Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gurihnya Kuliner Khas Tasikmalaya

Kompas.com - 01/05/2010, 13:44 WIB

Oleh Adhitya Ramadhan dan Timbuktu Harthana

Tasikmalaya sudah dikenal sebagai daerah penghasil bordir nan indah. Namun, belum banyak yang mengetahui bahwa kota seluas 17.000 hektar ini menyajikan menu kuliner yang sayang bila tak dicicipi.

Nasi tutug oncom adalah salah satu menu, yang menurut sebagian besar orang Tasikmalaya, adalah makanan khas daerah ini. Campuran nasi putih dan oncom merupakan makanan rakyat yang paling nikmat disantap pagi hari. Namun, masih ada ratusan cita rasa makanan bernama bakso yang cocok disajikan pada segala suasana. Meski sama-sama menyajikan bola-bola daging sapi, setiap warung mengemas menu dengan cara dan rasa berbeda-beda.

Ada juga bubur ayam, yang tak kenal waktu. Maksudnya, ada saja warung atau gerobak yang menjual bubur ayam dari pagi, siang, hingga malam hari. Mi ayam, kupat tahu, martabak, dan es sirup bojong pun jadi menu wajib dan favorit warga Tasikmalaya. Lalu, apa sebenarnya titik kenikmatan kuliner Tasikmalaya.

Kenikmatan cita rasa kuliner Tasikmalaya terletak pada rasa gurihnya. Rasa gurih makanan Tasikmalaya pada umumnya inilah yang membuat warga Tasikmalaya rela menyisihkan uang untuk jajan makanan dan berburu kuliner. Apabila menu masakan dari Surabaya terkenal dengan rasa pedas-asinnya, sementara Yogyakarta kental rasa manisnya, Tasikmalaya lebih menonjolkan rasa gurih bumbu-bumbunya.

Menurut Maulana Yudiman, penulis buku Tasik Funtastic Kuliner, rasa gurih melekat pada sajian kuliner Tasikmalaya. Taburan bumbu, bahan-bahan yang diolah, dan cara mengolahnya adalah kunci kenikmatan kuliner Tasikmalaya. "Orang Tasikmalaya lebih senang makanan yang gurih. Lebih dominan rasa asinnya," kata Yudiman, Kamis (29/4).

Ambil contoh bubur ayam, beberapa warung menggunakan tongcai, yakni sejenis sayuran yang diasinkan lalu dirajang. Tongcai ini makin membuat bubur yang bertabur suwiran daging ayam tambah nikmat. Lain halnya dengan nasi tutug oncom, yang menghadirkan rasa gurih dari oncom yang disangrai. Rasa nikmat dilidah makin terasa karena nasi tutug oncom yang panas disantap dengan lauk ikan asin, tahu-tempe, telur mata sapi, bala-bala (gorengan), atau combro.

Demikian pula bakso dan mi ayam yang berderet menyusup di setiap sudut Kota Tasikmalaya. "Saya suka makan di Bakso Laksana, misalnya, karena aroma kuahnya selalu membuat saya lapar. Meski saya sudah makan, begitu mencium bau kuah baksonya, saya langsung lapar," ujar Odang Ruhiat Wijaya, warga Ciamis yang menyukai bakso tasikmalaya.

Banyak bakso di Tasikmalaya yang mengambil nama penjualnya, seperti Baso Kurdi, Baso Komar, dan Baso Loma atau Bakso SR. Penjual bakso itu sudah membuka cabang di pusat perbelanjaan atau mal. Bahkan, saking terkenalnya, ada sebuah komentar dalam jejaring sosial Facebook yang menyatakan bahwa, "Bakso tasik di daerah Cirebon, Majalengka, Indramayu, Kuningan namanya Bakso Priangan Tasik...baru diikuti nama warungnya." Fanatik

Sebenarnya, kata Yudiman, konsumen kuliner di Tasikmalaya mudah beradaptasi dengan menu yang ditawarkan. Namun, mereka juga sangat loyal pada tempat makan yang menyuguhkan kenikmatan rasa yang pas di lidah. Pengusaha makanan di Tasikmalaya terus berinovasi. Namun, ada sejumlah menu yang rasanya tak berubah sedikipun selama puluhan tahun.

Kualitas rasa dan cara pengolahan tetap dipertahankan, seperti ayam bakar di Rumah Makan Ayam Bakar Riung Gunung di daerah Simpang Lima, Kota Tasikmalaya, atau Bubur Ayam H Zaenal di Jalan R Ikik Wiradikarta. Harga bukan jadi masalah. Sebab, harga mulai Rp 3.500 sampai Rp 15.000 per porsi, tergantung tempat makan dan kepopuleran tempat itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com