Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (31)

Kompas.com - 17/04/2008, 07:22 WIB

Visa Uzbekistan juga tidak terlalu lancar. Kedutaan Uzbekistan di Bishkek terkenal suka ribet. Pelamar visa harus menelepon dulu satu atau dua hari sebelumnya untuk memesan waktu wawancara. Yang tidak bisa bahasa Rusia atau bahasa Uzbek, mesti bawa penerjemah. Bukan hanya wawancaranya, isian formulir pun semuanya harus dalam bahasa Rusia. Bahkan untuk menelepon pun harus dengan bahasa Rusia.

Kami berjalan bersama ke Kantor Telepon Pusat –lagi-lagi pusat, persis di seberang TSUM. Di sini dua lusinan bilik telepon kuno berjajar rapi, dan ramai orang duduk berbaris menunggu giliran. Kalau wartel di Indonesia telepon dulu baru bayar, di sini sistemnya prabayar. Setelah membayar kita dapat semacam karcis yang disebut talon, baru kita bisa memulai menelepon.

Kedutaan Uzbekistan memang tidak terlalu ramah. Belum sempat saya bertanya-tanya, telepon di seberang sana sudah dibanting. Bahasa Rusia saya masih belum lulus rupanya, sampai orang di seberang sana tak sabar menunggu pertanyaan saya habis. Siapa yang tidak tahu adatnya kedutaan negara-negara ini, yang dipenuhi orang-orang dengan tingkat kesabaran setipis kertas buram?

Setidaknya saya masih punya beberapa hari untuk menyelesaikan urusan visa-visaan ini. Kami menyeberang lewat penyeberangan bawah tanah yang dipenuhi toko-toko. Lewat depan toko fotokopi, di sini disebut kserokopia – walaupun mesinnya tidak selalu Xerox, saya jadi ingat mesti mengopi beberapa lembar paspor.

Penjaga toko adalah seorang wanita muda yang cantik dan ramah. Tetapi mesinnya tidak. Dari tadi rusak melulu dan hasil fotokopiannya hitam legam. Kami menunggu sepuluh menit. Maksat sudah tidak sabar lagi karena ada janji. Tepat ketika saya hendak meminta balik paspor saya, mesin fotokopi tahu-tahu nyala lagi. Saya langsung menyambar kertas fotokopian, membayar, dan langsung pergi mencari bus.

Sambil menunggu bus yang tidak datang-datang, saya memperhatikan orang-orang yang menunggu di halte. Bishkek memang ramai. Kota ini nampak jauh lebih sibuk daripada Osh, kota terbesar kedua di negara ini. Semua orang berpakaian necis dan modern. Orang keturunan Rusia banyak sekali. Bahasa Kirghiz nyaris tidak terdengar, karena semua orang bicara bahasa Rusia, yang mungkin lebih memancarkan aura intelektual.

Bus di kota Bishkek ukurannya kecil-kecil, bentuknya mirip sebongkah roti tawar. Pintu masuknya di sebelah kanan. Tempat duduknya tak lebih dari 15 saja, dan sore-sore begini semua bus benar-benar penuh. Penumpang berdiri berdesak-desakan seperti ikan sarden. Karena bus yang kecil dan atap rendah, berdiri pun harus membungkuk. Tetapi di tengah kesesakan ini, pria Kirghiz selalu menunjukkan sikap ksatria – mempersilakan wanita dan orang tua untuk duduk.

Ada toleransi yang luar biasa yang belum pernah saya lihat di bus kota Indonesia. Misalnya seorang penumpang yang tidak kebagian tempat duduk membawa barang bawaan yang berat, penumpang yang duduk otomatis menawarkan membawakan barang-barang itu selama perjalanan. Bahkan bayi pun bisa dititipkan pada penumpang lain tanpa ada rasa khawatir.

Saya melompat lega ketika bus sudah sampai di dekat gang kecil rumah Moken. Punggung saya hampir bengkok karena ditekuk terus sepanjang perjalanan. Rumah Moken semakin senja semakin ramai. Bukan hanya sanak saudara, tetapi orang-orang Toktogul yang tinggal di Bishkek pun datang membantu persiapan pesta. Memang benar kata Satina, mana ada Toktogulduk yang tak kenal Moken?

Pukul 8 malam, di tengah keramaian dan kegembiraan tamu-tamu, saya meraba-raba kantong saya. Hey.... mana paspor saya? Biasanya selalu di kantong jaket yang sama, tersembunyi di balik risleting. Sekarang, kok tidak ada. Paspor saya hilang!

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com