Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkelana ke Negeri-negeri Stan (36)

Kompas.com - 24/04/2008, 06:45 WIB

Kazkontrakt, nama gostinitsa (hotel) ini mirip nama perusahaan minyak. Seseram namanya, penginapan ini terletak di sebuah bangunan apartemen tua yang bobrok. Bau apek segera menyergap ketika saya memasuki gedung ini. Kamar-kamar gelap dan dingin menganga sepanjang koridor. Dinding mengelupas. Bau selimut memancar dahsyat, seperti sudah ratusan tahun tidak pernah dicuci. Toiletnya mengenaskan, membuat saya menjadi tidak tega. Kecoak berkeliaran, tidak takut sama sekali dengan musim dingin. Dan dezhurnaya, wanita penjaga hotel, judesnya sudah seperti istri drakula saja.

Tetapi saya tak punya pilihan lain selain menginap di sini. Tempat ini, dengan segala kengeriannya, adalah penginapan paling murah di kota Almaty. Saya membayar 1500 Tenge, atau sekitar 12 dolar. Bukan untuk satu kamar sendirian, melainkan hanya untuk satu kasur dari dua yang ada di kamar ini. Saya harus siap tidur dengan tamu tak dikenal yang bisa datang kapan saja. Saya terkenang dengan hangatnya apartemen di ibu kota Bishkek, yang harganya hanya 2 dolar per malam.

Kyrgyzstan, memang bukan untuk dibandingkan dengan tingginya standar hidup Kazakhstan.

            "Kazakhstan memang baru berkembang, suatu saat nanti kami akan menjadi lebih maju," kata Kolya, seorang koki pembuat roti

Pemuda kurus berusia 20 tahun ini mengeluhkan biaya hidup di Almaty yang sangat tinggi, walaupun infrastruktur di sini tidak terlalu modern. Saya iseng-iseng tanya gajinya. Sekitar 350 dolar. Kolya mengaku gaji segitu termasuk kelas bawah di Almaty. Gaji kelas bawah Almaty 9.000% lebih tinggi daripada upah minimum kota Bishkek.

Saya bertemu dengan Kolya di bawah kelap-kelipnya pohon natal raksasa yang dipasang di depan gedung parlemen. Gedung ini berbentuk balok panjang, menjulang tinggi di hadapan jalan raya Töle Bi. Warga kota datang berduyun-duyun. Musik Rusia diputar keras-keras. Dan orang-orang siap-siap berdansa di bawah guyuran salju dan kelap-kelip pohon natal.

Bukankah Kazakhstan adalah negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Negara ini mengadakan perayaan natal dengan pesta dansa sepanjang malam di jalan utama?

            "Ini bukan pohon natal!" protes Kolya, "Ini pohon tahun baru!"

Orang Kazakh hanya sekitar 50 persen dari semua penduduk Kazakhstan. Sisanya adalah orang-orang Rusia, Jerman, Korea, dan bermacam-macam etnis lain. Budaya orang-orang bule yang merayakan tahun baru dengan pohon natal sekarang menjadi bagian kultur orang Kazakh juga. Sudah jadi identitas.

Tetapi Kolya masih punya identitas lain – sebagai Muslim. Ia menunjukkan kepada saya screensaver HP-nya yang berhias kaligrafi huruf Arab 'ALLAH'.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com