Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titik Nol (87): Hidup Menurut Buku Panduan

Kompas.com - 02/12/2008, 07:59 WIB

Bolehlah saya mengibaratkan, mereka yang selalu tergantung buku seperti orang yang ingin makan tetapi malas mengunyah, lalu minta tolong orang untuk mengunyahkan. Memang lebih mudah ditelan. Tetapi banyak rasa yang hilang. Apakah orang harus selalu bersiap untuk menghadapi segala sesuatu? Tidakkah lagi ada semangat petualangan mengalami sesuatu yang di luar perencanaan? Tidak adakah lagi kenikmatan ketika kita tersesat di jalan, memeras pikiran untuk keluar dari kesulitan, menemukan surga tersembunyi di suatu tempat yang tidak pernah dirambah orang lain?

Tak hendak memunafikkan diri, dalam tas ransel saya ada setumpuk buku Lonely Planet. Tak tanggung-tanggung jumlahnya, enam buku. Kebetulan semuanya adalah pemberian orang. Bagi saya, yang termasuk kelompok backpacker malas, Lonely Planet banyak membantu untuk menemukan rute bus, tempat wisata, dan daerah penginapan murah. Tetapi saya masih berjuang keras untuk melawan hasrat ketergantungan pada buku ini.

Saya teringat dua tahun lalu ketika pertama kali pergi ke Afghanistan. Kala itu siapa yang tahu Afghanistan selain tentang Taliban dan perangnya? Saya meraba-raba kota Kabul dan dusun Bamiyan. Peta tak punya, bahasa tak bisa, lingkungan tak kenal. Yang bisa saya lakukan hanya mencari sepotong demi sepotong informasi tentang Afghan dari internet, bertanya dengan setiap orang yang ditemui di jalan, menguak takbir misteri negeri impian dengan segenap kemampuan, dan membumbui sedikit dengan jiwa petualang. Hasilnya, pengalaman bertualang di Afghanistan kala itu selalu saya kenang sebagai kegilaan yang terindah dalam hidup saya.

Buku panduan memang membuat hidup lebih mudah. Tetapi jangan sampai hidup dibuat hambar karenanya.


(Bersambung)

_______________
Ayo ngobrol langsung dengan Agustinus  Wibowo di Kompas Forum. Buruan registrasi!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com