang kental. Saat menyusuri Desa Wisata Nyuh Kuning, wisatawan akan menyaksikan pohon kamboja sepanjang jalan.

Tidak heran, sebab ada program penanaman 5.000 pohon kamboja di Desa Wisata Nyuh Kuning, seperti dikutip dari jurnal berjudul Pengembangan Homestay Berbasis Masyarakat di Desa Wisata Nyuh Kuning Ubud, karya Ni Putu Ratna Sari dan Anak Agung Putri Sri.

Tidak ketinggalan, wisatawan bisa menyaksikan pertunjukkan tari tradisional Bali pada pura-pura di Desa Wisata Nyuh Kuning. Pertunjukkan tarian tradisional Bali itu semakin terasa sakral karena digelar di desa yang masih kental dengan adat istiadat.

https://travel.kompas.com/read/2023/08/06/221558927/7-desa-adat-di-bali-yang-wajib-dikunjungi-wisatawan

Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke