Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramadhan di Maroko

Kompas.com - 01/10/2008, 21:06 WIB

Bagi saya pribadi, Ramadhan terbukti merupakan bulan yang penuh rahmat. Setelah Abu Dhabi dan Dubai di UAE, saya berkesempatan menikmati suasana Ramadhan di Casablanca dan Marrakech di Maroko.

Sekalipun suasana bulan suci terasa sama-sama kental – baik di UAE maupun di Maroko – tetapi ada suasana santai yang lebih menonjol di Maroko. Pada siang hari, saya melihat sepasang suami-istri muda berjalan-jalan di taman kota. Di Masjid Hassan II, pada saat shalat azar, saya melihat seorang ibu muda cantik dengan tiga anak-anaknya yang lucu, duduk-duduk santai di keteduhan pelataran masjid.

Suaminya – mengenakan jelabah (pakaian seperti jubah, dengan capuchone terlipat di belakang) dan babouche (sandal khas Maroko) – seusai shalat di dalam masjid, disambut anak-anaknya sambil berlari-lari kegirangan. Ia menciumi anak-anaknya, lalu menyambut jabat tangan istrinya. Mereka berlima kemudian pergi ke taman masjid. Sang suami tidur berselonjor di bangku taman, sementara istrinya duduk mengamati anak-anaknya berlarian. Mungkin ngabuburit, menunggu saat iftar (buka puasa) tiba.

Pemandangan itu sangat menyentuh perasaan saya. Di Maroko - sedikit berbeda dengan di negara-negara Arab - menunjukkan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan di tempat umum merupakan pemandangan yang biasa. Perempuan berkerudung pun tampak hilir-mudik di belakang kemudi mobil. Suasananya agamis, tidak sepenuhnya sekuler, tetapi dengan keterbukaan yang meneduhkan.

Kebanyakan tempat makan dan minum tutup sepanjang hari selama bulan Ramadhan. Tetapi, yang tetap buka ternyata tidak merasa perlu harus menutupinya dengan tirai. Contohnya adalah beberapa laitiere (kedai susu) yang tetap buka dan melayani pelanggannya. Laitiere atau laiterie adalah sebuah “lembaga” khas Maroko. Kalau tidak Ramadhan, pada pagi hari orang-orang biasanya duduk membaca koran sambil minum kopi susu atau jus buah. Sarapan ringan termasuk croissant, brioche, dan berbagai roti maupun kue.

Di laitiere, selalu tampak buah-buahan di-display secara menarik. Anehnya, ketika saya memesan buah potong, pesanan itu tidak dapat disajikan. Semua buah itu hanya dipakai untuk membuat jus atau milkshake. Favorit saya adalah milkshake dari kurma dan almond. Rasanya manis dan gurih, dengan tekstur yang cantik. Sebagai pengganti almond, boleh dicoba kismis – tetapi versi ini terlalu manis. Orang Maroko sendiri suka manis. Saya sering melihat orang masih menambahkan madu ke dalam jus kurma dan almond ini.

Di Casablanca, saya sempat menyaksikan acara buka puasa di dua tempat. Pertama, di hotel tempat kami menginap. Huaduuuh, ramainya bukan main! Strictly by reservation! Kalau tidak pesan tempat, jangan harap bisa mendapat tempat duduk. Teman saya yang datang tanpa reservasi, setelah setengah jam tidak dilayani. Dia pindah ke hotel sebelah yang tidak seberapa ramai restorannya. Ternyata, sami mawon! Setelah setengah jam menunggu, baru sup yang keluar. Hidangan utama baru tiba satu jam setelah dipesan. Ini terjadi karena jurumasak juga punya hak untuk berbuka puasa dulu. Sementara, bagi yang sudah pesan tempat untuk berbuka puasa, hidangannya (set menu) sudah dihidangkan di meja masing-masing.

Acara buka puasa kedua saya lihat di Cafe Maure yang juga dikenal dengan nama Sqala. Tempat makan ini memakai bangunan kasbah (kastil) di salah satu sudut kota tua (old medina) yang direnovasi dengan sangat cantik menjadi kafe yang cozy. Tempat ini memang sedang “in” di Casablanca. Di Cafe Maure pun kondisinya untuk berbuka puasa adalah khusus bagi mereka yang sudah memesan tempat. Kapasitas tempat duduk sekitar 200 orang. Tampak beberapa meja panjang yang merupakan pesanan dari kantor atau organisasi tertentu untuk acara buka puasa bersama. Semua meja sudah penuh dengan makanan dan minuman.

Ketika adzan magrib terdengar, acara buka puasa pun dimulai tanpa para pelayan hilir-mudik lagi. Mereka pun melaksanakan buka puasa di depan dapur. Dalam hal ibadah, kesetaraan memang wajib dikedepankan. Para tamu pun menghargai hak para pekerja yang juga sama-sama menanggung lapar dan haus selama sehari penuh.

Bila Casablanca merupakan kota paling besar dengan penduduk terbanyak di Maroko, Marrakech adalah kota cantik dengan peninggalan budaya yang sangat kaya. Marrakech, tentu saja, merupakan pusat tujuan wisata bagi para turis dari berbagai negara. Atraksi utama di Marrakech adalah sebuah alun-alun (piazza) di tengah kota bernama Jemaa el Fna (kurang lebih bermakna perkumpulan arwah atau “assembly of the dead”). Entah kenapa alun-alun itu dinamakan sedemikian mengerikan.

Alun-alun ini benar-benar merupakan sebuah ruang sosial yang menyenangkan bagi warga Marrakech. Jemaa el Fna merupakan sebuah tempat di mana warga kota dapat menemukan hampir semua yang diperlukan mereka. Hanya sekadar duduk-duduk untuk melepaskan lelah atau meneduhkan hati yang gundah. Atau, seperti yang kebanyakan dilakukan orang, berpartisipasi langsung dalam degup aktivitas yang meriah di alun-alun itu. Ada pawang ular, tukang sulap, akrobat, dan para nakachat (seniman henna) yang siap melukis telapak tangan atau bagian tubuh lainnya dengan tinta henna. Hati-hati bila mengarahkan kamera ke orang-orang berpakaian tradisional karena mereka memang mencari uang dengan cara itu. Siapkan uang recehan 10 dirham (sekitar Rp 12.500) untuk orang-orang yang ingin Anda potret.

Sayangnya, seperti juga di beberapa tempat pariwisata di Indonesia, di sini pun kadang-kadang kita merasa terganggu karena ditarik-tarik ke sana ke mari oleh para pedagang yang ingin menjual dagangan mereka. Pada malam hari, di tengah alun-alun muncul pasar kaget tenda-tenda para pedagang makanan.      

Alun-alun ini dikelilingi kafe dan rumah makan yang kebanyakan bertingkat dua. Dari tingkat dua rumah makan seperti itu, kita bisa melihat pemandangan ke arah alun-alun yang selalu ramai. Beberapa rumah makan di sini sudah punya nama dunia, seperti Les Terrasses de L’Alhambra, Cafe Argana, dan lain-lain. Buku-buku panduan wisata selalu menampilkan keistimewaan mereka. Bangunan- bangunan rumah makan itu merupakan “tembok pemisah” dengan sebuah souk (pasar besar) di belakangnya.

Di Marrakech ada sebuah masjid tua (direnovasi pada abad ke-12) yang selain merupakan tempat ibadah, juga merupakan objek turis utama di kota ini. Namanya, Masjid Koutoubia. Sebenarnya berarti “masjid kaum pedagang buku”.

Tentu saja, ketika di Casablanca saya juga berkesempatan mengunjungi masjid agung mereka yang relatif baru dan menjadi kebanggaan mereka. Sekalipun sudah diresmikan beberapa tahun yang lalu, hingga kini pun masih tampak mereka sedang giat menambah bangunan baru di sekelilingnya. Menara masjid ini, setinggi 210 meter, sangat mirip bentuknya dengan minaret Masjid Koutoubia di Marrakech. Pada malam hari, dari puncak minaret ini tampak sinar laser yang menunjukkan arah kiblat.

Masjid ini digagas oleh Raja Hassan II yang pada ulang tahunnya di tahun 1980 mengumumkan rencana membangun sebuah bangunan ibadah sebagai penanda baru bagi Maroko. Ia menyadari bahwa selama ini Maroko kekurangan bangunan bersejarah (historical landmark), sehingga perlu membangun yang baru.

Ketika menggagasnya, Raja Hassan II sebetulnya ingin membangun masjid terbesar di dunia setelah Masjidil Haram di Mekah. Ternyata, ia terlalu cepat mewujudkan cita-citanya, karena beberapa tahun kemudian Abu Dhabi membangun masjid yang lebih besar, lebih anggun, lebih indah, lebih mewah. Sekarang, Masjid Hassan II merupakan masjid terbesar di Benua Afrika, dan juga tetap menyandang predikat sebagai masjid yang paling hi-tech. Biayanya menghabiskan sekitar Rp 7 triliun.

Id Mubarak, Saudaraku. Mohon maaf lahir dan batin.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Rute Transportasi Umum dari Cawang ke Aeon Deltamas

Travel Tips
Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Australia Kenalkan Destinasi Wisata Selain Sydney dan Melbourne

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com