Kalau televisi bisa menjadi sarana penerangan yang disenangi pemerintah, tidak demikian halnya dengan internet. Turkmenbashi pernah menutup semua warnet di kota ini, dan sekarang cuma ada satu warnet di Ashgabat. Harga aksesnya 100.000 Manat atau sekitar 38.000 Rupiah per jam. Semua pengunjung harus menunjukkan dokumen lengkap dan pemerintah terus memantau situs-situs apa saja yang dikunjungi.
Informasi dibatasi. Bagaimana orang bisa berinternet kalau harga akses internet satu jam bahkan lebih mahal daripada tiket pesawat domestik pergi pulang? Sang Pemimpin memang membanjiri warganya dengan kebahagiaan-kebahagiaan – air gratis, bensin dan angkutan umum super murah, tetapi keran informasi tentang dunia luar disumbat. Tak ada lagi yang harus dicari-cari dari Internet, karena Ruhnama, buku maha karya sang Pemimpin Agung, sudah menyajikan jawaban akan semua pertanyaan di dunia.
Setidaknya dari Ruhnama saya menemukan jawaban mengapa orang Turkmen selalu berbaju indah.
(Bersambung)
____________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!