Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Rumah Si Pitung, Jejak Sang Legenda Betawi di Marunda

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama "Si Pitung" mungkin terdengar tak asing, khususnya bagi masyarakat Betawi. Ia pun dijuluki Robin Hood van Batavia.

Dalam film Si Pitung tahun 1970, sosoknya digambarkan berpeci, berangkul sarung, dan berpakaian khas Betawi. Pitung merampok Pemerintah Hindia Belanda, namun menolong masyarakat yang tertindas sehingga ia menjadi buronan waktu itu.

"Tokohnya (di film) gagah ya, jadi orang awam tahunya visual Pitung seperti itu. Ia ganteng, gagah, tinggi," tutur Pemandu dari Wisata Kreatif Jakarta, Ira Lathief saat acara "Giveaway Tur Rumah Si Pitung" di Marunda, Jakarta Utara, Jumat (22/12/2023).

Jika ingin tahu lebih jauh soal sang legenda yang jago silat ini, wisatawan bisa mengunjungi Rumah Si Pitung di Marunda, Jakarta Utara. Namun, rumah ini bukanlah tempat tinggal Pitung.

"Rumah ini sebenarnya bukan rumah si Pitung. Rumah ini dibangun sama Bapak Haji Safiuddin," kata Pemandu Rumah Si Pitung, Tama, dalam kesempatan yang sama.

Menurut cerita penduduk sekitar Rumah Si Pitung, lanjutnya, Haji Safiuddin merupakan pedagang asal Makassar, Sumatera Selatan, yang membangun rumah di daerah Marunda. 

"Zaman dulu rumah Bapak Safiuddin ini yang paling besar," tuturnya. 

Adapun rumah panggung berbahan kayu ulin ini menjadi salah satu tempat persembunyian Pitung jika dikejar-kejar oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Rumah Si Pitung didirikan sekitar tahun 1880. Selanjutnya kira-kira pada tahun 1970, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin waktu itu mencari bangunan tua yang bisa dijadikan cagar budaya. Salah satu yang ia temukan adalah Rumah Si Pitung.

"Rumah ini waktu itu masih ditempati sama ahli warisnya Bapak Haji Safiuddin. Namanya Bapak Haji Matsani," tutur Tama. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lalu meminta izin membeli rumah ini guna dijadikan cagar budaya. Upaya tersebut disambut baik oleh Haji Matsani. 

Kemudian Pemerintah Provinsi DKI mencari tahu sejarah rumah ini. Menurut informasi para sesepuh sekitar yang masih hidup pada waktu itu, rumah ini menjadi tempat bersembunyi Pitung. 

"Akhirnya rumah ini dikasih nama Rumah Si Pitung untuk daya tarik pengunjung," katanya.

Di balik sejarahnya yang panjang, bangunan Rumah Si Pitung rentan terkena banjir rob. 

"Kalau banjir rob, enggak jelas (kapan terjadinya). Tiba-tiba di sana (empang di depan Rumah Si Pitung) naik (airnya), naik saja (airnya). Lagi enggak ada angin, enggak ada hujan, tiba-tiba naik sampai depan. Motor enggak bisa lewat," terangnya.

Rumah Si Pitung pun sempat direnovasi dan baru dibuka pada awal Desember 2023 lalu. Lapisan ubin di bagian bawah rumah ditinggikan agar tidak terkena banjir. 

Sebagai informasi, Rumah Si Pitung beralamat di Jalan Kampung Marunda Pulo, 2, Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Jaraknya sekitar 11,4 kilometer dari Stasiun Tanjung Priok.

Tempat ini buka setiap hari kecuali hari Senin, dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB. Harga tiket masuknya mulai Rp 5.000 untuk pengunjung dewasa, mulai Rp 3.000 untuk mahasiswa, dan mulai Rp 2.000 untuk anak.

https://travel.kompas.com/read/2023/12/23/143222127/rumah-si-pitung-jejak-sang-legenda-betawi-di-marunda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke