Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tablanusu dan Festival Danau Sentani 2010

Kompas.com - 14/04/2010, 14:51 WIB

Festival Budaya Danau Sentani 2010 akan diselenggarakan pada tanggal 19-23 Juni 2010 di Kawasan Wisata Kalkote danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua. Event Ini merupakan festival budaya dari beberapa kampung (Ondoafi) di sekitar Danau Sentani dan beberapa Kabupaten di Papua sebagai salah satu dari upaya Kabupaten Jayapura untuk mendukung Program Pemerintah Republik Indonesia untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Festival Danau Sentani 2010 ini dimaksudkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya sebagai aset unik dari Ondoafi dan dijadikan satu paket wisata yang dapat dinikmati oleh para wisatawan domestik dan asing. Pada festival ini akan ditampilkan budaya yang sangat unik sebagai warisan dari nenek moyang (Ondoafi atau Ondofolo) antara lain seperti Tari Perang di atas perahu dan tarian-tarian tradisional lainnya dari berbagai suku yang ada di Kabupaten Jayapura ditambah lagi dengan budaya dari daerah-daerah lain di Papua dan juga daerah lainnya di Indonesia yang mempunyai ciri hampir sama dengan Danau Sentani seperti masyarakat di sekitar Danau Toba di Sumut, Danau Mindanao di Sulawesi Utara, Danau Tempe di Sulsel dan sebagainya.

Konsultan Pariwisata Jayapura, Mian Simanjutak mengatakan hal itu kepada Antara, Senin (1/2/2010) bersama dengan Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae. Menurut Mian, festival yang akan menampilkan berbagai budaya yang ada di Jayapura itu memang bertujuan untuk menjadikan daerah itu sebagai salah satu tujuan wisata. “Di saat Jayapura menjadi tujuan wisata nantinya, maka masyarakat sudah siap menerimanya sehingga bisa memberikan manfaat langsung kepada masyarakat,” ujarnya.

Ia mengatakan, sebagian masyarakat belum siap menerima kedatangan wisatawan sehingga masih dibutuhkan waktu lagi untuk menyadarkannya akan pentingnya wisata. “Jangan sampai nantinya masyarakat hanya akan menjadi penonton saat wisatawan asing datang. Jika itu yang terjadi maka masyarakat justru melakukan tindakan negatif, misalnya merusak obyek wisata,” ujarnya.

Sementara Bupati Jayapura Habel Melkias Suwae menambahkan, salah satu atraksi budaya yang pernah ditampilkan di festival itu (tahun 2008 dan 2009) adalah menari di atas perahu sebagai bagian dari budaya adat Sentani. Menari di atas perahu itu membutuhkan kemampuan khusus sebab bisa menyebabkan perahu oleng dan tercebur ke air. Menari di atas perahu itu biasanya dilakukan saat warga membawa kayu yang akan dipakai untuk membuat rumah pertemuan adat.

Selain itu, ada atraksi merokok di atas air yang dilakukan oleh wanita yang tinggal di sekitar Danau Sentani. Kegiatan merokok itu dilakukan untuk melawan rasa dingin saat mereka menyelam danau untuk menangkap ikan.

“Sebelum masuk ke danau, wanita itu merokok lalu bagian apinya dimasukkan ke dalam mulut. Dengan api rokok dalam mulut mereka masuk ke dalam danau untuk menangkap ikan,” katanya.

Ketua Panitia FDS 2010, Ir. Anna Saway mengatakan FDS kali ini akan menampilkan 3 konsep seperti pagelaran, pameran dan tour. Selain itu, Festival Budaya yang berbasis masyarakat, karena masyarakat yang akan berperan didalamnya, dengan menampilkan hasil kerajinan maupun kuliner khas Papua.

Ada pun beberapa rincian kegiatannya adalah tarian kolosal Papua, lomba budaya, lomba olahraga air, gema tifa kolosal, promosi dan pameran potensi ekonomi, kuliner khas Papua dan nusantara, kerajinan rakyat Papua, pesona anggrek dan tanaman hias khas Papua, field trip keliling danau Sentani, field trip kampung wisata laut Tablanusu, seremoni tugu sejarah perang dunia II Jepang di Genyem, pesona kembang api di atas Danau Sentani.

Perlombaan seni budaya dan olah raga air antara lain lomba perahu hias, lomba ukir, lukis dan disain rumah adat, lomba anyam rambut dan tattoo tradisional, pidato berbahasa daerah, lomba dayung, selam dan renang di Danau Sentani.

Pagelaran seni budaya menggelar antara lain berbagai tarian tradisional dan sendra tari “kaping-kaping rahasia awal Danau Sentani” di pelataran atau di atas perahu oleh masyarakat adat dengan ritme keunikan masing-masing dan penampilan secara kolosal diiringi musik rakyat, suling, tambur dan lagu rakyat dengan aneka permainan rakyat termasuk tarian nusantara yang ditampilkan selama 5 hari penuh.

Sebagai tema yang dipakai kali ini adalah Loving Culture For Our Future. Cinta Budaya Untuk Masa Depan kita yang dimotivasi oleh kecintaan terhadap keberadaan manusia melalui penguatan karakter budaya sebagai bagian hidup. Semoga acara berjalan dengan baik, seperti yang diharapkan oleh Bupati Jayapura, Habel Melkias Suwae agar kiranya acara ini untuk kepuasan semua pihak dan kekerabatan sesama kita, serta kekerabatan kita dengan alam. (Edi Santana Sembiring)

 

Artikel lainnya bisa dilihat di http://wisata.kompasiana.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com