KOMPAS.com - Wisatawan asing asal China dikabarkan takut bepergian ke Thailand akibat beredarnya sebuah film dan rumor di media sosial yang memengaruhi citra Negeri Gajah Putih.
Dilansir dari AFP, Sabtu (23/9/2023), pariwisata termasuk salah satu sektor andalan Thailand, khususnya wisatawan dari China. Sebelum pandemi Covid-19 melanda, Thailand dikunjungi lebih dari 10 juta wisatawan asing dari Negeri Tirai Bambu.
Kendati demikian, rumor di media sosial yang beredar mengklaim, ada kemungkinan wisatawan akan diculik, lalu dikirim melintasi perbatasan untuk bekerja di kamp-kamp penampungan di Myanmar atau Kamboja.
Salah satu wisatawan China yang terdampak rumor tersebut adalah Jia Xueqiong. Ia berwisata di Thailand selama seminggu bersama suami dan anaknya, meski ditentang oleh kedua orangtuanya.
"Mereka (orangtua) merasa di sini tidak aman dan berusaha membujuk kami agar tidak ke sini," kata Jia.
"Semua teman-teman saya bilang, 'Kamu eksplor duluan (ke Thailand), jika baik-baik saja maka kami akan mengikuti'," lanjutnya.
Kekhawatiran orangtua dan teman-temannya salah satunya bersumber dari film No More Bets yang diklaim berdasarkan "kejadian nyata".
Film ini menyabet gelar film terpopuler ketiga di China lantaran meraup 3,8 miliar yuan (sekitar Rp 7,99 triliun) dan memantik diskusi di internet soal bahaya bepergian ke Thailand.
Disutradarai oleh Ao Sheng, film yang beredar pada Agustus 2023 ini mengisahkan seorang programmer yang berakhir di sebuah kamp penipuan di Asia Tenggara usai diperdagangkan di negara tak bernama yang mirip Thailand.
Laporan dari AFP dan sejumlah media lainnya telah mendokumentasikan ribuan orang China yang dibujuk guna pergi ke sejumlah wilayah di Asia Tenggara, utamanya Myanmar dan Kamboja, untuk melakukan penipuan daring yang menipu korbannya dalam jumlah besar.
Akan tetapi, sebagian besar dari mereka yang terlibat diperdaya dengan tawaran pekerjaan yang menggiurkan, bukannya diculik di jalanan ketika sedang liburan.
Sejauh ini, belum ada komplotan penipuan semacam itu yang ditemukan di Thailand.
Pada tahun 2019, Thailand pernah memecahkan rekor jumlah kunjungan wisatawan asing asal China sebanyak 11 juta kunjungan.
Namun, sejak awal tahun 2023, baru 2,3 juta wisatawan asing asal China yang melancong ke Negeri Gajah Putih.
Beberapa waktu lalu, Pemerintah Thailand juga mengumumkan kebijakan bebas visa sementara bagi wisatawan asing asal China guna meningkatkan arus kunjungan wisatawan tersebut.
Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Thailand, Sisdivachr Cheewarattanaporn menyampaikan, rumor negatif di internet berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan wisatawan.
"Hal tersebut tidak terjadi di Thailand, tapi Thailand yang disasar," ucap Cheewarattanaporn.
Adapun rumor mulai beredar pada Maret 2023 dan menyebar dengan pesat. Di platform media sosial Weibo, topik yang bertanya soal keamanan bepergian ke Asia Tenggara juga jadi populer.
Bahkan, Kedutaan Besar Thailand di Beijing mengeluarkan pernyataan yang isinya meyakinkan pelaku perjalanan bahwa petugas akan "mengambil langkah-langkah guna menjamin keamanan wisatawan".
Tidak hanya itu, Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja, Chhay Sivlin, mengatakan bahwa pihaknya belum menerima grup wisata dari China tahun ini. Mayoritas umpan balik yang mereka terima menekankan kekhawatiran akan keamanan wisatawan.
"Bila Pemerintah China bisa membantu, kami akan bisa menerima wisatawan secepatnya karena masyarakat China mendengar pemerintahnya," ujar Sivlin.
Sementara itu, wisatawan Jia Xueqiong menepis kekhawatiran banyak orang di China.
"Tidak seperti yang dikatakan di internet, (seperti) ditipu atau semacamnya. Sama sekali tidak ada yang seperti itu," tuturnya.
https://travel.kompas.com/read/2023/09/23/122004127/turis-china-disebut-takut-ke-thailand-akibat-film-dan-rumor-di-internet