Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

5 Wisata Religi di Surabaya, Berkunjung ke Makam Sunan dan Masjid

KOMPAS.com - Ramadhan tidak hanya menjadi momen suci bagi umat Islam untuk beribadah dan merenung, tetapi juga menjadi waktu yang berharga untuk melakukan perjalanan spiritual ke tempat-tempat bersejarah yang penuh makna.

Kota Surabaya, yang kaya akan warisan budaya dan keagamaan, menjadi tujuan yang ideal bagi para pencari kedamaian dan inspirasi di bulan suci ini.

Berikut Kompas.com rangkum, wisata religi di Kota Surabaya yang bisa kamu kunjungi. 

Masjid Agung Surabaya atau yang dikenal sebagai Masjid Al-Akbar adalah salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Surabaya. 

Sebagai masjid terbesar kedua setelah Masjid Istiqlal di Jakarta, ia terletak di Kebonsari, Selatan Surabaya, dengan luas tanah 11,2 hektar dan dapat menampung 36 ribu jamaah.

Keistimewaan bangunan ini terletak pada detail ukiran dan kaligrafi yang menarik. Kubahnya berwarna biru dan dikelilingi oleh 4 kubah kecil lainnya, serta menara setinggi 99 meter.

Lokasi Makam Sunan Ampel yang terkenal berjarak sekitar 500 meter dari Jembatan Merah, Surabaya. Sunan Ampel.

Tokoh terkemuka dari Wali Songo yang dikenal dengan nama kecil Raden Rahmat, adalah salah satu dari sembilan wali yang berjasa dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. 

Wafatnya pada tahun 1481 di Demak, beliau kini dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. 

Setiap harinya, banyak peziarah memenuhi Makam Sunan Ampel di sebelah barat Masjid Agung Sunan Ampel untuk berdoa dan menghormati sosok yang berjasa dalam sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia.

3. Makam Bupati Pertama Surabaya

Di Jalan Bibis Pesarean, Pabean Cantikan, Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Surabaya, Jawa Timur, terletak Kromodjajan Kanoman, tempat yang menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi bupati pertama Surabaya.

Kromodjajan Kanoman adalah lokasi dimana bupati pertama Surabaya pada masa pendudukan Belanda hingga para adipati disemayamkan. 

Kawasan pemakaman ini juga selalu ramai dengan kehadiran para peziarah yang datang untuk memberikan penghormatan.

Masjid Cheng-Ho menonjol sebagai masjid pertama di Indonesia yang mengadopsi nama Muslim Tionghoa, dan menjadi simbol perdamaian antar umat beragama. 

Keindahan seni dan budaya tercermin kuat dalam arsitektur masjid ini yang didominasi oleh warna merah, hijau, dan kuning. 

Ornamen-ornamen yang dipakai juga memancarkan nuansa Tiongkok klasik, mulai dari pintu masuk berbentuk pagoda hingga relief naga dan patung singa dari lilin dengan kaligrafi Allah dalam huruf Arab di puncak Pagoda.

Masjid Cheng-Ho berada di Jalan Gading Nomor 2, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur

5. Makam Mbah Kapiludin

Dikutip dari artikel Kompas.com yang tayang Rabu, 13/03/2024) Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyatakan bahwa di sekitar Jalan Kupang Gunung Timur atau dekat lapangan futsal terdapat sebuah kuburan ulama atau tokoh agama yang dikenal sebagai Mbah Kapiludin oleh penduduk setempat. 

Meski belum ada catatan secara tertulis, namun dari informasi awal, Mbah Kapiludin merupakan sesepuh atau babat alas di kawasan Putat Jaya.

Bahkan di tahun 1965, kata Yunus, makam Mbah Kapiludin sudah diziarahi oleh masyarakat setempat. Maka menurutnya, tidak ada salahnya jika Pemkot melakukan perbaikan makam Mbah Kapiludin.

https://travel.kompas.com/read/2024/03/14/101200927/5-wisata-religi-di-surabaya-berkunjung-ke-makam-sunan-dan-masjid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke