Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (27): Berbalut Khata

Kompas.com - 09/09/2008, 08:00 WIB

Fosil kerang memang ditemukan di Everest. Jutaan tahun lalu, puncak tertinggi dunia ini pernah menjadi dasar lautan, tergenang air, menjadi tempat hidup hewan air zaman purba. Sekarang, setelah bumi berevolusi, gempa tektonik beruntun membentuk pegunungan raksasa Himalaya, tempat ini sudah delapan kilometer jauhnya dari permukaan laut. Sungguh kekuatan yang maha dahsyat yang menjadikan puncak Qomolangma berdiri di sini.

Wajah Everest hanya sebentar saja tersembul dari balik awan tebal. Sekarang kecantikannya tersembunyi kembali di balik khata tebal. Walaupun hanya sekilas, saya sudah bersyukur untuk keberuntungan ini.

           “Hebat sekali...,” seru pemilik warung Chengdu di dusun Tashirom, dalam perjalanan kembali menuju Shegar, “jadi kamu sudah melihat wajah Zhufeng? Cantik sekali bukan?” Saya mengangguk.

Perut saya sakit, mungkin karena tsampa, mungkin juga karena tipisnya udara di kaki gunung raksasa. Pemilik warung bukan hanya memberi saya obat, tetapi sengaja memasak banyak-banyak untuk saya, dan masih ditambahi lagi makanan sisa tamu lainnya.

Saya kembali bersama sepada motor butut Donchuk. Kali ini, kendaraan tua yang malang itu sudah tak kuat lagi mendaki puncak gunung Chou La menuju Chay. Katanya ada 108 belokan, seperti ular melingkar-lingkar. Daripada semakin ngilu duduk di atas motor, saya memutuskan mendaki saja.

Dari atas datang sebuah jip berisi turis. Waktu melintas di hadapan saya, dua kamera terjulur dari jendela mobil. Jepret, jepret. Wajah awut-awutan saya dengan latar belangkang jalan melingkar di bukit yang terjal terekam dalam kamera. “BRAVO!!!” teriak seorang turis, sambil mengacungkan jempol ke arah saya. Mungkin penampilan saya sudah mirip pendaki gunung raksasa. Entah kapan saya bisa menjadi pendaki gunung sungguhan.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com