Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Pesona Taman Nasional Ujung Kulon Banten, Habitat Badak Bercula Satu

KOMPAS.com - Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu kawasan konservasi yang terletak di ujung barat Pulau Jawa. Tepatnya, di Kecamatan Sumur dan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten.

Taman Nasional Ujung Kulon identik dengan keberadaan badak bercula satu. Selain itu, kawasan konservasi ini mempunyai hamparan pantai pasir putih yang eksotis.

  • 9 Tempat Wisata di Taman Nasional Ujung Kulon yang Bisa Dikunjungi
  • Banten Punya Tempat Wisata Petualangan, Salah Satunya Ujung Kulon

Dengan sejumlah daya tarik itu, Taman Nasional Ujung Kulon menjadi salah satu destinasi wisata unggulan Jawa Barat. Kompas.com merangkum pesona Taman Nasional Ujung Kulon sebagai berikut.

Taman Nasional Ujung Kulon memiliki luas mencapai 122.956 hektare, terdiri dari kawasan darat sebesar 78.619 hektare dan perairan sebesar 44.337 hektare, berdasarkan informasi dari website resminya.

Kawasan seluas 122.956 hektare ini, menyimpan beragam kekayaan flora dan fauna yang telah tersohor hingga mancanegara.

2. Ditemukan oleh ahli asal Jerman 

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu kawasan konservasi tertua di Indonesia. Berdasarkan informasi dari situs resminya, taman nasional ini ditemukan oleh seorang ahli Botani Jerman, Franz Wilhelm Junghuhn pada 1846. 

Jadi, usianya kini mencapai 177 tahun. Menurut sejarah, kala itu Franz Wilhelm Junghuhn tengah mengumpulkan tumbuhan tropis. Usai ditemukan, kekayaan flora dan fauna Ujung Kulon mulai dikenal oleh para peneliti.

Bahkan perjalanan Franz Wilhelm Junghuhn ke Ujung Kulon ini, sempat masuk di dalam jurnal ilimiah skala internasional beberapa tahun kemudian.

Ujung Kulon merupakan saksi letusan dahsyat Gunung Krakatau pada 1883 silam, seperti dikutip dari Pesona Indonesia. Antara Ujung Kulon dan Gunung Krakatau dipisahkan oleh Selat Sunda.

Letusan dahsyat Gunung Krakatau yang menghasilkan gelombang tsunami setinggi kurang lebih 15 meter tersebut, meluluhlantakkan Ujung Kulon. Mulai dari pemukiman penduduk, satwa hingga vegetasi yang menghuni kawasan ini.

Meskipun letusan Gunung Krakatau menyapu bersih kawasan Ujung Kulon, namun kehidupan di Ujung Kulon kembali bangkit. Beberapa tahun kemudian, ekosistem vegetasi dan satwa di Ujung Kulon kembali tumbuh dengan baik.

Ujung Kulon merupakan habitat badak bercula satu, atau badak Jawa (rhinoceros sondaicus), berdasarkan informasi dari Indonesiabaik.id Kominfo.

Selain badak Jawa, kawasan ini menjadi tempat konservasi beragam satwa lainnya, seperti owa Jawa (hylobates moloch), surili (presbytis aigula), anjing hutan (cuon alpinus javanicus), dan sebagainya.

Jika berkunjung ke Ujung Kulon, sempatkan diri berwisata di Semenanjung Ujung Kulon untuk menikmati Padang Rumput Cidaon, yang menjadi tempat berkumpul banteng, burung merak, ayam hutan, dan badak Jawa yang sesekali menampakkan diri, seperti dikutip dari Pesona Indonesia.

Jika ingin melihat owa Jawa, wisatawan bisa mengunjungi Curug Cikacang yang merupakan habitat hewan langka dilindungi itu.

Selain kekayaan flora dan fauna, Ujung Kulon memiliki panorama pantai yang eksotis, dikutip dari Pesona Indonesia.

Beberapa destinasi wisata unggulan di taman nasional ini antara lain, Pulau Peucang, Pulau Oar, Pulau Umang, Pulau Panaitan, Karang Copong, Gunung Honje, Kepulauan Handeuleum, Sungai Cigenter, dan Semenanjung Ujung Kulon.

Sejumlah pulau dan pantai tersebut merupakan surga bagi peselancar, antara lain Pulau Peucang dan Pulau Panaitan. Jika ingin mendaki, wisatawan bisa menyambangi Karang Copong di bagian utara Pulau Peucang dan Gunung Honje.

6. Ditetapkan sebagai Natural World Heritage Site UNESCO

Dengan berbagai kekayaan flora, fauna, serta keindahan alamnya, UNESCO resmi menetapkan Taman Nasional Ujung Kulon sebagai Natural World Heritage Site pada 1 Februari 1992. 

https://travel.kompas.com/read/2023/09/07/184000627/6-pesona-taman-nasional-ujung-kulon-banten-habitat-badak-bercula-satu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke