Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Museum Kretek di Kudus, Gagasan Gubernur Jawa Tengah Tahun 1980

KOMPAS.com – Kota Kudus, Jawa Tengah, tidak hanya punya Masjid Menara Kudus yang juga merupakan makam Sunan Kudus (Jafar Sodiq).

Kudus juga mendapat julukan kota kretek. Itu karena perjalanan industri rokok keretek yang bermula dari Kudus. 

Informasi ini Kompas.com dapatkan saat berkunjung ke Museum Kretek, Kudus pada Sabtu (11/11/2023).

Bahkan, industri rokok sudah dimulai sebelum Indonesia merdeka, yakni sejak tahun 1906 saat seorang bernama Nitisemito menjual rokok dengan merek Kodok Mangan Ulo (kodok memakan ular) yang kemudian berjaya saat berganti nama menjadi Bal Tiga.

Menurut keterangan di Museum Kretek di Kudus, rokok keretek dimulai tahun 1880-an saat seorang warga Kudus bernama H Jamhari yang berhasil mengobati sesak dadanya menggunakan rokok campuran cengkeh, tembakau, dan klobot (kulit jagung kering).

Apabila ingin berkunjung ke Museum Kretek di Kudus, maka jam bukanya adalah setiap hari pukul 08.00-15.00 WIB dengan tarif Rp 4.000 pada Senin-Sabtu dan Rp 5.000 saat Hari Minggu atau hari libur nasional.

Sejarah Museum Kretek di Kudus

Menurut informasi dari pihak museum, Museum Kretek Kudus didirikan atas gagasan Gubernur Jawa Tengah saat itu, yakni Suparjo Rustam pada tahun 1980.

Saat berkunjung ke Kudus, ia menyaksikan potensi dari industri rokok di sana, mulai dari sektor ekonomi hingga historis.

Untuk sektor historis, industri rokok di Indonesia memang tidak bisa dilepaskan dari Kota Kudus.

Terlebih, saat rokok keretek pertama kali ditemukan oleh H Jamhari untuk mengobati sesak dadanya.

Oleh karena itu, Museum Kretek pun dibangun di Kudus di atas lahan seluas 2,5 hektar di Desa Getas Pejaten, Kecamatan Jati.

Museum Kretek Kudus diresmikan pada tanggal 3 Oktober 1986 oleh Suparjo Rustam yang saat itu menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri.

https://travel.kompas.com/read/2023/11/11/210100427/sejarah-museum-kretek-di-kudus-gagasan-gubernur-jawa-tengah-tahun-1980

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke