Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Air Terjun Horizontal yang Sakral di Australia Akan Ditutup untuk Perahu Wisata

KOMPAS.com - Air Terjun Horizontal adalah fenomena alam yang unik di Australia Barat. Jika air terjun biasanya mengalir secara vertikal dari tebing, maka berbeda dengan air terjun ini.

Sesuai namanya, Air Terjun Horizontal atau Horizontal Falls memiliki aliran air horizontal yang mengalir di celah tebing. Fenomena ini menjadi daya tarik wisata selama beberapa dekade.

Namun, keputusan baru telah diambil untuk menghentikan perahu wisata melintasi air terjun yang terletak di Talbot Bay di pesisir pantai barat laut Australia ini.

Air Terjun Horizontal tercipta ketika gelombang air laut mengalir di antara dua celah tebing yang sempit, menciptakan gelombang setinggi empat meter yang menyerupai air terjun.

Selama bertahun-tahun, para turis telah melewati celah ini dengan kapal-kapal yang kuat. Namun, hal ini telah menimbulkan kekecewaan dari masyarakat adat di daerah tersebut yang menganggap situs ini suci.

Kecelakaan itu mengakibatkan cedera pada penumpang dan memicu operasi penyelamatan besar-besaran. Insiden tersebut menyebabkan seruan untuk menghentikan tur karena alasan keamanan.

Horizontal Falls ditutup pada 2028

Sebagai tanggapan atas kekhawatiran tersebut, pemerintah Australia Barat, negara bagian tempat air terjun itu berada, telah mengumumkan larangan untuk tur perahu melintasi air terjun mulai tahun 2028.

Rencana ini mendapat beragam tanggapan dari sebagian pihak. Ada kekhawatiran penutupan akan mengurangi pengunjung dan menyebabkan hilangnya pekerjaan di sektor pariwisata.

Namun, larangan ini juga mendapat dukungan dari penduduk asli setempat, suku Dambeemangaddee, yang telah mendiami daerah ini selama 56.000 tahun.

Mereka percaya bahwa perahu yang menembus celah ini mengotori air terjun yang mereka anggap sakral.

Kesakralan Horizontal Falls

Menurut kepercayaan mereka, perahu yang melintasi air terjun mengganggu kesakralan tempat tersebut karena mengganggu Woongudd, ular mistis yang menciptakan keajaiban alam ini.

Kisah Woongudd ada dalam Dreamtime, kumpulan kisah kuno yang mendefinisikan budaya Aborigin Australia. Derasnya air di air terjun konon disebabkan oleh Woongudd yang meluncur di antara tebing.

Pemerintah Australia Barat telah menyatakan bahwa larangan ini bertujuan untuk menghormati pandangan budaya Pemilik Tradisional dan untuk melindungi situs-situs bersejarah Pribumi.

Meskipun demikian, mereka tetap membuka kesempatan bagi wisatawan untuk tetap mengunjungi Air Terjun Horizontal dengan tetap menjaga jarak dan menghormati kesakralan tempat tersebut.

Sebagai persiapan untuk larangan tersebut, suku Dambeemangaddee telah mulai membuat video dan brosur baru yang akan menjelaskan budaya dan hubungan spiritual mereka dengan Talbot Bay.

Mereka juga membuat tur baru, upacara penyambutan, dan rencana pengelolaan pengunjung untuk lokasi tersebut.

Meskipun kontroversial, larangan tur perahu melintasi Air Terjun Horizontal mencerminkan komitmen pemerintah Australia Barat dalam melindungi warisan budaya dan mendukung industri pariwisata yang berkelanjutan.

Dengan adanya langkah ini, diharapkan kesucian dan keunikan Air Terjun Horizontal dapat tetap terjaga untuk generasi mendatang.

https://travel.kompas.com/read/2024/04/08/130100127/air-terjun-horizontal-yang-sakral-di-australia-akan-ditutup-untuk-perahu

Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke