Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Plengkung Gading Yogyakarta, Dulu Ada Jembatan Gantung di Atas Parit

KOMPAS.com - Siapa yang tidak kenal dengan Yogyakarta? Daerah ini memang punya banyak peninggalan sejarah.

Itu karena di Yogyakarta-lah, dulu pernah berdiri Kerajaan Mataram Islam pada abad ke-16, hingga Ngayogyakarta Hadiningrat pada 1755.

Peninggalan sejarah pun tidak hanya keraton. Di sebelah selatan Keraton Yogyakarta, terdapat gapura putih, yakni Plengkung Gading.

Gapura ini berbentuk melengkung. Itulah kenapa bangunan ini disebut Plengkung Gading, karena plengkung adalah kata dalam bahasa Jawa yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti melengkung.

Bangunan ini adalah salah satu dari gapura yang berfungsi sebagai pintu masuk ke bagian dalam benteng Keraton Jogja.

Di antara kelima Plengkung yang menghubungkan dengan keraton, yang paling terkenal adalah Plengkung Gading dan Plengkung Tarunasura.

Kedua plengkung tersebut masih mempertahankan bentuk aslinya hingga sekarang dan sangat terkenal di masyarakat.

Sultan Yogyakarta dilarang melintas saat masih hidup

Adapun nama asli Plengkung Gading adalah Plengkung Nirbaya. Lokasinya berada di selatan Alun-alun Kidul Keraton Yogyakarta.

Bangunan ini digunakan sebagai pintu keluar jenazah sultan yang telah meninggal menuju Makam Raja di Imogiri.

Kabarnya, sultan Yogyakarta yang masih hidup tidak diizinkan melewati plengkung di bagian selatan benteng tersebut.

Plengkung Gading ini direnovasi pada 1986. Meski begitu, bentuk bangunannya tetap dijaga seperti aslinya

Dulu ada jembatan gantung di atas parit pertahanan

Menurut Badan Pelestarian Cagar Budaya DIY, sebenarnya ada parit pertahanan selebar sepuluh meter dan kedalaman tiga meter di sekitar keraton.

Namun pada 1935, parit itu hilang dan kini menjadi jalan. Tidak diketahui dengan pasti kapan parit tersebut diubah menjadi jalan.

Setiap Plengkung dilengkapi dengan jembatan gantung yang berfungsi sebagai akses masuk ke dalam benteng melintasi parit. Jika ada ancaman musuh, jembatan akan ditarik ke atas sebagai pintu penutup Plengkung.

Di kawasan Plengkung Gading, terdapat menara sirine yang hanya digunakan dua kali. Pertama, digunakan pada 17 Agustus untuk mengenang detik-detik proklamasi.

Kedua, digunakan menjelang berbuka puasa pada saat bulan Ramadhan. Hal ini menjadi keunikan tersendiri dari kawasan tersebut.

Jika ingin menikmati keindahan malam di sekitar bangunan ini dengan lampu-lampu yang indah.

Suasana tempo dulu yang dihadirkan oleh bangunan ini yang mempertahankan gaya kuno akan membuat siapa pun yang mengunjungi akan terkesan.

Plengkung Gading juga menjadi tempat yang cocok untuk mengambil foto dengan nuansa unik ala zaman kolonial belanda.

https://travel.kompas.com/read/2024/02/21/070700627/plengkung-gading-yogyakarta-dulu-ada-jembatan-gantung-di-atas-parit

Terkini Lainnya

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

Traveler Wajib Tahu, Ini Kelebihan E-Paspor ketimbang Paspor Biasa

BrandzView
Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Puas dengan Pelayanan, 98 Persen Jemaah Ingin Umrah Kembali Bersama Jejak Imani

Travel Update
Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai Kamis Ini di JCC Senayan

Travel Update
Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke