Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Desa Wisata Tebara di NTT, Punya Rumah Adat Menara dan Peninggalan Megalitikum

KOMPAS.com - Desa Wisata Tebara atau Desa Wisata Kampung Prai Ijing di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mempertahankan rumah adat beratap menara dan peninggalan megalitikum.

Desa wisata ini pun masuk babak 75 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

  • Pulau Sumba Masuk Daftar Situs Terancam di Dunia 2022, Apa Sebabnya?
  • Destinasi Wisata Terbaik untuk Dikunjungi di 2022 Versi CNT, Ada Sumba

"Desa ini berbasis budaya dan adat istiadat, dan bahasa setempat yang mereka lestarikan. Saya merasa bahwa inilah yang akan membawa Indonesia memiliki pariwisata berkelas dunia. Bukan Indonesia yang membangun desa, tapi desa yang menganugerahkan kemajuan untuk Indonesia," terang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, lewat keterangan resmi, Senin (14/8/2023).

Saat berada di Desa Wisata Tebara, salah satu hal yang bisa menarik perhatian wisatawan adalah rumah adatnya yang berada di atas bukit. 

Dilansir dari laman Jejaring Desa Wisata (Jadesta), Senin (14/8/2023), rumah adat di desa wisata ini berupa rumah panggung dengan menara tinggi bertanduk yang terdiri dari tiga tingkat.

Tingkat pertama (sali kabungnga) menjadi tempat memelihara hewan. Tingkat ini melambangkan kehidupan manusia di dunia yang dianggap masih kotor. 

Tingkat kedua menjadi tempat hunian manusia yang dilengkapi perapian di tengahnya. Tingkat ini terbagi dua bagian yaitu bali katuonga dan kere padalu, sekaligus melambangkan api penyucian jiwa sebelum manusia menuju dunia arwah (ma rappu).

Tingkat ketiga (umma daluka/toko umma) berupa menara bertanduk yang menjadi tempat penyimpanan makanan dan barang budaya. Di puncak menara ada dua tanduk yang melambangkan perempuan dan laki-laki.

Tingkat tersebut menyimbolkan nirwana. Oleh sebab itu, bentuknya menyerupai telapak tangan yang terkatup, seolah memanjatkan puja kepada Sang Pencipta.

Sementara itu, di desa wisata ini juga ada peninggalan megalitikum berupa Batu Kubur besar dan sarkofagus. Batu Kubur menyimbolkan perahu yang berlayar ke dunia arwah, dikutip dari laman Jadesta.

Secara garis besar, rumah adat menara menyimbolkan kelahiran, sedangkan Batu Kubur menyimbolkan proses meninggalkan raga di dunia menuju keabadian.

Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira menyampaikan, adat budaya di Prai Ijing bukan hanya karena pariwisata, melainkan memang telah menjadi napas kehidupan orang Sumba. 

"Jadi orang Sumba berbudaya bukan karena ingin dilihat wisatawan, keseharian mereka itu adalah budaya itu sendiri. Maka kita bilang Sumba itu adalah the living museum of culture," ujar Marthen.

Selain mengamati rumah adat dan budaya penduduk setempat, wisatawan juga bisa mengikuti beragam atraksi wisata di Desa Wisata Tebara.

Beberapa atraksi tersebut, antara lain Pajurra, Pasola, Kataga atau Kodola, Tarian Wolekka, dan Wulla Poddu.

Pajurra, misalnya, umumnya dilakukan setelah musim panen sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Dalam atraksi ini, laki-laki saling beradu pukul guna menunjukkan kekuatan, namun tanpa dendam.

Pukulan-pukulan tersebut menandakan usaha dan kerja keras mereka dalam menghasilkan panen yang berlimpah.

Selain Pajurra, ada juga Pasola yang populer dan biasanya disertai dengan kuda sumba. Dalam tradisi Pasola, dua suku besar dalam sebuah arena akan berhadapan dengan seorang Rato Adat sebagai penengah.

Ada juga tradisi Kataga atau Kodola yang merupakan parade budaya, Tarian Wolekka yang ditampilkan perempuan Sumba dengan aksesori warna-warni, dan Wulla Poddu yang menjadi momen refleksi suku loli setiap Oktober-November.

Desa Wisata Tebara telah dilengkapi sejumlah fasilitas, di antaranya area parkir, balai pertemuan, kamar mandi umum, kios suvenir, dan spot foto.

Tersedia homestay yang bisa dipilih, khususnya bagi wisatawan yang ingin merasakan tinggal di rumah adat menara. Namanya Homestay Prai Ijing dengan tarif mulai Rp 350.000.

Jangan lupa pula menyicipi aneka minuman dan makanan khas desa, antara lain kopi lolina, rowe kariwa dan bokasawu toro, rao lua atau daun ubi tumbuk, kapuu patunnu, dan kadodu watara.

https://travel.kompas.com/read/2023/08/14/081043127/desa-wisata-tebara-di-ntt-punya-rumah-adat-menara-dan-peninggalan-megalitikum

Terkini Lainnya

Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke