Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terima Kasih, Anda Masih Datang ke Thailand...

Kompas.com - 31/07/2009, 06:24 WIB

Setelah mengalami berbagai keadaan, Wat Mahathat yang sempat terkubur dapat tergali kembali meski semuanya tak lagi utuh, seperti hampir semua patung Buddha tanpa kepala dan tanpa tangan. Sekarang kawasan itu berada di bawah pengawasan Museum Nasional Chao Sam Phraya.

Salah satu yang menarik adalah kepala Buddha yang muncul tanpa badan di antara badan pohon. Banyak wisatawan berdoa di situ.

Perjalanan pun kembali bergerak di atas lajunya bus wisata menuju kapal pesiar milik River Sun Cruise untuk menyusuri Sungai Chao Praya dan makan siang di dalamnya. Lalu, baru kembali ke Bangkok selama sekitar dua jam. Sambil menunggu tiba ke atas kapal, beberapa kali Pong menunjukkan peninggalan sejarah, seperti wihara di Ayutthaya. Sayang peninggalan itu hanya bisa dilihat dari balik kaca bus.

Makan siang pun tiba dengan menu khas Thailand. Menaiki kapal pesiar dengan menikmati gelombang dan desir angin menjadi pengalaman luar biasa di Thailand. Bagaimana tidak, sungainya masih terawat dan menjadi salah satu transportasi masyarakat setempat. Sementara di Bali atau di tempat lain di Indonesia sepertinya sudah semakin berkurang dan yang bertambah adalah pemandangan sampah.

Selain menyusuri sungai di Bangkok, rombongan Thai Airways pun dibawa terbang menuju Hoh Samui. Ini merupakan salah satu pulau selain Phuket di Thailand dengan pemandangan yang hampir mirip Bali atau Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

General Manager Thai Airways di Bali Tanawat Hiranyalekha mengatakan, perjalanan wisata ini menjadi salah satu upaya pihaknya meyakinkan calon wisatawan bahwa Thailand aman sebagai tempat kunjungan. Ia pun tidak mengelak adanya penurunan jumlah penumpang sekitar 30 persen dari rata-rata setiap bulan menerbangkan sekitar 5.000 penumpang.

Namun, ia percaya bahwa kepercayaan calon wisatawan akan pulih setelah tragedi penutupan Bandara Internasional Suvarnabhumi pada awal Desember 2008. ”Kini waktunya kami dan sektor pariwisata bangkit,” ujar Tanawat.

Lelah dalam perjalanan pun terbayar ketika Bangkok-Denpasar sekitar empat jam lamanya itu menjadi tak terasa dengan kemanjaan penerbangan Thai Airways. Pelayanan dan keramahan tertuang dalam seluruh penerbangan. Kelas bisnis yang hanya ditempati 41 penumpang itu pun terasa luas bagi setiap penumpang, dengan kebebasan untuk merentangkan tempat duduk serta menyimak layar televisi di kursi masing-masing.

Hmmm... perjalanan yang nyaman. Belum lagi sajian makanan dengan menu tertata dari welcome drink, menu pembuka, menu utama, sampai menu penutup serta tak lupa semua penumpang kelas bisnis atau Royal Silk mendapatkan kenang-kenangan berupa tas kecil berisi perlengkapan penunjang perjalanan, seperti pasta gigi, sisir, dan kaus kaki.

Kembali teringat dengan Pong. Dengan berbahasa Inggris di depan wisatawan, ia terus mengucap syukur. ”Terima kasih, Turis. Anda masih percaya dan datang ke Thailand. Hidup kami bergantung kepada Anda. Turis merupakan tiga besar pendapatan kami,” ucap Pong dengan kedua tangannya menelungkup di depan dada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com