Pengalaman Berburu Sunset di Kuta Bali Saat Akhir Pekan, Awas Macet

BALI, KOMPAS.com - Panorama matahari terbenam (sunset) di Kuta, Bali, memang memiliki daya tariknya tersendiri, walaupun tidak ditambah siluet pura seperti di Tanah Lot atau tidak bisa dilihat dari atas tebing seperti di Pura Uluwatu.

Antusiasme wisatawan menikmati sunset di Kuta terlihat ketika Kompas.com berburu pemandangan tersebut pada hari Minggu (29/10/2023). 

• Motoran ke Pantai Kuta di Bali, Ternyata Cuma Bayar Rp 2.000
• 9 Tempat Wisata di Kuta Selatan Bali, Bisa Jalan di Bawah Laut

Sekitar pukul 17.00 Wita, keramaian wisatawan sudah terlihat di sepanjang Jalan Kartika Plaza. Rata-rata mereka berjalan kaki di trotoar, diiringi musik yang berbeda-beda dari setiap bar dan restoran yang ada di pinggir jalan.

Ada banyak tempat untuk menikmati sunset di Kuta. Mulai dari pantai hingga restoran, semuanya bisa dipilih tergantung bujet. 

Dengan mempertimbangkan kepadatan lalu lintas dan waktu sunset, Kompas.com memutuskan menikmati pemandangan ini dari Discovery Mall Bali. Jaraknya sekitar 750 meter dari Pantai Kuta.

Setelah menaiki anak tangga dan memasuki mal, Kompas.com tinggal berjalan lurus, lalu keluar dari pintu belakang yang langsung mengarah ke pantai tanpa dipungut biaya tambahan. Jika dilihat dari peta, letak pantai ini ada di antara Pantai Kuta dan Pantai Jerman.

Tidak sedikit wisatawan duduk di anak tangga yang langsung mengarah ke pantai, atau duduk di tepi trotoar yang juga langsung menghadap pantai.

Ada pula wisatawan yang perlahan menuruni bongkahan-bongkahan batu putih yang bersebelahan dengan hamparan pasir putih. Mereka lalu berjalan-jalan di bibir pantai.

Suasana waktu itu belum terlalu ramai karena waktu sunset masih sekitar satu jam lagi. Wisatawan yang ada juga masih sibuk dengan aktivitas masing-masing, mulai dari joging, membeli minuman, berfoto-foto, hingga bermain bola di tepi pantai.

Wisatawan mulai memadati area sekitar pantai sekitar pukul 17.40 Wita lantaran sunset diperkirakan akan terjadi sekitar pukul 18.15 Wita.

Berdasarkan pengamatan Kompas.com, umumnya wisatawan membeli minuman atau camilan, lalu duduk di trotoar yang menghadap ke pantai. Ada juga yang berdiri di pinggir trotoar dan menunggu sunset tiba. 

Baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara berbaur, sekaligus berlomba mendapat spot sunset terbaik di area tersebut.

Adapun dari tempat Kompas.com berada, sunset tidak berada di depan, melainkan di sebelah kiri.

Alhasil, jika ingin mendapat foto sunset yang penuh dan tidak terhalang kios dan wisatawan lainnya, Kompas.com harus berjalan sedikit ke depan atau menuruni bongkahan-bongkahan batu putih agar langsung ke tepi pantai.

Langit perlahan berubah warna ketika waktu menunjukkan pukul 17.55 Wita. Warna langit yang awalnya biru pelan-pelan ditambahi gradasi warna oranye dan merah muda. 

Warna-warna tersebut lalu berpadu sekitar pukul 18.05 Wita, melatari matahari bulat sempurna berwarna oranye yang seolah berada di perbatasan antara laut dan langit. 

Wisatawan yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing seolah terhipnotis dengan pemandangan sunset. Sebagian besar dari mereka berhenti beraktivitas untuk menikmati pemandangan itu melalui ponsel.

Jikalau pun ada wisatawan yang berjalan di trotoar, tangan mereka masih memegang ponsel guna merekam panorama sunset tersebut. 

Macet sehabis lihat sunset

Puas menikmati sunset, Kompas.com keluar dari mal sekitar pukul 18.15 Wita. Meskipun jam masih menunjukkan waktu sunset, tapi lalu lintas di depan mal sudah padat. 

Kemacetan lalu lintas yang sebagian besar terdiri dari kendaraan roda empat ini disebabkan banyaknya wisatawan yang bubar sehabis melihat sunset di Pantai Kuta. 

Oleh sebab itu, jika ingin menikmati sunset di Kuta pada akhir pekan, wisatawan disarankan memperhatikan durasi perjalanan pulang, khususnya bila mengendarai kendaraan roda empat. 

Hal ini karena kemacetan di daerah tersebut bisa memakan waktu lebih dari satu jam, apalagi jika wisatawan harus melewati depan Pantai Kuta.