Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investasi Bernama Promosi Wisata

Kompas.com - 01/04/2010, 17:17 WIB

Sumber devisa

Perihal Australia sebagai pasar utama wisata Bali dibenarkan Kepala Seksi Promosi Wilayah Pasifik Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Molly Prabawati. Menurut dia, Bali sudah menjadi rumah kedua bagi warga Australia. Hasil survei menunjukkan, 64,12 persen wisatawan Australia sudah lebih dari dua kali berkunjung ke Bali. Sisanya, sekitar 35,88 persen, baru satu kali berlibur ke Pulau Dewata.

Dari tahun ke tahun, jumlah wisatawan asal Australia terus bertambah. Penurunan pernah terjadi pasca-bom Bali I pada tahun 2002, tetapi kemudian kembali beranjak naik. Kunjungan wisatawan asal Australia kembali menurun dua tahun kemudian setelah terjadi bom Bali II tahun 2005.

Berdasarkan data dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, total wisatawan Australia yang berkunjung ke Indonesia tahun 2002 mencapai 346.242 orang dan turun menjadi 286.538 orang akibat bom Bali I. Setahun kemudian kondisi mulai membaik, jumlah wisatawan Australia yang datang ke Indonesia naik 51,33 persen dari tahun sebelumnya, atau sekitar 406.389 orang.

Tahun 2005 saat terjadi bom Bali II, jumlah wisatawan Australia kembali turun menjadi 391.862 orang dan semakin menurun pada 2006 yang hanya sebanyak 226.981 orang. Kondisi pariwisata mulai pulih tahun 2007 di mana terjadi kenaikan kunjungan wisatawan Australia ke Indonesia yang mencapai 314.432 orang (38,5 persen). Kunjungan warga Australia ke Indonesia terus naik menjadi 399.961 orang pada tahun 2008 dan 522.362 orang tahun 2009.

Kenaikan kunjungan wisatawan Australia bisa mendongkrak devisa negara. Berdasarkan hasil penelitian yang disebutkan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, pada tahun 2009 rata-rata lama tinggal warga Australia di Indonesia adalah 10,22 hari. Satu wisatawan rata-rata membelanjakan uang 141,67 dollar AS (sekitar Rp 1,275 juta) per hari, atau 1.447,35 dollar AS (Rp 13,03 juta).

Jika dikalikan jumlah wisatawan yang berkunjung tahun 2009, total uang yang dibelanjakan mencapai 849,51 juta dollar AS (Rp 7,646 triliun). Sementara berdasarkan data, devisa negara yang bersumber dari wisatawan Australia juga terus mengalami kenaikan. Tahun 2006 jumlah devisa yang masuk dari wisatawan Australia mencapai 301,96 juta dollar AS, tahun 2007 sebanyak 376,67 juta dollar AS, dan tahun 2008 sebesar 668,22 juta dollar AS.

Sadar akan potensi itu, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pun gencar melakukan promosi wisata ke sejumlah negara. ”Tahun ini, khusus untuk Australia, kami melakukan 14 kali kegiatan promosi wisata,” kata Molly.

Selain pameran, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata juga sudah berkali-kali menggelar pergelaran seni-budaya Indonesia di Australia. Bahkan, setiap tahun, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata menggelar sales mission, program promosi yang langsung mempertemukan para pelaku wisata di Indonesia dengan calon wisatawan. Program tahunan ini biasa digelar di sejumlah kota besar di Australia.

Bukan hanya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, perwakilan RI di luar negeri juga turut mempromosikan pariwisata Indonesia. KJRI Perth, misalnya, menggelar paling sedikit dua kali promosi wisata setiap tahun.

Melihat pertumbuhan wisatawan dan sumbangan devisa yang terus meningkat, bukan mustahil jika ke depan sektor pariwisata menjadi penyumbang terbanyak devisa negara. Tidak begitu berlebihan apabila promosi wisata disebut sebagai bentuk investasi baru yang hasilnya akan dinikmati anak-cucu atau generasi bangsa mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com