Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (66): Lumbini

Kompas.com - 03/11/2008, 07:55 WIB

Nuansa ‘internasionalisme’ itu terasa di kota kecil ini. Negara-negara Budha mendirikan kuilnya masing-masing. Kuil Budha Thailand megah menjulang, membawa detail kecantikan arsitektur khas negeri Siam. Pagoda Burma berwarna emas, berbentuk gemuk menggapai angkasa. Nefransjah begitu terpesona ketika memasuki kuil China Zhonghua Si. Saya terkagum-kagum oleh bunyi genderang biksu Vietnam yang bersembahyang pagi di kuilnya. Masih ada lusinan kuil lain – Mongolia, Bhutan, Tibet, Kamboja, Jepang, India, Korea, bahkan Perancis.

Tak lama kami di Lumbini, sudah harus bergegas menuju pintu gerbang India di perbatasan Sunauli.. India dan Nepal memberlakukan aturan perbatasan yang unik. Penduduk kedua negara bebas menyeberang tanpa perlu menunjukkan kartu identitas apa pun, seolah-olah tak ada garis batas yang memisahkan kedua negara. Istilahnya, open border. Keluhan di sana-sini tentang keamanan Nepal yang memburuk dengan datangnya imigran miskin dari India dan kekhawatiran India disisipi gerilyawan Maois dari Nepal, menyebabkan perbincangan kedua negara untuk memperketat perbatasan.

Begitu melewati pintu Nepal yang baru dan bergaya etnik, pintu gerbang India yang bobrok, dari tumpukan batu bata menyambut. “Selamat Datang di India”.. Salah satu kekuatan ekonomi dunia ini ternyata punya wajah yang begitu buruk di pintu gerbangnya.

Lewat pintu ini, sebuah dunia yang sama sekali lain langsung menyambut. Pasar yang campur aduk dan kumuh, penuh dengan sapi yang melenggang santai di mana-mana. Jalan penuh lobang dan genangan air. Orang lalu lalang di mana-mana. Negara ini memang penuh manusia.

Pos imigrasi India terletak seratusan meter dari pintu gerbang, tersembunyi di antara himpitan toko kumuh. Kalau tidak hati-hati, mudah sekali terlupa. Orang India dan Nepal memang bebas keluar masuk tanpa paspor, tetapi orang asing yang lupa mengecapkan paspornya akan mendapat hukuman berat ketika meninggalkan negeri ini.

Kami menumpang bus yang penuh sesak menuju kota Gorakhpur, 70 kilometer dari Sunauli. Dari sini ada kereta api yang langsung berangkat ke Delhi.

Stasiun kereta api Gorakhpur adalah kejutan awal India bagi saya. Stasiun ini penuh sesak dengan manusia, tak terbandingkan dengan stasiun mana pun di China sekali pun. Orang tidur di mana-mana. Bau pesing menusuk hidung. Sapi melenggang santai di ruang tunggu, tak ada yang berani menghalau. Bocah-bocah pengemis berambut gimbal, dengan nada meratap dan menangis, memeluk erat-erat kaki saya, terseret ke mana pun saya melangkah. Bagaimana hati ini tak iba melihat para bocah pengemis ini yang sampai menciumi kaki orang – lambang penghormatan tradisi Hindu India – hanya untuk mendapatkan sekeping uang Rupee? Tetapi begitu sekeping uang Rupee terlempar, puluhan anak lainnya langsung datang menyerbu, menerapkan taktik yang sama, merendahkan martabat dengan menciumi kaki.

Kereta api merapat. Orang-orang dengan tak sabar, tanpa sedetik pun yang bisa dibuang, berloncatan masuk dengan beringas. Pertama kali pula saya melihat keberingasan para penumpang. Saring dorong, pukul, desak, hanya untuk bisa masuk ke dalam kereta. Yang lebih ganas lagi masuk lewat jendela. Untungnya tak sampai ada yang duduk di atap kereta seperti di Jakarta.

Mengapa harus berdesakan? Para penumpang ini adalah mereka yang tak kebagian tiket tempat duduk. Adu jotos pun diperlukan kalau ingin tempat yang nyaman. Perjalanan ke New Delhi tidak main-main, semalam suntuk. Saya pun termasuk kategori penumpang tanpa karcis penuh, berimpitan dalam kereta sesak penuh orang.

India, dengan penduduk lebih dari semiliar, wajahnya begitu nyata. Di kereta penuh sesak ini, bahkan berdiri pun susah karena terlalu banyak orang. Waktu tidur, saya memeluk semua barang, karena kereta ini rawan pencuri dan pencopet. Sepasang kaki bau menempel di wajah saya, dan kaki saya menindih perut seorang pria berkumis.

Kejutan India belum berakhir di sini.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Serunya Wisata Kolam Renang di Balong Geulis Sumedang

Jalan Jalan
Nekat Sulut 'Flare' atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Nekat Sulut "Flare" atau Kembang Api di Gunung Andong, Ini Sanksinya

Travel Update
Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Dua Bandara di Jateng Tak Lagi Berstatus Internasional, Kunjungan Wisata Tidak Terpengaruh

Travel Update
Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Batal Liburan, Bisa Refund 100 Persen dari Tiket.com

Travel Update
Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Emirates Ajak Terbang Anak-anak Autisme, Wujud Layanan kepada Orang Berkebutuhan Khusus

Travel Update
Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Harga Tiket Masuk Terbaru di Scientia Square Park Tangerang

Jalan Jalan
Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Ada 16 Aktivitas Seru di Scientia Square Park untuk Anak-anak

Jalan Jalan
Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Sungailiat Triathlon 2024 Diikuti 195 Peserta, Renang Tertunda dan 7 Peserta Sempat Dievakuasi

Travel Update
Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Cara Akses Menuju ke Pendopo Ciherang Sentul

Jalan Jalan
YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

YIA Bandara Internasional Satu-satunya di Jateng-DIY, Diharapkan Ada Rute ke Bangkok

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Harga Tiket Masuk dan Menginap di Pendopo Ciherang Sentul Bogor

Jalan Jalan
Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Pendopo Ciherang, Restoran Tepi Sungai dengan Penginapan

Jalan Jalan
Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Cara Urus Visa Turis ke Arab Saudi, Lengkapi Syaratnya

Travel Update
Pendaki Penyulut 'Flare' di Gunung Andong Terancam Di-'blacklist' Seumur Hidup

Pendaki Penyulut "Flare" di Gunung Andong Terancam Di-"blacklist" Seumur Hidup

Travel Update
10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

10 Tempat Wisata Indoor di Jakarta, Cocok Dikunjungi Saat Cuaca Panas

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com