Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Pesona Tanjung Puting Kalimantan, Konservasi Orangutan Terbesar di Dunia

KOMPAS.com - Taman Nasional Tanjung Puting adalah kawasan konservasi yang berlokasi di semenanjung barat daya Provinsi Kalimantan Tengah. Tepatnya di Teluk Pulai, Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.

Kawasan konservasi ini, menyimpan sejuta pesona. Salah satunya adalah tempat konservasi orangutan terbesar di dunia, berdasarkan informasi dari situs Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah.

  • 7 Pesona Desa Wisata Cipta Karya di Kalimantan Barat, Ada Bunga Langka
  • Mengenal Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan

Kompas.com merangkum pesona Taman Nasional Tanjung Puting, sebagai berikut:

1. Luas 415.040 hektare

Taman Nasional Tanjung Puting memiliki luas mencapai 415.040 hektare, atau sekitar enam kali luas DKI Jakarta. Dalam satu dasawarsa terakhir, Tanjung Puting telah menjelma menjadi destinasi wisata andalan di Pulau Kalimantan, berdasarkan informasi dari situs Visit Kotawaringin Barat.

Pada 1936, kawasan ini menjadi cagar alam dan suaka margasatwa. Kemudian, ditetapkan sebagai taman nasional pada 1984, berdasarkan informasi dari situs Pariwisata Kalimantan Tengah.

Taman nasional ini, berada di ketinggian 0-100 mdpl. Ekosistem kawasan ini berupa hutan hujan tropis, dataran rendah, hutan tanah kering, hutan rawa air tawar, hutan bakau, hutan pantai, dan hutan sekunder

Taman Nasional Tanjung Puting merupakan tempat konservasi orangutan terbesar di dunia, berdasarkan informasi dari situs Pariwisata Kalimantan Tengah.

Populasi orangutan di Tanjung Puting diprediksi mencapai 30.000 hingga 40.000 ekor. Spesies kera besar tersebut menyebar di seluruh kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.

Selain orangutan, Tanjung Puting menjadi rumah bagi sejumlah satwa endemik yang dilindungi, seperti bekantan, monyet merah, beruang, rusa, dan kucing liar.

Sebagai kawasan konservasi orangutan terbesar di dunia, terdapat pusat penelitian orangutan di Tanjung Puting, yakni Camp Leakey. Lokasinya berada di Sungai Sekonyer Kanan, yaitu anak Sungai Sekonyer yang mengalir di Tanjung Puting. 

Berdasarkan informasi dari situs resminya, Camp Leakey didirikan pada 1971 oleh Dr. Birute Galdikas dan Rod Brindamour. Nama Camp Leakey diambil dari nama seorang peneliti Louis Leakey, yang pernah melakukan berbagai penelitian di taman nasional ini.

Bermula dari dua gubuk, kini Camp Leakey telah memiliki bangunan kamp permanan dari kayu yang berfungsi untuk tempat singgah para peneliti. Selain menjadi tempat wisata,  Camp Leakey merupakan pusat penelitian bagi para ilmuwan dan mahasiswa dari berbagai pelosok penjuru dunia.

Selain aneka satwa, ada beberapa destinasi wisata yang dapat dikunjungi di Tanjung Puting. Meliputi, Tanjung Harapan, Pondok Tanggui, Camp Lakey, Natai Lengkuas, Danau Burung, dan Sungai Buluh, berdasarkan informasi dari situs Pariwisata Kalteng.

Untuk melihat seluruh area Taman Nasional Tanjung Puting, wisatawan disarankan berkunjung pada Juni-September setiap tahun.

  • Wisata di Kotabaru Kalimantan Selatan, Jetski hingga Diving di Pantai
  • Tarakan, Kota 1.000 Kafe di Kalimantan Utara

5. Dikunjungi wisatawan mancanegara

Selain wisatawan domestik, Taman Nasional Tanjung Puting juga menarik minat wisatawan mancanegara.

Berdasarkan informasi dari Kompas.com (17/2/2023), sebanyak 18.000 wisatawan mancanegara mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP)  sepanjang 2022.

Wisatawan mancanegara paling banyak berasal dari Spanyol sebanyak 7.198 orang, disusul oleh wisman asal Jerman sebanyak 1.921 orang, dan wisman dari Amerika Serikat sebanyak 1.846 orang.

Kemudian ada juga wisman dari Inggris sebanyak 1.069 orang dan wisman dari Perancis sebanyak 1.064 orang. Adapun puncak kunjungan wisman tercatat pada bulan Agustus 2022 dengan 5.071 kunjungan

https://travel.kompas.com/read/2023/09/11/174000027/5-pesona-tanjung-puting-kalimantan-konservasi-orangutan-terbesar-di-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke