KOMPAS.com – Beberapa gunung berapi di Indonesia ternyata juga dibuka untuk wisata pendakian.
Beberapa di antaranya adalah Gunung Slamet di Jawa Tengah dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Namun, aktivitas pendakian di gunung berapi akan ditutup apabila ada peningkatan aktivitas vulkanik, demi keamanan pendaki.
Beberapa gunung berapi tujuan favorit pendakian yang kini ditutup adalah Gunung Merapi dan Semeru.
Kedua gunung itu dulu merupakan tujuan favorit pendaki, terutama Semeru yang merupakan titik tertinggi Pulau Jawa.
Mengapa masih ada pendakian saat Marapi meletus
Namun pada Minggu (3/12/2023), gunung api yang jadi wisata pendakian di Sumatera Barat, yakni Marapi meletus.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (4/12/2023), sebanyak 75 orang dilaporkan berada di atas Gunung Marapi saat erupsi terjadi.
Lalu, kenapa masih ada pendakian saat Marapi meletus? Apakah tidak ada penutupan pendakian saat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik, seperti Merapi dan Semeru?
Menurut Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki, pada erupsi Marapi kali ini tidak terekam gempa vulkanik dalam yang menunjukkan pergerakan magma dari dalam.
Fenomena itu menunjukkan bahwa akumulasi tekanan yang menyebabkan letusan, berada di kedalaman dangkal.
"Alat kita tidak merekam adanya gempa vulkanik dangkal. Hal ini menunjukkan bahwa proses tekanan yang terjadi tidak menimbulkan banyaknya retakan-retakan pada batuan yang bisa menimbulkan gempa," ujarnya.
Karena proses peningkatan tekanan tidak menimbulkan gempa, suatu letusan akan sulit untuk diprediksi.
Adapun Gunung Marapi saat erupsi terjadi memang berada di level II atau waspada. Menurut Basuki, wisatawan dan masyarakat sebenarnya dilarang berada dalam radius 3 kilometer atau puncak gunung.
Namun, sambung dia, pihak PVMBG tidak punya hak dan wewenang untuk melarang aktivitas pendakian.
Dilansir dari Kompas.com, Minggu (3/12/2023), Pendakian Gunung Marapi di Sumatera Barat baru ditutup usai erupsi.
https://travel.kompas.com/read/2023/12/04/212638727/mengapa-masih-ada-pendakian-saat-gunung-marapi-meletus